BAB 8✔

146 20 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Gilang pov on.

Setelah bel istirahat berbunyi gue langsung ke kantin bareng temen-temen gue. Berhubung hari ini jamkos alias jam kosong, gue sama sekali nggak masuk kelas. Maklumlah gue ini badboy. Berangkat-bolos-pulang adalah kegiatan rutin gue di sekolah. Dan, spot bolos paling epik adalah roftoop.

Seperti saat ini, gue dan para sohib sedang menghabiskan kurang lebih 4 jam mata pelajaran hanya untuk rebahan. Catat! r.e.b.a.h.a.n. tapi, jangan salah, meskipun kita hanya rebahan, kegiatan yang dilakukan tak kalah asik dengan kuis pagi mapel sejarah. Contohnya, ghibah. Jangan kira hanya manusia berjenis perempuan yang suka berghibah. Buktinya gue dan kawan-kawan sering ghibahin orang yang ghibah-able. Dan kali ini yang menjadi bahan ghibah adalah Rafa, sahabat gue sekaligus mantan dari Calista.

Sebenarnya gue agak nggak tega ghibahin dia, salahkan saja sifatnya yang ghibah-able karena berani permainin perasaan cewe, apalagi ceweknya Calista. Orang yang wajib gue lindungi. Dan ya, gue juga agak kesel sama keluarga Calista yang kebetulan keluarga gue juga. Tapi ya gitulah, bunda gue cuma nyuruh njaga Calista bukan ngehukum mereka.

Mengingat cerita Calista beberapa hari lalu perasaan gue jadi sedih. Rasanya nyesek banget gitu. Gue ngerasa gagal jalanin tugas dari bunda. Ya walaupun gue juga bersyukur karena masih diberi kesempatan buat jagain Calista meskipun jiwanya berbeda. Dan gue ngerasa Calista sekarang sangat misterius. Dan yang gue tau dia itu seorang penyihir hebat dari Whiteland.

Skip curhatnya.

Setelah acara ghibah selesai bertepatan dengan bel istirahat berbunyi gue dan kawan-kawan langsung pergi ke kantin. Seperti biasa banyak siswi-siswi yang mantap gue dkk kagum. Maklum guys gue badboy yang merangkap sebagai most wanted boys sekaligus.

Tiba-tiba langkah Kevin berhenti.

"Kita duduk dimana nih?" Tanya Kevin yang masih mencari bangku kosong. Matanya menelusuri kantin, namun, nihil ia tidak menemukan apa yang di carinya.

"Mending beli makanan dulu, bangkunya gampang nanti pasti ada yang kosong." Ujar Dafa memberi ide yang jujur gue setuju.

Tiba-tiba ada seseorang yang teriak manggil gue.

"GILANG DUDUK SINI AJA." Teriak Calista manggil gue.

Gue yang ngerasa terpanggil pun reflek ke asal suara. Gue lihat Calista yang Mandang gue dengan senyuman dan temannya Kayla menunduk. Mungkin malu pikir gue. Ya jelas sih malu orang Calista teriaknya kek toa masjid.

"Gimana?" Tanya gue Mandang Kevin dan Dafa bergantian.

"Gue sih yes." Ucap Kevin yang diangguki Dafa.

Gilang pov end.

Gilang dkk berjalan menuju bangku dimana Calista dan Kayla duduk.

"Hay kita duduk sini ya." Ucap Kevin duduk di bangku kosong dekat Kayla.

Seutas senyuman muncul diwajah Calista, "Hm silahkan duduk, jangan sungkan-sungkan kak." Ucap Calista menatap Kevin dan Dafa ramah melupakan satu sosok yang masih berdiri dibelakangnya.

Raut Gilang mendadak menjadi tak sedap, ia menatap Calista dengan pandangan tak terima. Dengan cepat ia mengambil bangku disebal kiri Calista.

"Gue mau protes Cal. Kenapa Lo manggil mereka dengan embel-embel 'kak' sedangkan gue cuma nama." Ucap Gilang dengan pandanga tak terima.

"Kau mau aku sihir jadi monyet hah!" Bisik Calista mengancam Gilang yang duduk disebelahnya.

Gilang yang mendengar bisikan Calista sontak merengut kesal. Membayangkan dirinya menjadi seekor monyet membuatnya Gilang merinding. Mau taruh dimana wajahnya sebagai fairy tertampan kalau pulang ke Whiteforest?

