Malam ini petir menyambar dan hujan deras mengguyur kota Seoul. Jam menunjukkan pukul satu dini hari terdengar suara tangisan baby Rosie yang terbangun kaget mendengar suara petir menggelegar.
"Huaaa.. Mom.. Mom.. hiks" Jennie tersentak kaget melihat ke samping adik nya menangis kejer dengan posisi tengkurap.
Jennie bangkit dari tidur nya memposisikan untuk duduk meski mata nya mengantuk, dia mengambil adik nya lalu menenangkan baby Rosie yang masih menangis terisak di pangkuan nya.
"Ssssttt,, sayang, jangan nangis ya" bujuk Jennie menepuk nepuk pantat adik nya
Rosie mendusel di dadanya membuat Jennie menjauhkan kepala adik nya dan merubah posisi menjadi menggendong adik nya. Dia turun dari kasur melangkah menuju pintu untuk membuat kan susu untuk adik nya.
Ctarr
Jennie terlonjak kaget saat mendengar petir dengan kilatan yang menyambar seketika matanya menjadi terbuka lebar di tambah tangisan adik nya semakin kuat karena kaget.
"Ya tuhan, hujan dan petir nya sangat kuat" gumam Jennie meringis pelan saat telinga nya berdengung karena suara tangis Rosie
"Ssstt,, eonnie disini sayang,, cup cup" bujuk nya menenangkan membuka pintu kamar kemudian keluar menuju dapur
Jennie mengeratkan pelukan di tubuh mungil adik nya yang sedikit kedinginan karena cuaca malam ini yang hujan deras membuat ruangan menjadi dingin.
Sampai di dapur Jennie mengambil kotak susu bubuk milik adik nya, saat membuka kotak susu itu ternyata sudah habis, helaan nafas samar terdengar pelan, dia merutuki dirinya karena lupa membeli susu untuk adik nya.
"Huh, aku lupa beli susu buat Rosie" gumam nya."Apa yang harus aku lakukan agar Rosie bisa tidur?" melirik kearah Rose yang mendusel di ceruk leher nya.
Jennie kembali berjalan menuju lantai atas kamar nya sambil menepuk pantat adik nya agar kembali tertidur namun bayi kecil itu merengek kembali mencari cari sesuatu untuk dia hisap.
"Sayang, jangan nangis ya, maafkan eonnie lupa beli susumu, eonnie pok pok aja pantat mu dan tidur" bujuk Jennie melihat jam pukul satu lewat lima belas menit
"Mom.. Mom.. uh.. hiks" rengek nya
Jennie masuk ke dalam kamar dan menguncinya, dia mondar mandir sambil menggendong adik nya namun si kecil bukan nya tidur malah semakin menangis. Jennie tentu merasa sedikit pusing karena adik nya tidak kunjung berhenti menangis, dia menghela nafas berat mengusap wajah karena mengantuk.
Jennie yang harus tidur karena besok bekerja akhirnya melangkah menuju kasur membaringkan adik nya yang menangis kejer,dia segera membaringkan tubuh nya kemudian menarik tubuh adik nya menghadap kearah dia. Segera dia membuka kancing piyama mengeluarkan aset menyumpal mulut adik nya dengan uyyu karena dia sudah sangat mengantuk dan juga lelah.
"Tidur ya, besok eonnie belikan susu" gumam nya mengusap punggung adik nya yang sudah diam dan sibuk mengemut aset Jennie.
Jennie meringis pelan saat adik nya mengemut dengan kuat."Baby, pelan pelan sayang" tutur Jennie lembut
Tak lama terdengar suara dengkuran halus dari adik nya yang masih mengemut aset nya, dia memilih untuk memejamkan mata selang beberapa menit dia pun terlelap.
******
Keesokan pagi hari Jennie terbangun dari tidur semalam, dia melihat kesamping adik nya masih tidur nyenyak. Dia melepaskan niple dari mulut adik nya, meringis pelan merasakan perih di aset nya karena di hisap oleh adik nya, Jennie perlahan lahan turun dari kasur mengganjal dengan bantal guling agar adik nya tidak terjatuh.