chapter 12

1.1K 124 3
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Bible memainkan gelas kecil berisi Vodka di tangan nya,mata elang nya menatap kearah komputer dengan cermat, Bible sedang memeriksa kamera yang ia ambil dari pakaian Build, ternyata Build pergi bersama seorang wartawan.

Ujung bibirnya tertarik keatas karena baru saja menemukan mangsa baru, pria dengan mata kelopak ganda itulah penyebab Build mula berani menolak nya dengan keras.

Sampai sebuah pesan muncul di layar ponselnya, Bible segera membacanya. Tertulis pesan jika Build baru saja keluar dari rumah nya bersama seorang pria.

Bible mengusap bibirnya memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya untuk orang-orang pengganggu seperti mereka.Cara membunuhnya pun itu-itu saja, Bible butuh mode baru dalam menghabisi nyawa pengganggu.

Sampai ketukan pintu terdengar dan
Us masuk dengan membawa sebuah iPad yang memang selalu di bawa kemana-mana.

"Hari ini kita ke panti asuhan, cepat bersiap"

Bible memutar bola matanya, kesenangan nya selalu di ganggu.

Bible mengetik jawaban dari pesan yang memberikan informasi kepada nya tentang Build, menyuruh seseorang yang menerima pesan nya untuk selalu mengawasi Build.

' jangan lupa transfer uang nya '

Bible mendengus membaca pesan baru, semua orang suruhan sama saja, terlalu gila dengan yang namanya uang.

"Bukan kah baru saja ku katakan untuk bersiap?"

Mata tajam Bible kini menatap kearah Us membuat pria berwajah manis tersebut menciut,aura Bible yang begitu dominan sangat menakutkan.

"Ku tunggu di mobil"

Setelah mengatakan itu Us berniat ingin pergi tetapi perkataan Bible menggagalkan rencana kepergian nya.

"Tidak perlu karena aku tidak ingin pergi"

Bible meletakkan gelas di tangan nya dan berdiri dari duduknya, Us ingin protes tetapi lagi-lagi Bible menatap nya dengan tatapan membunuh.

"Beri aku alasan yang logis kenapa kau tak ingin pergi?"

Bible menggeser bangku dan melewati meja,ia mengikis jarak antara dirinya dan Us, tepat satu langkah Us menahan nafasnya, tatapan mengintimidasi itu seperti ingin mengoyak nya habis.

"Beri satu alasan yang logis kenapa orang seperti mu harus tau?"

Darah Us rasanya mengalir dengan cepat, desiran dari nafas hangat menerpa telinga nya bagaikan bom atom yang akan meledak kapan saja, ancaman penuh intimidasi itu membuat Us menelan ludah nya susah payah,baru Us menyadari bahwa Bible adalah sosok yang memang benar-benar bukan orang sembarang.

Us menatap bahu Bible sebelum bicara,tak ingin bertatap muka dengan Bible karena jika ia melakukan nya detik itu pula Us yakin dirinya akan mati di tempat.

"Terakhir kali kau pergi tak mengabari ku dan berakhir dengan pulang pelipis mu robek, jadi sebagai manager mu aku berhak tau kemana artis ku pergi siapa tau aku bisa membantu mu"

Bible terkekeh bengis,ia menepuk bahu Us beberapa kali membuat tubuh Us kaku di tempat nya berdiri.

"what? help me? You are crazy!"

Bible kembali tertawa seakan ia sedang melihat kartun jenaka, Us yang merasa terhina mengepalkan tangannya erat,ia tak tau apa yang di tertawakan Bible tentang dirinya.

"Orang naif seperti mu tidak akan bisa membantu apa-apa, mengerti?"

Bible pergi melewati Us yang masih berdiri di tempatnya diikuti oleh Ping yang sejak tadi menunggu di depan pintu masuk, Us membalikkan badannya menatap kearah pintu yang sudah tertutup kembali, ia menarik nafas dalam-dalam, rasanya sudah muak menghadapi seorang superstar psikopat seperti Bible,andai saja bibinya yang merupakan manager lama Bible tak menyuruhnya menggantikan posisi manager itu mungkin saat ini Us sudah hidup nyaman di Amerika untuk menempuh pendidikannya, dengan alasan membalas budi karena yang membesarkan Us adalah sang bibi, sial sekali hidupnya.

Dibalik Layar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang