Happy reading
.
.
.
Diwaktu makan malam, Calista dkk duduk dengan tenang di cafetaria academy. Kali ini mereka datang dengan anggota lengkap. Sambil menunggu pesanan, sesekali mereka berbincang-bincang, saling melontarkan candaan yang sangat tidak berpengaruh bagi Calista karena dia hanya menunjukkan wajah datar tanpa minat.Namun, keadaan tersebut tidak bertahan lama karena datangnya Zio dkk bersama Zia yang tentunya sedang memeluk lengan Arthur dengan manjanya.
Tanpa izin mereka duduk di bangku yang ditempati Calista dkk.
"Gue nggak nyangka, kalo di EA ada ulet keketnya " celetuk Kayla yang merasa tidak suka dengan kehadiran Zia yang sifatnya seperti tokoh antogonis novel kurang belaian.
Zia yang merasa tersindir langsung menatap Kayla tajam.
"Apa maksudmu?" Ucap Zia sinis.
"Kenapa? Ngerasa kesindir?" Ujar Kayla santai tapi dengan raut nyinyir. Calon emak-emak tak akan pernah lepas dari raut nyinyir bukan?
"Kau! Dasar tidak sopan! Aku ini putri raja, mauku hukum kau!!?" Zia menatap Kayla remeh membuat sang empu mendengus.
"Ck! Diamlah!" Ketus Zio kesal. Berani sekali adik palsu itu mengacau di sini. Dasar tidak sopan.
"Jangan mengacau di sini Zia!" Ucap Zio menatap Zia kesal.
Zia menatap Zio tak percaya, "Kak...."
"Di.am.Zi.a." Ucap Zio penuh penekanan.
Zia cemberut. Tapi matanya tidak bisa menyembunyikan amarah yang berkobar. Dengan kesal, Zia langsung mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang duduk di sampingnya. Ada sedikit harapan yang muncul di hatinya.
Zia menatap laki-laki itu sambil tersenyum manis, "Arthur, liat Zio, dia nggak suka aku," adunya.
Namun, ekspetasi tak seindah realita. Arthur hanya berdehem malas menanggapi ucapan Zia, yang membuat sang empu melunturkan senyumnya.
Sialan......
Diam-diam Calista menahan tawanya agar tidak meledak saat itu juga. Melihat wajah Zia yang memerah adalah pemandangan langka baginya. Sangat lucu. Tak sadar dia, jika orang yang sedari tadi ditertawai mempunyai wajah yang mirip dengan wajah aslinya.
Karena situasi yang mulai tidak kondusif, Leon segera mengalihkan perbincangan mereka. "Beberapa hari lagi akan ada pengujian 'kan? Bagaimana jika kita berlatih bersama?" Ujarnya dengan mata yang menatap teman-temannya satu per satu.
"Kurasa itu tidak buruk," ucap Letta menyetujui.
"Gue ngikut aja," ujar Kayla yang diangguki Calista.
Lainnya hanya diam dengan wajah yang nampak menunjukan persetujuan. Namun, ada satu orang yang nampak menunjukan ketidaksetujuan dengan perkataan Leon.
"Kau yakin Leon? bukanya Calista dan Kayla murid baru? Aku takut mereka tidak bisa menyamai latihan kita," ucap Zia dengan wajah khawatir, tapi bagi orang yang cukup teliti pasti akan terdengar seperti hinaan.
Calista menatap Zia dengan tatapan yang tak terbaca, namun, dengan cepat dia menormalkan kembali ekspresinya, "Tenang Zia. Aku dan Kayla cukup bisa menyamai latihan kalian," ucap Calista santai.
Wajah Zia berubah cemas, "Tapi Cal...."
"Bagaimana jika kita bertaruh?!" Tawar Calista memotong ucapan Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSFER OF SOUL
Fantasía[ON GOING] Entah keberuntungan atau malapetaka. Kenzia Queenby Emerald, penyihir tingkat tinggi dari dunia magic bertransmigrasi ke dalam tubuh bernama Calista Kaylovi Pratama yang merupakan anak perempuan terabaikan dari keluarga Pratama di dunia m...