Bab 21✔

102 10 0
                                    

Happy reading

.

.

.


Ditaman belakang Acadamy sosok Calista sedang duduk santai sembari menatap langit cerah berwarna biru yang sangat memanjakan matanya. Hatinya tak pernah berhenti memuja keindahan alam Whiteland. 

Ditengah keheningan, Letta muncul menghampiri Calista dengan wajah penuh tanya sekaligus heran.

"Cal, kau tak latihan?" Tanya Letta saat sampai didekat Calista. 

Letta bertanya-tanya dalam hati, kenapa Calista begitu santai? Padahal beberapa saat lagi ia akan bertarung dengan Zia yang terkenal karena multitalentnya sebagai Putri Kerajaan Emerald. Bahkan, hanya pangeran dan putri kerajaan Emerald yang mempublikasikan status bangsawanya. Dan itu membuktikan seberapa besar kekuatan mereka hingga berani memperkenalkan diri didepan musuh-musuh kerajaan.

"Tidak, aku malas." Ucap Calista dengan wajah malas yang amat ketera. Tubuhnya bersandar nyaman pada batang kokoh pohon.

"Tapi, tantanganan itu..." Letta nampak linglung setelah mendengar jawaban Calista yang tak sesuai ekspetasi.

"Oh, aku tak peduli."

Letta mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar jawaban enteng Calista. Dirinya masih tak percaya 

"Cal, kau tau Zia?" Letta menatap Calista dengan wajah serius.

"Tau, dia saudaranya Zio kan, kakak tingkat yang sok baik, sok ganteng, dan sok kuat itu." Calista berucap dengan wajah julidnya.

Uhuk...uhukk

"Cal, dia pangeran mahkota kerajaan emerald." Ujar Letta pelan.

"Oh." Balas Calista singkat bin tak acuh.

"Calista."

"Kau tau?......tidak sopan menyebut pangeran mahkota kerajaan dengan nada seperti itu. Kau bisa dihukum mati." Letta mendekatkan wajahnya lalu berbisik ditelinga Calista.

"Hm, aku tau...tapi aku tak peduli wle." Mana berani si Zio negur dirinya. So, dia bebas kan ngejulidin 'kakaknya' itu?

"CALISTAAA."

Anjirr

Calista tersentak kaget, begitupun Letta karena pekikkan yang tiba-tiba. Wajahnya berubah pucat saat mengetahui pelaku pekikkan tadi.

Moga nggak denger.....moga nggak denger.....

"Cal, kau dari mana aja?! Kenapa nggak latihan sih? Bukanya hari ini kau akan bertarung dengan dia." Ujar Zio dengan wajah khawatir.

Calista bernafas lega karena Zio tidak bertanya dengan kalimat yang baru saja diucapkan, semoga saja dia tidak mendengarnya. Tapi, disisi lain ia juga merasa kesal karena sudah berkali-kali mendengar kalimat 'kenapa nggak latihan?'. Dia pikir Calista itu apaan? Meskipun tidak berlatih, bisa saja Calista mengalahkan seluruh murid academy yang seangkatan dengannya.

"Hey, yang bertarung kan aku, kenapa kalian yang khawatir sih?!" Tukas Calista menatap Zio dan Letta kesal. 

"Cal, kita tidak ingin kau celaka hanya karena kalah dari Zia. Aku tau, inti kehidupan sangat penting untuk para fairy, jangan sampai kau kehilangan hal itu hanya karena taruhan konyol." Ujar Letta. 

Letta menatap Calista lekat. "Kau seperti Zia sebelum berubah." Batinnya berucap.

Ingatan Letta kembali berputar saat hari-harinya penuh dengan canda-tawa sahabatnya, saat para sahabatnya masih meluangkan waktu untuk berkumpul bersama. Dia mengingat waktu dimana Zia sedang berlatih bersama Arthur yang selalu dimenangkan Zia.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang