BAB 9✔

130 14 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Tak terasa sudah 3 bulan lebih Calista menjalani kehidupan barunya. Semuanya berjalan lancar sesuai dengan semestinya. Sudah hampir sebulan pula ia berlatih dengan guru tersayangnya, Sir Archiles. Dan karena itu kekuatannya bertambah berkali-kali lipat dari hasil terakhir latihan. Kayla dan juga Gilang juga ikut berlatih bersamanya dan berakhir dengan hasil yang memuaskan.

Dalam 3 bulan tersebut sudah banyak yang Calista lalui di dunia manusia. Ia sudah 'sedikit' berdamai dengan keluarga asli Calista. Meskipun Calista sendiri masih agak bersikap dingin terhadap mereka.

Dan jangan lupa, Rafa. Makin hari tingkah Rafa semakin menjadi-jadi dalam mengejar Calista. Awalnya memang biasa saja, tapi setelahnya Calista merasa risih dengan kehadiran Rafa. Sudah berkali-kali juga Calista menolaknya, namun, sang empu masih keukeuh mengambil hati Calista kembali.

Satu hal lagi, Calista sudah resmi menjadi badgirl, dilantik tepat sebulan lalu oleh ratu badgirl PHS. Semua itu tentu saja atas bantuan sahabatnya yang selalu membimbing Calista dalam mempelajari dunia per-badgirl-an. Doakan saja hal yang dipelajari Calista akan berguna suatu saat.

Seperti rutinitasnya dalam tiga bulan terakhir setelah bel masuk berbunyi adalah.....bolos.

Dengan ditemani semangkok bubur ayam dan segelas teh anget, Calista duduk di kantin dengan tenang. Dan jangan lupakan Kayla yang duduk disampingnya dengan mulut yang terus berceloteh dari A hingga Z.

Awalnya memang hanya mereka berdua disana, tetapi, seiring bertambahnya waktu keadaan kantin mulai menjadi ramai karena datangnya Dafa dkk yang selama ini selalu dekat dengan Calista. Mereka bercanda-tawa tanpa memedulikan sekitar. Setidaknya itu bertahan hampir tiga puluh menit, karena setelahnya---

"YANG DUDUK DIKANTIN, KELAPANGAN SEKARANG!!"

Suara tawa yang tadinya menguar bebas langsung berubah hening setelah suara itu terucap.

Degg

"Lari Weh......lari......" Ujar Gilang yang pertama kali sadar dengan panik.

Semua orang yang tadinya duduk santai di kantin langsung lari kocar-kacir saat suara itu terdengar. Suara yang paling dihindari oleh anak-anak nakal. Dia adalah Pak Sunaryo, guru seni budaya yang merangkap sebagai kesiswaan di PHS. Hampir semua murid di PHS segan dengannya karena kekejamannya dalam menghukum para murid nakal.

"GILANG, KEVIN, DAFA! NGGAK BOSEN APA KALIAN BOLOS MULU......."

Ya jelas......nggaklah.

".......BUKANNYA TOBAT MALAH BAWA TEMAN BARU KALIAN!!"

"KAMU JUGA KAYLA, MURID BARU KOK MALAH BOLOS, NGGAK MALU SAMA STATUS?!"

"DAN KAMU CALISTA! KENAPA SIFAT KAMU BERUBAH?! BAPAK LEBIH SUKA SIFAT KAMU YANG DULU, NGGAK NAKAL KAYAK MEREKA, PASTI INI KARENA MEREKA KAN??!"

Ditengah larinya, Pak Sunar masih menyempatkan waktu untuk menceramahi para murid nakalnya. Capek sebenarnya, ingin rasanya dia resign dari guru, tapi ia merasa kasihan dengan moral para penerus bangsa yang semakin merosot. Jadinya rela nggak rela, dia harus menyelesaikan tanggung jawabnya.

Beruntung kegiatan belajar mengajar sudah berjalan 30 menit lalu, jika tidak pasti mereka sudah menjadi tontonan para murid lain.

Dipersimpangan kolidor, Calista langsung menarik tangan Kayla ke arah lain. Mereka langsung berteleportasi memuju tempat yang aman.

Calista tiba di rooftop dengan senyuman lebar.

"Huft....akhirnya kita lepas dari kejaran Pak Sunaryo." Ujar Kayla bernafas lega.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang