23. Frustrasi

532 43 5
                                    

Hinata sudah pasrah kalau Naruto benar-benar mengabaikan perintah dokter. Tepat saat dia memejamkan mata Naruto secara tiba-tiba mengerang frustrasi lalu meninggalkan Hinata di atas kasur.

"Kamu jangan buat aku panas dong Nat, inget kandungan kamu." Naruto buru-buru ke kamar mandi kemudian menyalakan shower untuk membasahi diri. Mencoba mendinginkan kepalanya yang panas karena ulah Hinata.

"Ya kamu yang tahan dong demi anak." Balas Hinata dari balik pintu kamar mandi yang kian membuat Naruto ingin menangis. Cobaan macam apa lagi yang harus dia hadapi sekarang, Naruto hampir menyerah rasanya.

Setelah mandi dan membersihkan diri 'lagi' Naruto keluar kamar dengan setelan rapih khas kantor.

Hinata hendak mendekatinya namun belum sampai mendekat Naruto sudah lebih dulu menghindar, dia pergi tanpa berpamitan pada Hinata. Meninggalkan gadis itu di dapur dengan perasaan terluka.

Hinata merasa di abaikan dan tidak di butuhkan.

***

Hinata kira masa hamil adalah masa yang indah dimana dia bisa bermanja-manja dengan suaminya. Namun nyatanya tidak, Naruto lebih banyak diam dan pasif tak banyak bicara kecuali Hinata lah yang memulainya.

"Kamu ada masalah apa sih Nar?" Geram Hinata saat lagi-lagi suaminy menghindari dirinya.

Naruto menaikan alisnya heran, "Gak ada." Jawab pria itu santai. Dia memang tidak merasa ada masalah apapun, hanya saja dia sedikit menjaga jarak dengan Hinata.

"Terus kenapa jauhin aku?"

Di atas kasur empuk tempat biasa mereka memadu kasih, Hinata menatap Naruto dengan kesal.

"Aku gak jauhin kamu Nat," Jujur Naruto tidak menjauhi Hinata, dia hanya sedikit menjaga jarak agar dia bisa tetap mengontrol diri.

"Gak jauhin tapi cuek? Gak mau meluk lagi? Atau sekedar cium aku. Gak pernah manjain aku, gak pernah bercanda sama aku lagi. Kamu tuh sayang gak sih sama aku?"

Hinata mengeluarkan uneg-unegnya sementara Naruto hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukan gitu sayang..."

"Terus?" Dengan mata berkaca-kaca, Hinata menatap Naruto. Dia menuntut penjelasan dari suaminya itu atas perubahan sikap yang mendadak ini.

Naruto menarik nafas panjang lalu meraih pinggang mungil Hinata. Dia mendekap istrinya itu erat sambil menghirup aroma manis itu dalam dalam.

Jujur Naruto sangat mencintai Hinata sampai di titik apapun yang di lakukan Hinata begitu menarik baginya. Semakin Naruto menahan diri maka nafsunya akan semakin di kendalikan.

Hinata bisa merasakan pelukan Naruto yang begitu erat, lelaki itu pasti punya beban fikiran tersendiri.

"Aku minta maaf," pada akhirnya kata itu lah yang terucap dari mulut Naruto pertama kali.

"Gitu doang?" Hinata yang seolah tak terima itu menatap Naruto lagi dengan matanya yang berlinang air mata.

Naruto menggeleng sambil mengusap pelan air mata Hinata, "Aku bahkan terlalu cinta sama kamu, gimana bisa kamu mikir aku gak sayang lagi sama aku?"

"Ya habisnya kamu mendadak cuek gitu, gak enak tau di cuekin!"

"Sayang, aku bingung jelasinnya." Naruto tersenyum canggung yang kian membuat Hinata kesal.

"Tinggal jelasin aja repot banget sih."

Naruto menarik nafas panjang sebelum akhirnya berbisik pelan di telinga Hinata. "Kalau deket kamu tuh, bawaannya sange."

Seketika wajah Hinata memerah, dia memukul dada bidang Naruto. "Apaan sih!"

Naruto terkekeh pelan lantas memeluk istrinya, "Kamu kalau aku cuekin gitu pakaiannya lebih sopan, jadi apa aku cuekin terus aja ya biar aku aman?" Goda Naruto.

Hinata semakin kesal, dia kini mencubit perut Naruto dengan kesal. "Ya buat apa aku pake baju seksi kalau kamu gak ngelirik?"

"Kan aku udah bilang sayangku, cintaku, aku gak kuat liatnya."

"Ih masa gitu aja lemah?!"

"Ya kalau makin di tahan emang makin jadi sayang, kamu kok tega banget nyiksa aku?"

Hinata mendengus kesal, lelah dengan perdebatan ini yang tak kunjung ada habisnya. Naruto selalu punya jawaban atas protes yang dia lakukan.

"Yaudah deh terserah, terus sekarang gimana?" Hinata tidak ingin terus terusan di abaikan seperti ini.

"Kamu jangan pake baju seksi di rumah, itu aja selain itu aku bisa kontrol."

"Yakin?" Hinata seolah meragukan keteguhan suaminya. Naruto mengangguk yakin, dia mengulas senyum lebar.

"Berarti ciuman boleh kan?" Tanya Hinata. Naruto mengangguk namun ragu, dia hendak mengajukan syarat berikutnya namun kalah cepat dengan bibir Hinata yang kini sudah melumat bibirnya dengan ganas.

Naruto mengumpat dalam hati namun dia tak mampu melepaskan ciuman mematikan dari Hinata. Dingin bibir istrinya itu membuat sekujur tubuh Naruto memanas. Berulang kali Naruto mencoba sadar namun tipu muslihat Hinata sungguh mematikan.

Lidah mungil itu terus menggodanya, jemari Hinata bergerilya melepaskan satu persatu kancing baju tidur Naruto.

Naruto mendesah frustrasi, dia mendorong tubuh Hinata menjauh sebelum dia gelap mata.

"Sayanggg, kamu mau ngapain?" Protes Naruto sambil kembali mengancingkan pakaiannya.

"Kan kamu bilang aku doang yang gak boleh pake baju seksi, berarti kamu boleh dong buka baju pas sama aku?"

Naruto mengusap wajahnya kasar, sungguh Hinata ini menguji kewarasannya dengan brutal.

"Sayangku, tolong jangan bercanda. Nasip anak dalam kandungan kamu itu taruhannya, kamu tau sendiri kalau aku lepas kontrol kaya gimana?"

Hinata mencebikkan bibirnya kesal lalu mengangguk. "Iya deh iya." Ujarnya kesal.

"Udah ayo tidur." Naruto menarik gadis itu kembali ke kasur, kembali dalam dekapannya yang hangat dan menangkan.

Benar-benar menguji adrenalin sekali, kalau Naruto lepas kontrol bisa berbahaya. Setelah merasakan situasi lebih tenang dan Hinata sudah tidak lagi menggebu-gebu, Naruto menarik pinggang Hinata dan membuat wajah mereka sejajar.

Di tatapnya wajah cantik istrinya yang selalu membuat dia terpesona setiap saat. "Makasih ya, udah jadi istri aku." Ujar Naruto dengan lembut, dia mengecup dahi Hinata lalu pipi kemudian bibir mungil itu dengan sayang.

Tak ada nafsu di dalamnya, Naruto benar-benar menumpahkan rasa cinta di dalam ciuman lembut itu. Hinata bisa merasakan hangat kasih sayang Naruto melalui sentuhannya.

Hinata membalas ciuman itu dengan lembut, dia mencoba berdamai dan mulai memahami sosok Naruto yang sesungguhnya.

Tbc_____

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOMEONE BESIDE ME | Hyuuga HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang