- Happy Reading -
•••
Semalam Pak Arkan baru sampai di rumahnya pada pukul sebelas, laki-laki itu hanya mengecek anak-anaknya di kamar tanpa ada niatan untuk membangunkan keduanya.
Setelahnya ia langsung menuju kamarnya, mandi untuk sedikit mendinginkan kepalanya yang terasa sangat berasap malam ini. Selesai mandi, Pak Arkan tidak langsung tidur, ia hanya duduk di sofa sembari memikirkan permasalahan rumah tangganya yang semakin hari justru semakin rumit.
Akar permasalahan ada di dirinya yang salah mempercayai orang, kenapa ia bisa sampai se-tidak teliti itu mencari orang kepercayaan. Dan bisa-bisanya istri dan anak-anak malah begitu lengket dengan orang tersebut.
Kalau dipikir lagi, kedekatan Shella dengan Derry dari kemarin-kemarin memang tidak wajar diliat sebatas atasan dengan supirnya. Apalagi Shella dan kedua anaknya akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu dengan Derry daripada dengannya.
Pak Arkan ingin mengalah agar masalah ini tidak merembet kemana-mana, tetapi rasanya sulit sekali untuk kembali menaruh kepercayaan pada Shella. Dengan semua bukti yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, dan alasan perempuan itu yang seringkali tidak masuk akal membuat ia semakin yakin kalau Shella sudah sangat sulit dipercaya. Apalagi kejadian malam ini yang membuat ia semakin muak dan jijik pada istrinya sendiri.
Kalau sebatas jalan berdua, belanja berdua atau makan berdua itu masih bisa dimaafkan. Tetapi tidak untuk di kamar hotel berdua. Mengingat bagaimana Derry mengukung istrinya, melepas satu persatu kancing baju tidurnya, dan jangan lupakan bekas kemerahan menjijikan di leher Shella.
Mau percaya kalau itu hanya jebakan, tetapi Shella sengaja memblokir kontaknya agar tidak bisa dihubungi. Pak Arkan semakin yakin kalau Shella memang ada main di belakang dengan asisten pribadinya. Dan perempuan itu menangis bukan karena menyesal, tetapi karena takut ketahuan.
Ya, Pak Arkan semakin yakin dengan pemikirannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk tidur, karena besok harus membangunkan dan menyiapkan segala keperluan anak-anak ke sekolah.
•••
Pagi ini anak-anak begitu sumringah karena Ayahnya sudah mau pulang, membangunkan mereka dan juga menyiapkan segala keperluannya. Mereka bahkan belum menyadari kalau Bundanya yang tidak ada di rumah ini.
Anak-anak barulah merasa heran karena tidak mendapati Bundanya di meja makan ataupun di dapur.
"Bunda kemana, Ayah?" tanya Al saat mereka sudah berkumpul di meja makan.
Bocah itu celingukan mencari keberadaan Bundanya yang tak kunjung kelihatan. Bi Ayu meletakkan dua gelas susu pelan-pelan, sembari menunggu jawaban Pak Arkan. Karena, ia sendiri juga bingung sejak pagi tidak mendapati Shella di rumah ini.
"Udah cepet kalian sarapan aja, nanti berangkat sekolah sama Ayah," balasnya justru mengalihkan pembicaraan.
"Om Bro tidak menjemput kita lagi?" kali ini giliran El yang bertanya.
Hening
Tidak ada jawaban apapun dari Ayahnya.
"Om Bro tidak kesini, Ayah?" Al kembali bertanya karena pertanyaan Abangnya tak mendapat jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Menikah dan memiliki dua orang anak tidak menghalangi jiwa-jiwa kpopers dalam diri Shella. Istri dari Bapak Dosen yang satu ini tetap aktif mereog setiap kal...