29

16K 4.8K 4.5K
                                    

- Happy Reading -

•••

"SHELLA!"

Tidak hanya Shella yang menoleh kaget, Derry dan kedua anaknya pun tak kalah kaget mendengar teriakan Ayahnya dengan nada emosi itu.

Derry reflek melepas rangkulannya, begitupun dengan Shella yang langsung menjauh dari Derry dan buru-buru keluar dari kamar mandi.

"Oh gini kelakuan kamu kalo aku lembur?" Tanyanya.

Pak Arkan menyunggingkan senyum, tentunya bukan senyum tulus. Hanya senyum meremehkan yang ia tujukan untuk Shella dan juga Derry.

"Sayang, ini nggak kaya yang kamu li--"

"Udah lah, nggak usah alesan. Lama-lama aku kasian sama kamu yang harus selalu nyiapin alesan kalo udah ketangkap basah."

"Maaf, Pak, tapi saya cuma bantu benerin kran air--"

"Harus sambil rangkul-rangkulan?" Potongnya.

"Saya reflek, karena takut Mba Shella jatuh. Ini lantainya licin banget soalnya."

"Sama aja, tukang alesan." Pak Arkan balik badan, ia bahkan tidak peduli pada tatapan ketakutan kedua anaknya.

"Nyesel aku pulang siang-siang," ucapnya sebelum kembali pergi, meninggalkan rumah.

Pak Arkan tetap berjalan cepat meninggalkan rumah, tidak peduli pada Shella yang berusaha mengejarnya dengan kondisi basah.

Tidak hanya Shella, kedua anak-anaknya pun mengikuti langkah Bundanya dengan perasaan takut dan wajah yang sudah banjir air mata.

Daripada kejadian tempo hari, wajah Ayahnya yang hari ini tiga kali lipat lebih menyeramkan.

Sampai di teras rumahnya, Shella berhasil menggapai pergelangan tangan Pak Arkan.

"Please, jangan pergi. Shella bisa jelasin," ujarnya memohon.

"Nggak perlu." Pak Arkan menepis tangan Shella cukup kasar, langsung memasuki mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

El mendekati Bundanya dan langsung memeluk kakinya, "sudah Bunda, jangan dikejar," lirihnya dengan penuh rasa takut.

Baru kali ini ia melihat Ayahnya marah-marah pada Bundanya tepat di depan mata.

Shella menunduk, melihat anaknya yang ketakutan. Bahkan Al hanya berdiri di ambang pintu sambil menangis. Ia tersenyum hangat, agar anaknya tidak begitu khawatir.

"Jangan nangis, Bunda aja nggak nangis," ujarnya sambil mengusap air mata di wajah si sulung.

Shella menuntun El dan Al untuk kembali memasuki rumah. Sedangkan Derry berkali-kali meminta maaf sebelum kemudian pamit pergi.

Setelah mengganti bajunya yang basah, Shella menghampiri anak-anaknya di kamar, menenangkan keduanya agar tidak terus-terusan ketakutan.

Ini yang Shella takutkan kalau sampai ia dan suaminya ada masalah dan bertengkar di depan anak-anaknya. Ia tidak mau semua yang belum seharusnya mereka lihat, membuat mental keduanya tidak baik-baik saja.

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang