chapter 2

2.7K 230 2
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Malam itu terlihat bertabur bintang yang indah di langit, suasana sejuk menusuk tulang rupanya dihiraukan oleh hiruk pikuk kota yang terlihat ramai. Pada sebuah bangunan kokoh menjulang tinggi terlihat banyak lensa kamera dimana-mana, tidak perduli dengan waktu yang menunjukkan sudah tengah malam,para wartawan rela begadang dan menahan kantuk demi mengambil gambar dari seorang superstar, bahkan jika hanya satu kali potret mungkin sudah cukup bagi mereka untuk diunggah di platform berita, pasalnya sang superstar yang sedang naik daun itu sangat sulit di ambil gambar nya karena faktor terlalu terkenal.

"Itu dia! Bible Wichapas Sumettikul di sini!"

Seorang wartawan dengan heboh berteriak, wartawan terlihat berlomba-lomba mengambil gambar dari sudut bagus menggunakan lensa kamera mereka.

Sosok pria dengan balutan jaket kulit dan jeans terlihat begitu rupawan,jalan nya yang gagah dan rahang yang tegas membuat nya semakin terlihat tampan,di tambah senyum manis melebihi gula itu terus terpancar pada wajahnya,sosok idola yang di idamkan banyak gadis.

Apalagi sikapnya yang terkenal begitu sopan kepada siapapun tanpa memandang status membuat nya juga terkenal di kalangan ibu-ibu, berharap ingin mempunyai menantu yang sama sempurna nya seperti Bible.

"Bible,ini adalah film kedua mu setelah sukses sebagai peran utama di film sebelumnya,apa menurutmu film kali ini juga akan sukses besar seperti film pertama mu?"

Bible menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman,para wartawan seakan lupa bahwa dirinya hanya berperan sebagai peran trytagonis, mereka melupakan sosok pemeran utama yang harusnya di wawancarai, apalagi pemeran utama yang bekerja dengan nya adalah seorang senior di entertainment.

"Ya,saya berfikir film ini akan naik seperti film yang sebelumnya saya perankan, apalagi pemeran utama nya adalah seseorang yang sudah profesional dalam dunia akting"

Bible tersenyum semakin lebar, matanya menatap kearah salah satu pria lain yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, seperti di kucilkan,pria itu hanya berdiri dengan rahang mengeras tanpa menatap kearah Bible,di temani seorang manager wanita setengah baya,para wartawan baru menyorot kearah nya seakan baru menyadari keberadaan nya, tidak ada yang mengerumuni nya seperti Bible, dalam benaknya berfikir sebenarnya siapa pemeran utama di sini?

"Phi Mile mengajarkan banyak hal kepada saya"

Lensa kamera kembali mengarah kearah Bible,pria dengan mata tajam itu perlahan berjalan kearah Mile Phakphum Romsaithong yang diikuti oleh para wartawan yang tidak ingin kehilangan momen apapun.

Bible merangkul pundak Mile yang ternyata lebih tinggi darinya,senyum di bibirnya tak pernah pudar sedikit pun membuat pria yang di rangkul itu merasa muak.

Mile rasanya ingin sekali menepis tangan Bible yang seenaknya merangkul bahunya, apalagi rangkulan yang semakin kuat itu seakan memaksa Mile untuk ikut tersenyum di depan kamera.

"Terimakasih pelajaran yang Phi Mile berikan selama ini padaku,aku sangat menghargai nya"

Rupanya momen itu menjadi trend topik di aplikasi burung biru, tidak seperti Mile yang murka karena perannya seakan di ambil oleh aktor pendatang baru, Bible menikmati setiap momen yang terjadi.

"Sialan! Lihat saja nanti siapa yang berhak ada di atas!"

*

"Ingin langsung ke apartemen?"

Senyum Bible hilang dalam sekejap, matanya berubah gelap membuat supir yang sedang mengemudi merasa merinding,berbeda dengan wanita paruh baya yang duduk di bangku depan, seakan sudah terbiasa dengan sifat aktor asuhan nya itu.

Dibalik Layar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang