Bab 12✔

219 20 0
                                    

Happy reading

.

.

.


Keesokan harinya.

"Bagaimana?"

Calista bertanya setelah menyelesaikan sarapannya. Disamping kirinya Kayla duduk dengan tangan yang masih sibuk memotong daging panggang, sebelah kanannya Gilang duduk dengan wajah sok coolnya, dan dihadapannya keluarga Calista duduk dengan tenang.

Hening sejenak.

"Kami akan mengizinkan mu pergi Calista. Tapi kamu harus menjaga kesehatan disana." Ucap Victor mewakili semuanya.

Senyum Calista merekah setelah mendapat izin dari keluargnya. Padahal tanpa izin dari mereka Calista akan tetap pergi.

"Tentu. Kalau kalian merasa rindu denganku cukup panggil aku tiga kali." Ujar Calista sambil tersenyum manis. Moodnya bagus sekarang.

"Lo bakal Dateng?" Celetuk Gilang. Sebenarnya ia malas, tapi kalau nggak di jawab kan kasian, keluarga Calista nggak akan jawab soalnya.

"Ya enggak lah." Jawab Calista lalu tertawa ngakak sendirian.

Krik

Krik

Krik

Gilang menatap Calista tanpa minat.

Kayla menatap Calista datar.

Dan keluarganya menatap Calista heran.

Calista menghentikan tawanya, setelahnya ia menatap canggung semua pasang mata yang masih memandangnya.

"Hem maksudnya panggil Gilang, terus suruh dia telepati aku. Aku janji bakal pulang secepatnya." Ucap Calista yang diangguki keluarganya.

Victor mengangguk patah dengan senyuman yang dipaksakan. Hatinya masih pedih mengingat perpisahannya dengan Calista hanya----

"Oke hari ini aku akan berangkat." Ucap Calista.

Jderrr-

---beberapa jam lagi.

Keluarga Calista kembali terdiam mendengar penuturan Calista. Raut tak rela tercetak jelas di wajah mereka, namun, Calista menghiraukan semua itu.

Calista ingin segera menyelesaikan semua urusannya agar bisa hidup santai, tentram, dan bahagia.

"Kay bersiaplah. Kita akan berangkatlah nanti sore." Ucap Calista yang diangguki semangat oleh Kayla.

***

Sore harinya.

Sinar kuning kemerahan khas matahari senja menemani acara perpisahan Calista dan Keluarganya. Ya, hanya mereka karena Kayla tinggal sendiri disini. Entah apa maksud keluarganya, ralat ayahnya meninggalkan Kayla sendiri.

Kayla hanya memiliki satu keluarga yaitu ayahnya yang merupakan seorang panglima di Kerajaan Elmore, Ibunya telah pergi setelah beberapa saat ia lahir. Meskipun tumbuh tanpa kasih sayang seorngan ibu, Kayla tetap bahagia karena ayahnya selalu ada untuknya.

Calista memeluk satu persatu keluarganya sebagai salam perpisahan. Itupun dia diajari oleh Kayla, jika tidak pasti Calista hanya akan berpamitan dengan telepati lalu pergi begitu saja sama seperti saat Calista pamit ke desa Kristov kala itu.

"Jaga kesehatanmu." Ucap Calista sambil memeluk Dafa. Sebenarnya Calista sangat bingung dengan kalimat apa yang harus diucapkan pada Dafa. Dia sedikit canggung saat berinteraksi dengannya.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang