[Bismillah]
💦
"Jadi, kamu suka sama Jamila?" tanya Ghena pada laki-laki di depannya. Saat ini, ia bersama sang suami tengah berada di kafe sesuai dengan perjanjian yang mereka sepakati.
Vero sudah berjanji untuk membantu sahabatnya untuk mencari informasi tentang wanita yang dimaksud. Kebetulan, wanita itu adalah sahabat istrinya sendiri. Ia bahagia mengetahui bahwa sahabatnya itu sudah mulai membuka hati untuk wanita lain.
"Saya juga belum tahu, perasaan yang sedang saya rasakan benar-benar rasa suka atau tidak. Setiap kali berdoa, bayangan wajahnya selalu datang. Yang lebih mengherankan, hati saya seketika bergetar saat melihat matanya."
"Itu mah bukan suka lagi. Lo udah jatuh cinta, Qif," sambung Vero.
Laki-laki itu hanya tersenyum. "Apapun itu, saya berharap, semua perasaan yang saya rasakan, semata-mata karena Allah, dan murni datangnya dari Dzat Pemilik Semesta," jawabnya, membuat kedua pasangan itu berdecak kagum.
"Masya Allah. Gue benar-benar salut sama pandangan lo tentang cinta, Qif. Enggak heran, mahasiswi satu angkatan rebutan nyari perhatian dari lo." Vero mengingat bagaimana risihnya laki-laki itu ketika menerima segala bentuk perasaan dari cewek-cewek ketika masa kuliah.
"Kamu serius, Ver?" tanya Ghena sedikit kaget mendengar perkataan suaminya.
"Iya, sayang. Tapi anehnya, nggak ada satupun cewek yang berhasil ngalihin perhatiannya. Setiap kali gue nanya kenapa, pasti dia jawab gini 'jodoh itu cerminan diri, kalau kita bisa menjaga hati dan raga dengan baik, in sya Allah, jodoh kita juga akan seperti itu, karena yang tertakar tidak akan pernah tertukar," jelas Vero memeragakan gaya bicara sahabatnya.
Sedangkan sosok yang dibicarakan hanya tersenyum simpul, tidak menambah atau mengurangi semua yang dikatakan Vero.
"Itu mah, subhanallah banget. Kalau aku sekampus sama kamu, mungkin aku bakal ngelakuin hal yang sama kayak cewek-cewek lain." Ghena menyahut.
"Ya gue kalau jadi cewek, pasti bakal jatuh cinta juga sama lo. Udah Sholeh, ngalim, pandangannya dijaga bener," ujar Vero sambil menunjuk ke arah sosok di depannya.
"Jangan berlebihan, Ver. Kamu hanya melihat kebaikan yang sudah Allah berikan padaku. Kekuranganku hanya tertutup oleh kebaikan-Nya Allah," tegur laki-laki itu.
Vero hanya bisa berdecak kagum mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut sahabatnya. Jujur, ia sudah kehilangan kata-kata untuk menanggapi kalimat mutiara milik laki-laki itu.
"Kamu tau nggak, Sayang? Ada satu hal yang buat aku benar-benar berubah seperti sekarang, dan itu berkat Tsaqif juga," ungkap Vero melihat ke arah istrinya.
"Hal apa?"
"Jadi dulu, setiap kali aku saranin buat deketin seseorang atau sekedar nerima pemberian, dia pasti nolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm JAMILA [SELESAI] ✔️
Romance[RELIGI - ROMANCE] "Masih jomlo, Mil?" "Kapan nikah, cantik?" "Anaknya Bu Budi, lho, udah nyebar undangan. Kamu kapan?" Beragam pertanyaan yang menjurus pada desakan untuk menikah, sudah seperti sapaan wajib untuk Jamila setiap kali berkumpul dengan...