"Tidak semua telinga bisa menjaga mulutnya."
- Happy Reading -
•••
Melatih anak-anak untuk belajar mandiri bukan berarti Shella malas mengurus mereka, ia hanya ingin anak-anaknya kelak tidak tumbuh menjadi remaja yang manja seperti dirinya dulu.
Apalagi, pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya, semoga saja yang jadi pohonnya itu Pak Arkan, bukan Shella. Setidaknya sifat suaminya jauh lebih banyak sisi positifnya dibanding dia.
Pagi ini Shella hanya menyiapkan keperluan anak-anaknya, selebihnya ia biarkan mereka mengenakannya sendiri. Begitupun dengan anak sulungnya yang paling tua, yang tak lain dan tak bukan ialah Arkan Dirgantara. Ia hanya menyiapkan seluruh keperluan kantornya dan langsung pergi ke dapur disaat anak sulungnya sedang mandi.
Selesai membuat nasi goreng untuk sarapan, Shella langsung menyajikannya di meja makan, sebelum ketiga anaknya keluar dari kamar masing-masing.
"AL DULUUUUUUUUUUU."
"EL DULUAN, AL KALAAAAAH."
"TUNGGUIN AL, ABAAAAAAAAAAAANG."
"TIDAAAAAAAAK MAUUUUUUU."
"AL MAU JUARA SATUUUUUUUUU."
"JANGAN LARI-LARI," teriak Shella mendapati kedua anaknya berlarian menuruni anak tangga.
Keduanya kompak berhenti, dengan tangan kanan menenteng tas dan tangan kirinya memegang sisir. "SYAAAAPPPP, NDAAA," balasnya kompak.
"Biar apa lari-larian di tangga? Nanti kalo jatuh, nangis, siapa yang dimarahin Ayah?" Tanya Shella sambil berkacak pinggang.
"Bunda."
"Tangga."
Balas El dan Al berbarengan.
"Salah tangganya, Abang," protes Al, merasa tidak setuju dengan jawaban Abangnya.
"Tangga kan benda mati. Buang-buang waktu saja kalau Ayah marahin tangga."
"Biar Al yang marahin tangganya."
El memalingkan wajahnya dari sang Adik, bocah itu lebih memilih menatap Bundanya. "Bunda, Bunda, tadi Al tidak bisa pakai sabuk sendiri," tuturnya ember.
"Bukan tidak bisa, Ndaaaaaa, Al cuma lupa cara menariknya sajaaaaaa." Lagi-lagi anak bungsu Bapak Arkan itu tidak terima dengan penuturan Abangnya.
"Sama sajaaa tidak bisaaaaa."
"Al kan lupaaa, lagian tadi Abang yang bantuin Al, bukan Al yang minta."
"Kata Bunda kan kita harus baik ke semua orang, jadi El bantuin orang yang kesusahan pakai sabuk."
Alano melipat kedua tangannya didepan dada, "Al bukan orang susah."
"Kesusahan, bukan orang susah."
"Kesusahan kan sama saja sedang susah."
"Iya 'kan Al susah, tidak bisa pakai sabuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Menikah dan memiliki dua orang anak tidak menghalangi jiwa-jiwa kpopers dalam diri Shella. Istri dari Bapak Dosen yang satu ini tetap aktif mereog setiap kal...