Bab 23✔

249 14 1
                                    


Happy reading
.
.
.

Dua malam sebelum UKT……..

"Kau sungguh-sungguh akan membantuku?" Gadis itu menatap sosok miaterius di hadapannya dengan raut tidak percaya.

"Hmm, kau tak percaya?" 

"Iya…." Jawab gadis itu lantang, tapi sesaat kemudia ia meringis pelan.

"......maksudku mana ada orang yang rela membantu orang asing tanpa mengharapkan imbalan, tetapi….kau bahkan nampak tidak minat dengan—-"

"Kata siapa? Ya, saya memang tidak mengharapkan imbalan darimu…tetapi bukankah kita dalam tujuan yang sama?" potong sosok itu dengan seringai diwajahnya.

"Apa maksdumu?" Gadis itu mengernyit heran.

"Kau pikir saya tidak tahu, huh!?" Sosok misterius tersebut berdecih.

Sosok itu perlahan maju lalu membisikan kalimat yang menjadi rahasia gadis dihadapannya.

"......."

"Apa maumu?" Ekspresi sang gadis berubah waspada.

Orang itu meyeringai, "cukup mudah……."

"……lakukanlah semua rencana yang telah saya susun," ujar sosok itu.

"H-hanya itu?..." gadis itu menatap tak percaya dengan berbagai pertanyaan yang mulai muncul dikepalanya.

"Ya, jadi bersiap-siaplah. Saya akan memulai ritual ini," sosok misterius tersebut mulai berkomat-kamit melafalkan mantra yang terdengar aneh ditelinga gadis itu.

"Berbaringlah di sampingnya," perintah sosok itu.

Gadis itu dengan patuh menuruti ucapan si sosok misterius tanpa rasa curiga sedikit pun. Dengan mantap ia berbaring di samping sosok berwajah cantik yang terlihat sangat pucat. 

Setelah beberapa menit, muncul cahaya yang sangat terang dari gadis itu. Cahaya terang tersebut dengan perlahan berpindah menuju sosok yang berbaring di samping gadis itu. Butuh sekitar 30 menit sebelum cahaya terang itu menghilang.

Sosok dengan mata terpejam yang berbaring di samping gadis itu dengan perlahan membuka matanya, kulit yang mulanya terasa dingin mulai menghangat berbanding terbalik dengan si gadis yang mulai memucat dengan kulit yang dingin.

"Bagaimana?" Sosok misterius itu menatap sosok di depannya dengan tatapan puas.

"Kurasa tubuh ini cukup nyaman," ujar sosok itu sambil menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku.

"Hahahaha bagus…..bagus……segera laksanakan rencana saya," sosok misterius tersebut tertawa bahagia dan menghilang tanpa jejak.

"Siap….yang mulia," lirih sosok itu dengan tatapan tak terbaca.

"Pada akhirnya semuanya akan menjadi milikku, hanya milikku……."

Disisi lain…..

Calista memegang kepalanya yang terasa amat pening, tubuhnya mendadak lemas. Untuk berdiri pun Calista sempat sempoyongan dengan arah tak tentu.

"Cal, kau tak apa?" Tanya Naila yang memang sedari tadi di sampingnya. Tangannya dengan cepat menyangga tubuh Calista yang mulai kehilangam keseimbangannya.

Calista masih diam karena sibuk mentralisir rasa sakit itu. Berbagai cara sudah dilakukan, tetapi tetap saja tidak ada perubahan, yang ada rasa sakit itu semakin parah.

Zio yang kebetulan berada tak jauh dari mereka bergegas menghampiri Calista dengan wajah khawatir.

"Cal……"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang