22

16.3K 4.5K 2.6K
                                    

"Bukan manusia namanya kalau tidak curiga"

- Happy Reading -

•••

Shella sama kagetnya dengan Pak Arkan setelah ikut membaca pesan dari Derry yang masuk di ponselnya. Ia bahkan tidak merasa pernah meminta atau bahkan menyimpan nomor laki-laki itu. Tetapi, bisa-bisanya Derry mengirim pesan seolah-olah Shella yang  sudah lebih dulu mengirim pesan.

"Kenapa harus bohong sih, Shell? Kalo kamu tau soal pembayaran biaya rumah sakit itu ya nggak papa, jujur aja."

"Tapi beneran, demi Allah, aku nggak tau apa-apa. Bahkan soal kontak Derry yang tiba-tiba ada di hp aku aja aku nggak tau," balas Shella sejujur-jujurnya.

"Aku terakhir megang hp tadi siang pas masih di rumah sakit, buat ngabarin kamu, selebihnya enggak. Aku dari tadi sama anak-anak, kamu bisa tanya langsung ke mereka."

"Kamu percaya 'kan sama aku?" tanya Shella dengan nada memohon. Ia memberanikan diri untuk menatap Pak Arkan yang sekarang ini sudah kembali duduk di ranjang, berhadap-hadapan dengannya.

"Kalo aku bisa ngasih bukti, pasti aku kasih. Tapi, masalahnya aku nggak tau bukti apa yang aku punya." Shella menangkup wajahnya sendiri, ia benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang ini.

"Kamu bilang aja, sekarang aku harus apa biar kamu percaya? Aku mau minta maaf tapi takut kamu makin marah." Tanpa sadar tiba-tiba Shella terisak membuat Pak Arkan tidak tega dan langsung memeluknya.

Jujur saja Shella kaget dengan perubahan sikap suaminya yang sangat tiba-tiba. Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa ia juga rindu dengan pelukan ini.

"Aku minta---"

"Sssstt," Pak Arkan memotong perkataan Shella, ia masih mendekap istrinya sambil mengusap-usap bahunya yang masih naik-turun. "Aku yang minta maaf," ujarnya.

"Nggak seharusnya aku kaya gini disaat kondisi kamu lagi nggak sehat. Maaf karena aku udah sempet mikir yang aneh-aneh."

Shella melepas pelukannya, "kamu udah nggak marah? Kamu percaya sama aku?" Tanyanya sambil menatap Pak Arkan dengan kedua matanya yang masih berair.

Pak Arkan mengangguk, "of course, baby," balasnya dan kembali memeluk Shella.

Shella membalas pelukan suaminya, sekalian mengelap air mata dan ingusnya di baju Pak Arkan.

"Tapi itu nomer Derry kenapa tiba-tiba ada di hp Shella?"

"Besok aku cari tau, sekarang kamu istirahat ya."

Pak Arkan membantu Shella untuk kembali merebahkan tubuhnya, menarik selimutnya sebatas dada dan mencium puncak kepalanya cukup lama.

"Ada yang sakit?" Tanyanya.

Shella mengangguk, "ada."

"Dimana?"

"Hati Shella tadi sakit banget liat kamu kaya gitu. Apalagi pas bentak El, Shella sakit sekaligus takut."

"Maaf ya." Pak Arkan menyingkirkan beberapa anak rambut Shella yang menghalangi wajah cantiknya.

"Kamu besok minta maaf sama anak-anak, biar mereka nggak takut sama kamu."

Pak Arkan mengangguk, "iya."

Shella tersenyum manis, akhirnya ia bisa mendengar nada lemah lembut suaminya lagi.

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang