Episode 15

307 38 2
                                    

[Bismillah]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bismillah]

💦

"Kamu ke sini lagi?" tanya Jamila begitu keluar dari mobilnya. Kedua alis tebalnya nyaris menukik ketika melihat sosok yang berdiri di depan tokonya.

Sosok itu berhenti dari kegiatannya memeriksa bunga-bunga yang ada di sana, kemudian berbalik. "Eh, Mila. Baru datang?" tanyanya sengaja, padahal ia bisa melihat kalau wanita itu baru saja turun dari mobil.

"Tumben datangnya kesiangan?"

"Habis nganterin Haidar, makanya jadi terlambat ke sini."

Sosok itu hanya ber-oh panjang.

"Kamu ngapain di situ?" ulang Jamila dengan konteks kalimat yang berbeda.

"Hanya melihat-lihat saja, siapa tahu ada di cocok untuk dijadikan hiasan di rumah," jawabnya.

"Udah ketemu?"

Sosok yang kemarin mengajaknya makan itu menggeleng pelan. "Belum."

"Ya sudah, aku masuk dulu, ya," pamit Jamila hendak masuk. Baru akan memegang daun pintu, langkahnya terhenti karena merasa diikuti. Ia pun berbalik dan mendapati Albi sudah berdiri di belakangnya.

"Kamu ngapain, Al?"

"Mau ikut kamu, mungkin di dalam ada bunga yang aku cari," imbuhnya mencari alasan, padahal sebenarnya ia sudah menemukan bunga itu sejak tadi.

Mendengar itu, Jamila lantas menggeleng heran. "Kenapa nggak masuk dari tadi, Al?"

"Ya aku nungguin kamu," balasnya cepat tanpa melihat ekspresi dari wanita di depannya.

"Masuk, yuk! Pelanggan kamu sudah nunggu dari tadi," ajaknya seolah-olah dia yang menjadi pemilik tempat itu.

Seperti hari-hari sebelumnya, Jamila akan memeriksa setiap tanaman yang ada di sana, baik yang baru datang maupun yang sudah lama. Setelah memberikan pekerjaan kepada para karyawan di Florist, wanita itu keluar dan beranjak ke toko sebelah. Karena hari ini Fanya harus pergi memeriksa, jadi ia yang diberi amanah untuk menjaga kedua tokonya.

Albi pun melakukan hal yang sama, yaitu mengikuti wanita itu kemana dia pergi. Dan sekarang, ia tengah melihat-lihat pakaian yang ada di tempat itu sambil sesekali mencobanya.

"Mil, ini cocok nggak?" tanyanya mencoba salah satu tuxedo warna biru muda.

Jamila yang sempat mencatat beberapa hal terkait keuangan, spontan menoleh. "Cocok, sih, tapi sayang nggak ada pendampingnya."

"Kan, ada kamu," sanggah Albi kembali melihat pantulan dirinya di cermin.

"Aku ngapain?" Jamila belum juga peka dengan maksud laki-laki itu.

"Jadi pendamping akulah. Gimana sih," gumam Albi sedikit memajukan bibirnya. Ia merasa sedikit kesal karena ketidakpekaan wanita itu.

"Apa sih, Al. Jangan bercanda mulu, deh."

Cause I'm JAMILA [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang