[Bismillah]
...💦
Cling
Bunyi notifikasi mengalihkan perhatiannya. Kedua tangan yang mulanya sibuk memasukkan beberapa potong pakaian, kontan meraih benda pipih di atas kasur. Sudut bibirnya tertarik ke ujung ketika melihat sebuah pesan yang baru masuk.
Mas suami
Selamat tidur, istriku.
Have nice dreamSenyumnya kian melebar setelah membaca kalimat itu. Dengan cekatan, ia pun membalasnya dengan beberapa kata yang mungkin akan membuat penerima pesan itu penasaran dengan maksudnya. Sebelum meletakkan benda tersebut pada tempatnya, ia menyempatkan diri untuk mengirimkan fotonya yang masih memakai mukena, kemudian menambahkan beberapa kata di bawahnya.
"Tidur apaan coba, udah mau Subuh," gumamnya menggeleng pelan. Ia yakin, Tsaqif pasti lupa kalau waktu Indonesia-Turki berselang empat jam. "Harusnya gue yang bilang selamat tidur. Hah, pasti dia capek banget nyampe sana. Semoga sehat terus, ya."
Akhirnya, Jamila benar-benar meletakkan benda itu kembali ke tempatnya. Karena belum menemukan hal yang bisa dilakukan sembari menunggu waktu Subuh, ia lantas menaruh koper mininya ke tepi kasur. Tangannya meraih sebuah kertas yang tergeletak di atas nakas, lalu memandangnya dengan wajah bahagia. Sebuah kertas yang akan membuat dirinya bertemu dengan Tsaqif.
Sungguh ia tidak pernah menduga akan mendapat takdir seindah dan dengan cara yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Belum sehari berpisah dengan suaminya, kini Allah akan segera mempertemukan mereka lagi. Ingatannya pun berkelebat pada momen puluhan jam lalu.
Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah, ia tiba-tiba mendapat telepon dari Hisyam, sahabat baik papanya yang sekarang tinggal di Karaköy, Turki.
Hubungan orang tuanya dengan pria itu sudah terjalin sangat lama, sejak Jamila kecil. Bahkan, Hisyam sendiri sudah menganggap Jamila dan Haidar seperti anak kandungnya. Setiap tahun, mereka pasti akan dikirimkan beberapa hadiah dari negara sana, dan jumlahnya tidak pernah kecil.
Kemarin, dalam percakapannya dengan Hisyam, pria itu menyampaikan kata selamat atas pernikahannya, serta meminta maaf karena tidak bisa datang. Sebagai gantinya, Hisyam sudah membelikan tiket liburan ke beberapa destinasi di Turki untuk Jamila dan suaminya. Selain itu, Hisyam juga menawarkan agar Jamila tinggal beberapa hari di hotel miliknya.
Awalnya, Jamila hendak menolak karena merasa tidak pantas. Akan tetapi, Hisyam tidak pernah gagal dalam membujuk Jamila agar mau menerima pemberian darinya. Alhasil, setelah menimbang beberapa hal, terutama rasa rindunya terhadap sosok itu, Jamila menerimanya. Dan sekarang, ia tengah bersiap-siap untuk berangkat ke tempat suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm JAMILA [SELESAI] ✔️
Romansa[RELIGI - ROMANCE] "Masih jomlo, Mil?" "Kapan nikah, cantik?" "Anaknya Bu Budi, lho, udah nyebar undangan. Kamu kapan?" Beragam pertanyaan yang menjurus pada desakan untuk menikah, sudah seperti sapaan wajib untuk Jamila setiap kali berkumpul dengan...