Stay Tuned Rosie

1.2K 95 4
                                    

Jennie POV

Perkenalkan namaku Park Jennie, kalian bisa memanggil ku Jennie.

Aku hanya hidup berdua bersama adik, aku sangat menyayangi adik ku, semenjak kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tua ku kini aku berperan sebagai sesosok kakak, Mommy sekaligus Daddy untuk adik ku.

Aku harus mengubur dalam dalam cita citaku untuk menjadi seorang dokter seperti impian ku waktu kecil, merelakan pendidikan ku yang putus demi bekerja dan mengurus adik ku yang masih berusia delapan bulan.

Pasti kalian berfikir bukan bahwa umurku mungkin hanya beda beberapa tahun saja dari adik ku, beda dua tahun atau empat tahun? Jika kalian berfikir seperti itu maka salah, usia ku sekarang sudah 21 tahun.

Aku juga tidak percaya bahwa kedua orang tua ku memberikan aku adik yang usia nya sangat jauh berbeda tapi aku bersyukur masih memiliki saudari. Aku sangat menyayangi adik ku yang menggemaskan dan pipi nya yang sangat gembul dan tumpah tumpah membuat aku ingin menggigit nya, hahaha.

Saat ini aku duduk di karpet sambil menyuapi bayi gembul yang sibuk dengan boneka beruang di tangan nya, mata yang fokus pada film kartun dengan mata membulat lucu.

"Baby, buka mulut nya..aaaa" suruh ku menyodorkan sendok ke mulut nya

Adik ku menoleh langsung membuka mulut nya menerima suapan bubur yang aku masak tadi, setelah itu dia kembali fokus pada kartun kesukaan nya. Aku yang gemas mengecup pipi adik ku namun dia malah melotot dan mengerucutkan bibir nya karena merasa terusik menonton.

 Aku yang gemas mengecup pipi adik ku namun dia malah melotot dan mengerucutkan bibir nya karena merasa terusik menonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkenalkan nama adik ku, Park Chaeyoung atau Roseanne Park, menggemaskan bukan?

Aku kembali menyuapi sampai bubur habis tidak bersisa, adik ku memang kalo soal makan atau susu sangat cepat, jika tidak dapat susu dia akan menangis sambil tiduran di karpet dengan berguling kesana kemari.

Terkadang aku tertawa melihat wajah lucu dan tingkah adik ku saat tak mendapatkan susu, tapi aku bersyukur adik ku tidak pernah rewel atau menangis saat aku bekerja, tentu aku membawa nya ikut bersama ku karena hanya dirinya yang aku punya.

Aku mengelap noda bubur di mulut baby Rosie lalu  beranjak dari duduk menuju dapur mencuci tempat makan adik ku setelah selesai aku berjalan menuju ruang keluarga dimana adik ku masih anteng dengan film nya.

"Rosie, minum dulu" aku memberikan botol minum khusus untuk anak balita

Dia mengambil dan segera minum, dia menyodorkan botol minum itu kepadaku dengan tangan mungil.

"Sudah selesai minum nya?" aku bertanya dia mengangguk angguk kepala

Aku mengambil botol minum nya meletakkan di atas meja, aku duduk bersandar di sofa dengan kaki selonjoran di karpet.

Aku bekerja di cafe milik Nayeon sahabat ku waktu sekolah, meski aku harus putus kuliah namun kami tetap bertemu terkadang dia datang kerumah untuk bermain bersama Rosie. Aku baru bekerja sekitar empat bulan semenjak kepergian orang tua ku,  dia dengan senang hati membantu mempekerjakan aku di cafe milik nya sendiri.

Terkadang aku berfikir bahwa takdir hidupku begitu sangat menyedihkan, tanpa keluarga dan hanya berdua bersama adik ku yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua namun aku tidak pernah putus asa dan menyerah, Rosie adalah semangat ku untuk menjalani kehidupan ini, dia sumber kebahagiaan dan dia adalah harta berharga dari apa pun, aku rela berkorban demi adik ku agar terus merasakan bahagia.

"Mom... Mom.. eung" aku tersentak kaget saat melihat adik ku duduk di pangkuan memanggil ku dengan sebutan Mommy.

"Kenapa baby?" tanya ku menatap wajah polos

"Euh.. Mom.. na..uh" oceh nya menunjuk tv yang sudah berganti siaran nya

"Sudah habis film nya, besok pagi baru ada kartun nya, sekarang main boneka aja dulu ya"   aku mengambil dua boneka beruang lalu memberikan pada nya

Dia beranjak dari pangkuan ku, duduk di karpet sambil bermain boneka, aku hanya memandangi adik ku, terbesit rasa sakit dan sedih ketika adik ku masih bayi harus kehilangan orang tua.

****

Normal

Saat ini Jennie tersenyum melihat betapa menggemaskan adik nya itu dengan pipi gembul lucu serta mulut nya yang komat kamit sambil memainkan boneka.

Cup

Jennie mencium pipi Rosie yang terkejut dengan mata membulat lucu, Jennie terkekeh pelan.

"Mom uh na eoh" ocehnya menjauh dari Jennie

"Hei baby kenapa menjauh, awas ya eonnie kejar kamu" Jennie merangkak mendekati Rosie yang merangkak menjauh dari Jennie

Jennie terkekeh pelan melihat raut wajah adik nya yang berusaha kabur dari nya hingga Jennie berhasil menangkap adik nya.

Grep

"Hahaha, eonnie  berhasil menangkap mu" kata Jennie tertawa

"Mom.. Mom.. uh.. eoh" Rosie memukul pundak Jennie dengan tangan mungil nya berontak untuk di lepaskan

Cup.. Cup.. Cup

Jennie mencium pipi adik nya membuat Rosie memberontak dan memukul eonnie nya agar di lepaskan namun Jennie semakin menjahili adik nya.

"Mom.. Mom.. eung,, hiks" rengek nya minta lepas

"Makanya punya pipi jangan gembul kan eonnie gemes" ujar Jennie memukul pantat adik nya

"Mom.." marah si bayi menatap Jennie kesal

Jennie tertawa menguyel nguyel pipi adik nya dengan gemas sedangkan Rosie memukul tangan Jennie.

"Huaaa.. Mom.. hiks"

"HAHAHAHA, aduh lucu banget sih wajah nya merah kalo nangis" Jennie bukan nya membujuk adik nya agar diam

Dia malah tertawa melihat wajah memerah karena menangis, Rosie memukul mukul Jennie dengan boneka nya.

Setelah membujuk adik nya yang menangis kejer akhirnya berhenti juga, mereka segera pergi ke kamar untuk tidur karena jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Besok Jennie harus berangkat kerja, dia membaringkan adik nya di atas kasur setelah itu dia ikut berbaring menghadap Rosie yang sudah mengantuk karena menangis di jahilin Jennie.

"Mom.. Mom.. Euh.." Jennie memberikan dot botol susu untuk adiknya

"Sstt... tidur ya sayang, selamat malam baby Rosie, sweet dream"

Cup

Jennie mengecup kening adik nya kemudian dia memejamkan mata sambil menepuk pantat adik nya.

Votement

See you 🌹👋

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang