30

16.1K 4.1K 2.1K
                                    

- Happy Reading -

Pak Arkan semalam benar-benar tidak pulang ke rumahnya. Laki-laki itu juga tidak ada niatan untuk pulang ke rumah Mamanya, karena itu pasti akan membuat masalahnya justru semakin runyam. Akhirnya Pak Arkan memutuskan untuk chek in hotel saja.

Pagi-pagi sekali, laki-laki itu sudah meninggalkan hotel, ia berangkat ke kampusnya masih dengan setelan baju dari kemaren. Sekarang ia hanya berharap, semoga mahasiswa-mahasiswinya tidak begitu memperhatikan penampilannya  yang tak serapi biasanya.

Selain itu, Derry yang merasa belum dapat perintah dari Pak Arkan untuk berhenti bekerja, masih tetap menjalankan tugasnya menjemput anak-anak di rumah dan mengantarnya  ke sekolahan.

Pagi ini anak-anak terlihat tak ada semangat seperti biasanya, mereka bahkan hanya diam selama perjalanan menuju sekolah.

Setelah Al turun di sekolahnya, kini tersisa El yang hanya melamun sambil melihat ke arah jalanan. Derry melirik anak sulung atasannya lewat kaca spion, ia jadi ingat perkataan Kakaknya semalam. Tentang El yang sudah diharuskan menemani kesedihan Bundanya dari dalam kandungan, dan sekarang harus diulangi lagi, karena perbuatannya.

Kalau dilihat dari sudut pandang seorang anak kecil yang tidak tau apa-apa memang rasanya ia terkesan sangat jahat. Tetapi, ia tetap tidak akan merasa puas selagi dendamnya memang belum terbalaskan.

"El kenapa? Ada masalah?" tanya Derry guna memecah keheningan.

El menoleh, menatap Om Bro nya dari kaca spion. Ia lebih dulu menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Derry. "Ayah semalam tidak pulang, apa Ayah benar-benar marah dengan Bunda?" tanyanya.

"Ayah kenapa tidak mau mendengarkan penjelasan Bunda? Bunda 'kan beneran tidak bersalah. Om Bro juga cuma bantuin Bunda saja 'kan?"

Derry menyunggingkan senyum tipisnya, "mungkin Ayah nya El lagi banyak masalah, atau lagi pusing karena kerjaannya. Jadi, biasanya orang kalo lagi banyak masalah pasti gampang emosi."

"Om Bro bertemu dengan Ayah El tidak? Om Bro bicara pada Ayah El tidak tentang hari kemarin?"

"Om Bro belum ketemu Ayah El, 'kan Om Bro belum berangkat ke kantor. Nanti ya, nanti kalo Om Bro ketemu pasti bakal Om Bro jelasin."

El mengangguk setuju, bocah itu sedikit menyunggingkan senyumnya,  merasa sedikit lega dengan janji dari Om Bro Derry. Meskipun sebenarnya, janji hanya sebuah ucapan penenang.

"Nanti Om Bro bantu jelasin ya, bilangin Ayah buat tidak marah sama Bunda. Kasihan Bunda, Om Bro, El tidak suka melihat Bunda menangis."

Derry sedikit tidak tega mendengar nada bicara El yang benar-benar tulus memohon. Lagi-lagi ia ingat dengan perkataan Dessy semalam.

"Bunda El semalem menangis?" tanyanya.

El mengangguk, "sebenarnya Bunda tidak mau menangis, tetapi El suruh Bunda menangis. El tidak suka melihat Bunda tersenyum palsu, El tidak suka melihat Bunda selalu berpura-pura."

"El suka melihat Bunda tersenyum, tetapi kalau Bunda senyumnya hanya untuk pura-pura, El tidak suka."

"Om Bro mau bantuin El tidak?" tanyanya. Bagi El, Derry adalah harapan satu-satunya agar Ayahnya mau kembali ke rumah dan tidak marah lagi pada Bundanya.

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang