BAB 1✔

213 28 0
                                    


Happy reading
.
.
.

"Aku cukup prihatin dengan kehidupanmu, Calista. Tapi tenang, sekarang ada aku yang menempati ragamu. Calista sekarang akan membuat mereka semua menyesal," kata Calista menyeringai.

"Eum, aku cukup penasaran dengan rupa baruku. Dimana aku bisa menemukan cermin?" Tanya Calista pada diri sendiri.

Calista masuk kedalam kamar mandi untuk melihat bagaimana rupanya.

Awalnya ia terkejut saat melihat wajah kusam gelap milik Calista, tapi saat ia perhatikan lebih jelas, ia melihat keanehan diwarna kulitnya.

Calista memutuskan untuk mencuci wajahnya. Sesaat setelahnya mata Calista melebar tak percaya melihat wajah yang telah dibersihkan.

Dengan kulit seputih susu, bola mata jernih, bulu mata yang rapi, alis yang tertata rapi, hidung mungil namun mancung, bibir pink alami, pipi chubby yang terlihat sangat kenyal, dan jangan lupakan tatapan polosnya. Calista mengedipkan matanya berkali-kali.

"I-ini aku?!"

Sangat cantik. Kata itulah yang menggambarkan wajah Calista. Entah apa alasan Calista menyembunyikan kecantikan itu.

Ah! Calista ingat. Dalam ingatan Calista, kakak tirinya memerintahkan Calista untuk menyembunyikan kecantikannya. Alasannya klise, kakaknya tidak mau ada orang yang lebih cantik darinya.

Mengingat itu membuat Calista kesal. Ia sangat kesal karena kakak tiri yang seenaknya dan sifat Calista yang hanya diam melihat tingkah seenaknya kakak tirinya itu.

Awas aja kalau katemu aku sihir jadi kecoa mampus.

Tapi tenang, sekarang Calista tidak akan menyia-nyiakan kecantikannya itu. Ia akan memanfaatkanya sebaik mungkin. Memikirkan itu membuat hatinya merasa bahagia.

"Cogan i'm coming." Ucap Calista dengan semangat 45.

***

"Bagaimana keadaan dia?" Tanya seorang pria berjas hitam yang sedang duduk di kursi kebanggaannya.

Tepat dihadapannya berdiri satu manusia yang merupakan salah satu bawahannya. "Dia sudah siuman tadi pagi bos, keadaanya juga mulai membaik," Jawab bawahannya itu.

Raut wajah pria itu lebih lunak setelah mendengarnya. "Terus pantau keadaanya," Perintahnya mutlak.

"Baik bos," Jawab bawahannya lalu pergi keluar ruangan.

Setelah bawahannya pergi, tanpa sadar setetes air mata keluar dari matanya. Ia memandang sendu foto seorang anak perempuan yang sedang tersenyum manis.

"Maaf," Ujarnyanya seraya memeluk erat foto tersebut.

*****

Pagi ini Calista sudah keluar dari rumah sakit. Soal biaya? Calista sangat berterima kasih pada orang misterius yang telah melunasi tagihannya.

Sebenernya ia punya banyak uang. Sejak kemarin ia sudah menyiapkan banyak hal untuk memulai hidup baru dengan bantuan sihir tentunya. Beruntung sihirnya terbawa sampai kesini.

Calista memberhentikan taksi untuk mengantarnya ketempat tinggal barunya.

Saat tau Calista tinggal dikontrakkan kecil, ia memutuskan mencari tempat tinggal baru yang lebih nyaman. Saat itu juga Calista memutuskan untuk membeli apartemen yang lumayan mewah. Apartemenya juga dekat dengan sekolah yang Calista tempati.

Sekarang Calista sudah berada di salah satu kamar apartemennya. Tadi sebelum kesini, ia juga sudah membeli keperluan rumah serta keperluan untuknya dan telah dibawa ke apartemen ini.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang