♡ 19. Apa ini akhir dari Alsa? ♡

4 0 0
                                    

Bunyi ledakan amat keras, disusul guncangan seakan gempa, membuat seorang gadis berambut cokelat langsung terbangun. Duduk sambil celingak-celinguk memperhatikan kamarnya. Guncangan selanjutnya datang yang menyakinkan bahwa sebelumnya benar-benar terjadi hal tersebut.

Apa? Apa yang sedang terjadi. Kenapa ada ledakan saat malam hari begini?

Cepat si gadis beranjak dari kasurnya. Hendak mencari tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. Bersamaan dengan hal itu, pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok gadis dengan napas tidak beraturan.

"Elena," panggil gadis berambut cokelat.

"Syukurlah kau baik-baik saja, Al." Elena bernapas lega. Sedari tadi menuju kamar Alsa, ia takut gadis itu terluka.

"Apa yang sedang terjadi?" Alsa bertanya sambil mendekati Elena.

"Ada penyerangan mendadak dari kaum manusia hewan. Sepertinya ini serangan pembukaan sebelum pernah," jawab Elena menjelaskan situasi yang terjadi.

Seketika Alsa tertegun. Apa sekarang ia akan menyaksikan secara langsung peperangan. Terbesit di otaknya adegan demi adegan dari flim yang menujukan peperangan. Tembakan saling bersahutan. Bom menjadi pelengkap. Tergeletak berserakan tubuh orang-orang yang tidak selamat. Darah berceceran memberikan motif pada tanah yang polos.

Mungkin akan berbeda di sini. Tidak ada senjata seperti pistol, meriam, atau sejenisnya. Namun, bukankah ada sihir yang bisa melampaui senjata-senjata tersebut?

Bagaimana ini? Apa Alsa akan selamat malam ini? Ia memang sudah bisa beberapa ilmu sihir, tetapi merasa hal itu tidak terlalu berguna. Ini perang nyata. Salah-salah ia bisa tinggal nama saja.

"Al, kau baik-baik saja?" tanya Elena khawatir melihat tatapan mata Alsa kosong.

"Eh-ah. A-aku baik-baik saja," jawab Alsa gugup. Tangannya gemetar tanpa ia sadari. Wajahnya perlahan memucat. Alsa tidak siap berperang sekarang.

Menyadari ketakutan Alsa, Elena menggengam tangan gadis itu. Menatap hangat mata cokelat Alsa yang jelas terpancar ketakutan.

"Semua akan baik-baik saja, Al. Tenanglah. Ada kami yang akan melindungimu," ucap Elena dengan suara lembut menenangkan.

Alsa mengangguk ragu. Walau ia ketakutan, bukan berarti hanya ingin dilindungi dan menjadi beban. Sebisa mungkin, Alsa ingin bisa melindungi dirinya sendiri.

"Kita akan pergi ke tempat yang aman. Beberapa penghuni kastil sudah mengungsi ke sana," ucap Elena sambil berjalan keluar kamar Alsa sambil mengandeng tangan sang teman.

Lagi, Alsa hanya mengangguk sebagai jawaban.

Alsa dan Elena berlari menyusuri lorong kastil. Suara gaduh baik dari ledakan dan dentingan pedang yang beradu memenuhi Indra pendengaran. Alsa semakin erat menggengam tangan Elena.

Langkah keduanya terhenti kala melihat manusia bertelinga Harimau dengan ekor panjang berdiri tepat di depan mereka. Menatap nyalang kedua gadis itu dengan geraman. Gigi tajam ia pamerkan seakan ingin membuat mangsanya semakin takut. Tidak lupa kuku jari tangan panjang serta runcing. Siap menerkam Alsa dan Elena kapan saja.

"Mundur, Al. Akan aku hadapi dia," ucap Elena mulai memang kuda-kuda.

"Aku beri pilihan. Kau ingin mati dengan cakaran memenuhi tubuhmu atau kepalamu lepas dari tempatnya?" tanya manusia Harimau itu. Terlihat jelas ia meremehkan Elena.

"Tidak memilih. Karena aku tidak akan mati," jawab Elena dengan nada sarkas. Menatap tajam manusia Harimau.

Manusia Harimau mempersiapkan kuda-kudanya. "Kalau begitu aku akan mencopot tangan dan kakimu saja, membiarkan kau kehabisan darah lalu mati," ucapnya lalu berlari seakaan hendak menerkam Elena.

Meet Because of the Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang