Bab 20✔

107 7 0
                                    

Happy reading

.

.

.


Eugh

Calista mengerjap-ngerjapkan pandangannya. Mulutnya terbuka lebar saat melihat pemandangan indah yang membentang luas dihadapannya. So amazing!. 

"Cucuku...."

Lagi-lagi suara itu yang terdengar oleh Calista. Calista menoleh ke asal suara dengan gugup. Saking gugupnya, Calista tak menyadari penampilannya. Calista kembali ke raga aslinya woyyy!!

"Saya memberikan salam kepada ya-yang mulia Ratu pertama." Ujar Calista sedikit gugup. Bukan karena orang dihadapannya adalah ratu, tapi karena yang ditemuinya adalah orang yang sudah tiada. First experience you know??

Violet tersenyum lembut ke arah Calista. "Bersikaplah santai padaku, nak." Ucapnya lembut.

"Baik Rat...."

"Panggil aku nenek." Potong Violet lembut.

"Baik nek." Calista tersenyum tipis menatap Ratu Violet. 

"Kau tau apa tujuanku menemuimu?" Tanya Ratu Violet.

Calista terdiam. Setelahnya ia mengangguk dengan yakin. "Nenek pasti akan berbicara tentang takdir itu." Tebak Calista sok tahu.

"Kau sangat cerdas, nak. Pasti orang tuamu bangga padamu." Ratu Violet menatap Calista puas. Ya, keturunannya memang tidak pernah mengecewakan. Semoga saja, Calista termasuk didalamnya.

Calista tersenyum tipis mendengar pujian dari leluhurnya.

"Kau harus menerima takdir itu nak, suka tidak suka kau harus menyelesaikannya." Ucap Ratu Violet dengan pandangan menatap ke arah lain. 

"Tapi, resiko menerima takdir itu besar nek. Aku ingin hidup normal." Calista menunduk dengan perasaan tak yakin.

Calista mengingat cerita bersejarah Whiteland, dimana orang terpilih akan selalu mengorbankan hal penting yang dimilikinya, yaitu kehidupannya. Dan dia masih belum rela jika harus meninggalkan keluarganya, sahabatnya, dan juga Whiteland.

"Kau lupa? Kau memiliki hal istimewa yang tidak dimiliki mahluk lainya. Kau masih bisa hidup normal nak....."

"....itupun harus mengalami hal menyakitkan terlebih dahulu." Lanjut Ratu Violet dalam hati.

"Lagipula, kau tidak harus mengorbankan hal itu. Masih ada cara lain untuk menyelesaikannya." Ujar Ratu Violet.

Calista menatap Ratu Violet penasaran. "Cara lain?" Tanyanya.

"Hm, cari penyebab kekacauan ini dan temukan penawarnya." Ucap Ratu Violet.

"Kurasa ini sudah cukup. Saudaramu pasti khawatir, cepat temui dia, jangan sampai nenekmu ini terkena teror karena terlalu lama menahanmu." Ujar Ratu Violet dengan sedikit jenaka, tapi karena Calista sedang dalam mood bingung, dia hanya merespon tawa kecil yang terdengar sangat canggung.

"Nenek akan selalu mendoakanmu dari sini." Ujar Ratu Violet sebelum menghilang dari pandangan Calista.

"Maafkan nenekmu ini, nak karena telah memberimu beban." Lirih Ratu Violet menatap Calista sendu.

Pandangan Calista menggelap hingga akhirnya pingsan.

"Cal..."

"Cal..."

Calista merasakan tepukan dipipinya. Rasanya sangat mengganggu, tapi nada khawatir yang ia dengar menuntutnya untuk segera membuka mata. Terlebih Zio adalah pemilik suara itu.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang