Hinata tersentak dari tidurnya saat mendengar suara Naruto. Refleka dia bangun dan mengusap wajahnya yang sembab, berusaha menutupi tangisannya dari Naruto.
"Ya? Kenapa Nar?" Tanya gadis itu. Diam-diam dia meruntuki dirinya sendiri karena tertidur di saat yang tidak tepat. Naruto bisa tambah marah karena keteledorannya.
"Ganti baju ya, nanti masuk angin." Ujar pemuda itu, nada bicaranya lebih lembut daripada tadi. Hati Hinata terenyuh mendengarnya, hanya butuh beberapa waktu untuk pemuda itu meredam amarahnya. Sangat berbanding terbalik dengan Hinata yang kerap kali mendahulukan egonya.
"Nar, kamu masih marah?" Tanya Hinata tak menanggapi apa yang di perintahkan suaminya. Pemuda tampan itu tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. Dari raut wajahnya masih terlihat rasa kecewa yang berusaha dia tepis kuat-kuat. Dan Hinata bisa melihat perbedaan itu, sorot mata sendu yang sangat kontras daripada Naruto biasanya. "Aku-"
"Kamu ganti baju dulu ya, habis itu kita makan. Baru nanti kita ngobrol biar lebih tenang.." pemuda itu mengusap kepala Hinata sejenak sebelum akhirnya beranjak menuju lemari. Mengambil sepasang pakaian untuknya kemudian memakainya. Dia sama sekali tidak menoleh ke arah Hinata karena jujur, perasaannya masih berkecemabuk.
Antara hati dan otaknya terus berdebat tiada henti, dan jujur itu membuat dia lelah.
Hinata terdiam di tempatnya, air matanya turun dengan sendirinya meski berusaha kuat dia tahan. Naruto sedang menahan perasaannya sendiri, pemuda itu pasti marah dan kecewa namun berusaha untuk tidak menunjukan pada Hinata. Dengan perasaan lesu akhirnya Hinata memilih untuk menuruti suaminya.
***
Suasanya hening di meja makan, tak ada kata yang terucap dari mereka kecuali denting suara sendok yang saling beradu di atas piring.
Naruto memasak Nasi goreng untuk mereka siang itu, dari caranya makan Hinata yakin suaminya itu sangat kelaparan. Perasaan bersalah seketika menggelayuti hati Hinata, mungkin Naruto tadi buru-buru menjemputnya bahkan melewatkan makan siangnya namun yang dia temuka di kampus justru membuat dirinya kecewa.
Hinata merasa jadi wanita paling berdosa di muka bumi, seolah dia menghianati kepercyaan suaminya sendiri.
Hinata tidak bisa menahan air matanya, dia menunduk berusaha menyembunyikan tangisannya. Beruntung suara guntur di sertai hujan badai di luar membuat isakan kecilnya bisa tersamarkan.
Naruto tidak membantu Hinata membersihkan meja makan. Pemuda itu terlihat menyeduh kopi di meja yang berbeba kemudian membawanya menuju ruang tamu. Pemuda itu membuka lebar tirai jendela, menjadikan pemandangan hujan di sertai badai itu sebagai melody penenang saat ini. Di temani segelas kopi pahit, Naruto bisa mengalihkan sedikit pikiran kacaunya.
Mungkin ada solusi untuk kepelikan ini semua.
Cukup lama Naruto terdiam sambil memandang jendela, dia bahkan tidak menyadari sosok Hinata yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Naruto tenggelam dalam pikirannya yang tak karuan seorang diri.
Hinata memberanikan diri mendekat, dia tidak ingin suasana canggung di antara mereka ini berlanjut. Rasanya tidak pantas ketika terjadi salah paham di antara mereka namun Hinata memilih pergi menghindar. Masalah harus di bicarakan agar tidak membesar dan makin runyam.
Pikiran Naruto buyar saat merasakan sentuhan lembut pada bahunya. Dia menoleh dan mengulas senyum saat Hinata berdiri di sebelahnya. "Aku ganggu gak kalau duduk di sini?" Pertanyaan takut-takut dari Hinata itu mendapat respon manis dari Naruto. Pemuda itu menarik tanhan Hinata lalu mendudukan gadis mungil itu tepat di pangkuannya.
"Dari kapan kamu berdiri di situ?" Naruto bertanya sembari merapihkan rambut panjang Hinata yang agak berantakan.
"Baru aja kok," elak Hinata. Dia mencoba tersenyum senatural mungkin untuk menutupi kegugupannya. Dia masih berusaha menyusun kalimat penjelasan agar tidak menambah salah paham di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE BESIDE ME | Hyuuga Hinata
FanfictionJangan terau cepat menilai, karena apa yang kau lihat dan pikirkan belum tentu sesuai dengan kenyataan. a Naruhina Fanfiction story by MhaRahma18 cover by painterest cr Masashi Kishimoto