bab 22✔

154 11 0
                                    

Happy reading

.

.

.


Sring

Srang

Sring

Ctakk

Wush

Hening.

Zia menyerang Calista dengan elemen anginnya. Wajahnya masih memerah karena rasa lelah yang makin menjadi-jadi. Matanya menatap tajam Calista yang masih berdiri santai tanpa luka sedikitpun dengan nafas masih teratur seolah tidak melakukan aktivitas berat yang baru saja dilakukan.

Di pinggir lapangan, para manusia yang sedari tadi menonton pertarungan Calista dan Zia bersorak dengan kesal. 

"WAHHHH!! SELAIN TIDAK TAU MALU, LO JUGA TIDAK TAHU ATURAN YAK?!!" Pekuk Kayla di pinggir lapangan.

"Diam Kayla, ini bukan urusan kita," sela Zio yang masih berdiri dengan santai.

"Bukan urusan kita kata lo!!? Hey! Dia curang loh cu.rang, gue sebagai sahabat baik Calista nggak terima dong!" Sungut Kayla tajam.

"Aku setuju!! Ini sudah melanggar perjanjian awal," ujar Naila.

Zio menghela nafasnya berat, merepotkan sekali mengurusi para kaum perrmpuan ini.

"Sudahlah, aku yakin Calista bisa mengatasinya," ujar Zio.

Berbeda dengan suasana pinggir lapangan yang cukup ramai, di tengah lapangan tempat Calista dan Zia mengadu kekuatan justru semakin memanas.

Calista melangkah lebih maju didepan Zia dengan wajah datar. Suasana berubah lebih mencekam saat itu juga. 

"Sejauh ini aku masih bersabar melihat ocehan tak berguna mu itu. Tapi jangan salah, jika aku mau aku akan langsung....."

"......melenyapkanmu," lanjut Calista dengan berbisik pelan tapi masih bisa didengar Zia.

Zia menelan salivanya takut-takut. Ini adalah pengalaman pertama baginya. Aura Calista itu sangat mengganggunya. Nafasnya tercekat. 

Klik

Calista menjentikkan jarinya satu kali. Dalam sekejap muncul cahaya putih terang keluar dari tubuh Calista, tapi hanya sekilas karena lepas beberapa detik cahaya itu hilang bagaikan tak pernah muncul. Tidak ada yang menyadarinya kecuali satu orang masih mematung di tempatnya karena kejadian itu.

"Mari kita ganti peraturannya. Sekarang kita akan bertarung menggunakan elemen masing-masing," ucap Calista.

Sret....sret....sret.....

Calista menjulurkan tangannya ke depan. Sebuah sulur rambat langsung keluar dan bergerak mematuhi perintah Calista. 

DUARRR

Zia berdiri dengan tangan yang masih mengeluarkan api. Sulur-sulur milik Calista telah hangus di depannya tanpa sisa. Nafasnya masih terengah-engah karena rasa lelah yang masih terasa. 

"Kau punya masalah apa denganku?" Tanya Zia pelan. 

Calista terkekeh. Ia merasa lucu dengan pertanyaan orang yang berdiri di hadapannya. Calista melangkah maju dengan ritme yang sengaja dipelankan.

"Kau tak merasa bersalah?" Ucapnya saat sudah dekat dengan Zia, badannya dicondongkan ke depan, di dekat telinga Zia.

"Cobalah ingat semua kesalahan yang pernah kau lakukan......" ucap Calista dengan sedikit memaksa.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang