Bab 10✔

133 15 0
                                    

Happy reading

.

.

.


"Bukanya aku sudah mati ya? Tapi kenapa aku berada dikamar mewah?" Ujar Calista heran.

"Kamu belum mati honey," Ujar seseorang tiba-tiba yang membuat Calista kesal.

*****

Sekarang Calista tau apa yang sebenarnya terjadi.

Sialan.

"Aku tidak mungkin membiarkanmu mati begitu saja," Ujar orang itu lalu dengan perlahan berjalan mendekati Calista.

Calista yang melihat itu langsung merasakan alarm berbahaya. Dengan sekuat tenaga Calista berusaha bengun dari kasur king size, tetapi entah kenapa rasanya sangat sulit untuk bergerak.

Orang itu yang melihat tingkah laku Calista menyeringai.

"Kamu tidak akan bisa lepas dariku honey. Kita akan menikah besok," Ucap orang itu dengan tersenyum manis yang membuat Calista kesal.

'sial! apakah dia sudah gila?!' batin Calista.

"Gue nggak mau nikah sama lo," Ucap Calista tajam membuat orang itu menghentikan langkahnya.

Ucapan Calista membuat amarah orang itu meluap. Tapi sedetik kemudian wajahnya berubah lesu.

"Honey, kenapa nggak mau nikah sama aku?" Tanya orang itu melas.

Tiba-tiba Calista mengernyit bingung.

'iya juga ya, kenapa gue nggak mau nikah sama dia?' batin Calista bertanya-tanya.

Orang itu mengeraskan rahangnya marah karena Calista belum menjawab pertanyaanya. Sesusah itu kah?

"Kalau kamu tetap nggak mau nikah sama aku. Terpaksa aku akan membuatmu menikahiku," Ucap orang itu menyeringai lalu melanjutkan langkahnya menuju kasur yang ditempati Calista.

Hah?

Otak Calista masih mencerna ucapan Rafa yang sangat membingungkan, sederhana tapi penuh makna, nah masalahnya Calista masih belum paham dengan kalimat itu.

"Kamu harus mengandung benihku, sayang," Ucap orang itu terkekeh gemas melihat ekspresi Calista.

Mata Calista membola, "L-lo gila Rafa?!" Ucap Calista dengan wajah panik. Saking paniknya, Calista melupakan kekuatannya.

Dan ya orang yang menculik Calista adalah Rafa.

"Ya aku gila. Dan semua itu karenamu," Ucap Rafa bersmirk karena melihat wajah panik Calista yang begitu imut menurutnya.

"Wajahmu sungguh cantik sayang," Ucap Rafa sambil membelai pipi mulus Calista sensual. Dalam sekejap, tubuh Rafa menindih tubuh Calista.

Tubuh Calista semakin memberontak. Kakinya menendang-nendang tubuh Rafa yang ada diatasnya, namun, tak ada hasil, karena tenaganya masih lemah akibat bius yang diberikan Rafa.

"Diem, sayang," Desis Rafa pelan, tapi dihiraukan Calista.

"Honey......"

".....kamu membuatnya bangun," Ujar Rafa dengan mata terpejam.

Dengan perlahan Rafa mendekatkan wajahnya. Rasanya ia tidak sabar untuk mencicipi bibir pink alami milik Calista. Andai saja ia mencintai Calista sejak dulu, sudah pasti Calista akan bahagia dengannya.

Calista panik saat wajah Rafa berada tepat didepan wajahnya. Matanya terpejam kuat, bukan karena malu tapi karena rasa kesal dan takut yang meledak-ledak dikepalanya.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang