Three husband

934 112 14
                                    

Jennie membuka mata perlahan lahan menyesuaikan dengan cahaya lampu ruang rawat, setelah benar benar melihat dengan jelas, dia menatap sekeliling ruangan hingga berhenti saat melihat suami nya yang terbaring lemah dengan mata terpejam.

Jantung Jennie berdetak kencang dia mendudukkan diri hati hati mengingat dirinya sedang hamil, Jisoo yang berada disana segera mendekati sang istri membantu untuk duduk.

"Sayang, apa yang terjadi pada Hubby?" tanya Jennie

"Jennie tenang dulu nak, kamu baru sadar" ujar Eomma Yoona lembut

Jennie menggeleng pelan, perasaan nya terasa takut kehilangan Rosie, dia berusaha untuk turun dari kasur namun Jisoo menahan nya karena Jennie yang terlihat tidak tenang.

"Sayang, tenang dulu, kamu lagi hamil Jen" Jisoo berusaha menenangkan istrinya

"Apa yang terjadi pada Rosie?" tanya Jennie menatap wajah Jisoo yang menunduk

Mereka masih diam dan bingung harus menjelaskan bagaimana, melihat kondisi Jennie yang tampak pucat dan shock.

"Jennie, eonnie akan menjelaskan pada mu, tapi tenang kan dirimu," tiba tiba Irene masuk ke dalam ruang rawat Rose

Jennie mengalihkan pandangan kearah Irene yang mendekati ranjang nya, dia tersenyum lembut pada Jennie yang diam dan duduk.

Irene menghela nafas sejenak sebelum memberitahu Jennie.

"Rose dalam keadaan koma, Jen" kata Irene

Jennie terkejut mendengar nya dia menggeleng pelan menatap wajah suami tercinta yang tampak tenang dengan selang infus, air mata menetes perlahan lahan.

"Kamu ingat terakhir kali kalian datang untuk pemeriksaan Rose setelah kalian selesai memeriksa kehamilan mu, eonnie bersama dokter spesialis otak dan psikolog lain nya tidak menemukan perkembangan Rose lagi, sikap nya semakin seperti anak kecil, kondisi nya memburuk Jen, kami menemukan beberapa kerusakan pada jaringan sel otak nya membuat dia mudah mengalami gangguan kesehatan dan jatuh sakit, sebenarnya eonnie sudah tahu bahwa dia akan bersikap rewel dan persis seperti anak kecil yang tidak ingin jauh dari kamu," jelas Irene menunduk

Jennie kembali tersentak kaget mendengar penjelasan Irene, dengan air mata mengalir dia menatap wajah Irene dengan perasaan kecewa.

"Kenapa eonnie tidak memberitahuku? Kenapa eonnie menyembunyikan dari ku? Siapa yang telah eonnie beritahu?" tanya Jennie dengan penuh penekanan

"Jisoo.. Maaf Jen bukan eonnie tidak ingin memberitahu mu tapi kami tidak ingin kamu banyak beban pikiran apa lagi kamu sedang hamil Jennie, maaf Jen.. Maaf" jawab Irene menunduk

Jennie menghela nafas sejenak melihat kearah Jisoo dan Lisa yang menunduk kan kepala, dia menangis dengan tatapan kekecewaan.

"Eonnie seandainya saja aku tahu dari awal, aku tidak mungkin membentak Rosie, aku tidak mungkin membuat dia ketakutan dan menangis hiks, kalian kenapa tidak memberitahu ku!? Kenapa hiks?!" Jennie menangis terisak merasa sesak di dadanya

"Sayang maafkan kami," sesal Jisoo memeluk Jennie namun Jennie mendorong Jisoo dengan tatapan kecewa dan hancur

"Aku telah membentak suami ku, aku menjadi seorang istri yang jahat, melukai perasaan nya, hiks, perasaan semakin bersalah dan menyesal terhadap Rosie semakin menyelimuti ku, terasa sesak dan menyakitkan hiks, aku telah berdosa padanya hiks,"

Jennie turun dari kasur melangkah menuju arah Rosie tidak peduli dengan infus nya yang terlepas, Jennie tampak kacau dan terluka dengan air mata mengalir membasahi wajah nya, dia duduk di kursi samping ranjang Rose menggenggam tangan dingin itu mencium punggung tangan suami nya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang