"Semua orang berpotensi untuk mengecewakan, untuk itu jangan berekspektasi berlebihan."
- Happy Reading -
•••
Rina dan Farhan baru pulang pukul 20.00 setelah makan malam bersama, dan tentunya setelah puas mengomeli anak semata wayangnya.
Pak Arkan merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga, menarik nafas dan menghembuskannya pelan-pelan. "Ternyata gini rasanya punya anak yang bekingannya kuat."
Shella tertawa puas, "salah kamu sih pake ngeledekin El didepan Mama, ya jelas kalah lah."
"Kamu tau nggak? El tuh meskipun kadang keliatan nggak peduli kalo ada orang ngomong, tapi aslinya dia tuh dengerin. Jadi, El punya banyak rahasia kamu yang belum di aduin ke Mama."
"Itu anak kayaknya musuh banget sama Bapaknya. Dia anak aku apa anak si Jaeman sih?" gerutunya.
"Ya anak kamu lah." Shella menjewer telinga suaminya.
"Tumben kamu nggak milih Jaeman?" tanyanya bingung.
"Shella masih mikir-mikir ya, kalo mau ngakuin El anak Jaeman, bisa-bisa Shella dibully manusia seluruh dunia dan seisinya."
"Eh, kok jadi ikutan Jaeman." Shella menepuk bibirnya sendiri, "Jaemin maksudnya.
"Tapi emang bagusan Jaeman tau, jadi kaya ada aksen Jawa Jawa nya gitu."
"Ya kalo dia orang Jawa si pantes, dia 'kan orang Korea, masa mau dikasih nama yang ada aksen Jawanya."
"Tapi ya, Shell, kata kamu 'kan dia privasi keluarganya terjaga banget yah. Jadi, nggak ada yang tau kalo ternyata dia ada keturunan Jawa." Pak Arkan berbicara dengan nada serius.
"Iya." Shella mengangguk sambil tersenyum, "Jawaban dari doa-doaku, awogawog." setelah mengatakan sesuatu yang membuat Pak Arkan mendengus kesal, Shellsa ngacir ala-ala pincang menuju kamarnya yang masih di lantai bawah.
Karena besok hari Sabtu, jadi anak-anaknya malam ini tidak ada agenda belajar, dan langsung tidur begitu Omana dan Opahan pulang. Sepertinya keduanya kelelahan setelah seharian bermain-main dengan Opahan di halaman rumah.
Meskipun usianya sudah lanjut, Opahan tetap tidak akan menolak ketika cucu-cucunya meminta bermain ini dan itu.
"Dih sok-sokan lari, jalan aja masih pincang," ejeknya.
"Nggak boleh gitu, karma itu ada," balas Shella lalu melanjutkan langkahnya.
•••
Shella duduk di pinggiran ranjang, memperhatikan suaminya yang tengah menyisir rambutnya.
"Hari ini Mama nggak kesini lagi 'kan?" tanya suaminya.
"Enggak, emang kenapa? Kamu udah kangen lagi?" Shella balik bertanya, sambil sedikit terkekeh.
"Kalo Mama udah fiks nggak kesini lagi, aku mau berangkat kerja."
"Ya, sekalipun Mama kesini lagi juga kamu berangkat kerja aja. Masa Mama mau ngelarang orang kerja."
"Misi Mimi mii ngiliring iring kirji." Pak Arkan benar-benar ketularan nyinyirnya Shella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Menikah dan memiliki dua orang anak tidak menghalangi jiwa-jiwa kpopers dalam diri Shella. Istri dari Bapak Dosen yang satu ini tetap aktif mereog setiap kal...