Whiteforest : tempat tinggal para Fairy sekaligus tempat paling rahasia di Whiteland.

"Ekhem bagaimana keadaan Lo Cal?" Tanya Kevin yang sedari tadi merasa canggung.

Calista mendongak sejenak. "B aja." Jawab Calista singkat.

"Eh iya, Lo kenal orang bernama Arthur Cal?" Tanya Kevin yang mengundang penasaran Gilang dan Dafa, kalau Kayla mah dah tau dia.

Calista yang sedang minum lantas tersedak karena mendengar pertanyaan Kevin. Tubuhnya mendadak menegang.

"Arthur itu------" Ucap Calista menggantung ucapannya.

"Kepo." Lanjut Calista dengan nada mengejek.

"Cal Lo kok jadi tengil gini sih." Ujar Kevin kesal.

Kek kenal aja.

"Padahal Cal tadi gue sempat mau jadiin Lo pacar ke 100 gue." Lanjut Kevin dengan senyuman yang membuat kaum ciwi-ciwi terpesona kecuali Calista dan Kayla tentunya.

Sebenarnya wajah Kevin biasa-biasa saja, hanya sikap manis pada betina lah yang menjadi nilai plusnya.

Ucapan Kevin barusan membuat Dafa dan Gilang tersedak dan menatap Kevin tajam. Beda dengan Calista. Justru Calista menatap Kevin penasaran.

"Kau punya hareem?" Tanya Calista dengan mata berbinar penuh keinginan Tahuan. Saat tinggal di Whiteland ia tak dak pernah melihat penyihir yang memiliki pasangan lebih dari satu, sebenarnya ada, tapi itu di masa lalu alias jaman dulu.

Senyuman penuh ke-riaan muncul tanpa izin diwajah Kevin, "Woiya jelas. Sayang dong kalo wajah paripurna gue nggak digunain." Ujarnya angkuh.

"Lo mau jadi pacar ke 100 gue Cal?" Lanjut Kevin menatap Calista serius.

"Nggak." Jawab Calista cepat yang membuat Kevin yang mendengarnya murung.

Gilang, Dafa, dan Kayla yang mendengar jawaban Calista sontak sebisa mungkin menahan tawanya. Apalagi saat melihat wajah murung Kevin.

"Aku cocoknya jadi ratu bukan selir soalnya. Sorry." Lanjut Calista dengan wajah tengilnya membuat semua orang tertawa karena tingkahnya.

Gue seneng Lo bisa tertawa lepas sekarang.

*****

"PAGI KU CERAH KU MATAHARI BERSINAR."

"KU PEGANG TAS UNGU KU DI TANGAN."

BRAKK

"SELAMAT PAGI SEMUA, KU NANTIKAN DIRIMU DIDEPAN KELAS KU-------"

"Berisik Cal."

Calista mengedipkan matanya berkali-kali, "Loh ada orang rupanya." Gumam Calista pelan.

Saat sampai sekolah tadi, Calista pikir suasana masih sepi karena tidak melihat siswa-siswi yang berlalu-lalang di koridor.

Calista menepuk dahinya pelan. "Lupa, ini kan kelas ambis." Ucapnya pelan.

Dengan kikuk Calista berjalan kearah bangkunya. Matanya menatap seluruh teman kelasnya canggung.

"Ck, padahal aku ingin menjadi badgirl kek dicerita yang aku baca...tapi temennya aja kaya gini, mana bisa!!" Gerutu Calista lirih.

Kebetulan, Kayla yang baru duduk disamping Calista mendengar gerutuan sahabatnya itu. Dengan senyuman Kayla-

"Lo pengin jadi badgirl Cal?" Tanya Kayla.

Calista menatap Kayla, "Hm." Gumamnya lesu.

"Lo tenang aja, gue tau siapa guru yang cocok." Ucap Kayla dengan seringai.

Mata lesu Calista berubah berbinar. Ia menatap Kayla antusias. "Kapan Kay belajarnya?" Tanyanya.

Kayla bersmirk, "Setelah bel." Ucapnya.

Calista mengangguk patuh. Dalam hati ia berdoa-

Dengan restu Mama Papa, semoga aku, Calista Kaylovi bisa menjadi siswi badgirl yang bertanggung jawab dengan berpatokan pada Undang-Undang khusus murid bad. Dan semoga bisa menjadi lebih bermanfaat untuk para guru Bk terhormat.

.

.

TBC.

TRANSFER OF SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang