- Happy Reading -
•••
Sudah tiga hari Derry menggantikan tugas Pak Yanto untuk mengantar-jemput anak-anak Pak Arkan.
El dan Al sudah semakin akrab dengan Om Bro Derry, mereka bahkan tidak sungkan meminta tolong Derry untuk membantunya mengerjakan tugas, bahkan ketika Derry baru sampai di rumahnya pagi-pagi.
Derry sendiri juga tidak pernah menolak permintaan El maupun Al, meskipun ia sedang sibuk sekalipun.
Di umurnya yang hampir sama dengan Shella, ia malah menganggap El dan Al sudah seperti adik-adiknya sendiri.
Kedua anak atasannya ini memang menggemaskan, dan selalu ada saja tingkahnya yang membuat ia tertawa. Hal itu membuat Derry semakin tidak tega jika harus menolak permintaan keduanya.
Toh mereka juga tidak meminta yang aneh-aneh.
Selama tiga hari pula, Pak Arkan menjadi manusia super sibuk yang akan berangkat pagi-pagi buta dan pulang tengah malam. Ia bahkan jarang bisa bertemu anak-anaknya, karena disaat ia pulang anak-anak sudah tidur dan ketika dia berangkat anak-anak belum keluar kamar.
Seperti sekarang ini, anak-anak belajar dengan ditemani Shella. El begitu fokus membaca dan mengerjakan soal-soal latihan ulangan untuk besok. Ia bahkan sudah mewanti-wanti adiknya untuk tidak berisik selama dia belajar.
"Ayah biasanya pulang jam berapa, Nda?" Tanya Al membuat El menoleh tak suka.
Paham akan raut wajah Abangnya, Al langsung menangkupkan kedua tangannya, meminta maaf. "Mianhae, tetapi 'kan Al bicaranya pelan-pelan."
"Abang 'kan cuma menoleh, tidak sedang menyalahkan Al." El bingung dengan adiknya yang langsung meminta maaf, padahal ia tidak bicara apa-apa.
"Tetapi Abang menolehnya tidak senyum, jadinya Al takut Abang marah."
"Tidak, Abang tidak marah."
"El udah selesai belajarnya?" Tanya Bundanya.
"Sudah, Nda, El sudah hafal semua rumusnya."
"Pinter anak Bunda." Shella mengacungkan kedua jempolnya.
"Jadi, Ayah pulang jam berapa, Nda?" Ulang Al karena tak kunjung mendapat jawaban.
"Nggak pasti sih jam berapanya, semalem jam sepuluh baru sampe rumah."
"Kenapa memangnya? Al kangen sama Ayah?" Tanya Shella.
Al mengangguk-anggukkan kepala, "iya, Al pengin ditemani belajar sama Ayah," balasnya sedih.
"Nanti ya kalo Ayah udah nggak sibuk."
"Oke, Nda."
Bocah itu kembali berkutat dengan alat-alat gambarnya, lalu tak lama kemudian ia kembali menoleh pada Bundanya.
"Oh ya, Nda, gambar kelinci yang dibuat Om Bro Derry kemaren dapat bintang empat loh," tuturnya dengan excited.
"Oh ya? Memangnya gambarnya bagus?"
Al mengangguk antusias, "bagus, Nda, kata Bu Guru gambar punya Al yang paling bagus."
"Tapi 'kan itu gambar Om Bro Derry, bukan gambar Al," sahut El tak terima.
"Tetapi 'kan Om Bro Derry gambarin buat Al, jadi gambarnya sudah jadi punya Al."
"Tetap saja yang hasil gambarnya bagus punya Om Bro Derry, bukan gambaran Al."
Selalu saja begitu, berakhir dengan ribut jika Kakak-beradik itu sudah berbeda pendapat.
"Coba kalau Al disuruh menggambar lagi, memangnya bisa?" Tanya El menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Menikah dan memiliki dua orang anak tidak menghalangi jiwa-jiwa kpopers dalam diri Shella. Istri dari Bapak Dosen yang satu ini tetap aktif mereog setiap kal...