chapter 6

1.5K 164 5
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Build menatap kearah atas pintu rumahnya,ada sebuah benda yang Build tak tau apa namanya,pasti Apo yang memasang benda tersebut, saat ia masuk,ada sebuah bunyi yang membuat Build sedikit terkejut.

Di dalam rumah tampak sepi,lalu di pintu kulkas tertempel note yang di tempel Apo seperti biasanya,ia bilang jika ia tak dapat pulang malam ini karena adik nya di rumah sakit semakin parah,pun ia juga mengatakan jika benda di atas pintu adalah sebuah benda yang dapat melakukan pemberitahuan siapa yang datang ke rumah, Apo bisa memantau Build meskipun dari jarak jauh,benda yang terhubung dengan ponsel memudahkan Apo untuk melindungi Build dari jauh,jika bukan Apo ataupun Build yang datang ke rumah maka otomatis benda di atas pintu akan berbunyi nyaring dan terhubung di ponsel Apo.

'Aku sudah siapkan makan malam,maaf untuk pembicaraan kita tadi pagi. Aku tak bisa pulang malam ini. Aku memantau mu dari jauh'

Begitu lah beberapa baris kalimat yang dapat Build baca,ia membuka tudung saji dan menemukan ayam goreng di dalam, setelah ia membersihkan diri,ia segera kembali ke dapur dan memakan makan malam nya.

Setelah selesai makan, Build membersihkan piring kotor dan beranjak kearah kamar,tak sengaja mata nya melihat kearah kalender, sebuah angka yang sudah Apo lingkari menggunakan spidol mengalihkan perhatian Build, besok adalah ulang tahun Build, seperti biasa Build akan pergi ke makam untuk menemui ibu nya keesokan harinya.

Setelah Build memikirkan rencana nya, Build mendengar suara kata sandi pintu   di tekan, Build berfikir jika Apo tak jadi menginap di rumah sakit.

Baru saja Build ingin membaringkan tubuhnya,suara peringatan yang berasal dari benda di atas pintu terdengar nyaring, Build terkejut mendengar nya, jantung nya mulai berdebar karena bunyi itu tak kunjung berhenti,suara langkah sepatu membuat Build yang berdiri di ujung ranjang merasa gelisah,tak lama suara pecahan benda terdengar setelah nya,bunyi pada benda di atas pintu pun berhenti,orang di luar sana menghancurkan benda yang di pasang Apo.

Nafas Build menjadi tidak teratur setelah ia melihat bayangan seseorang mendekat, dengan perlahan Build memundurkan langkahnya, matanya mencari benda apapun yang dapat melindungi nya.

'tok tok'

Build yang tadi nya menatap sebuah benda runcing di atas nakas nya beralih menatap suara ketukan yang berasal dari pintu kamarnya.

Mata Build membulat melihat seorang pria memegang sebuah cake di kedua tangannya, senyum manis di bibir pria yang berdiri di ambang pintu terlihat mengerikan.

"Happy birthday to you~"

Pria itu mulai bersenandung bernyanyi sembari melangkahkan kakinya,mata nya yang tajam terlihat tak dapat melepaskan pandangannya dari Build yang kini memundurkan langkahnya ketakutan.

"Happy birthday to you~"

Build menutup telinga nya tidak ingin mendengar nyanyian merdu dari belah bibir milik pria di hadapannya.
Pria tersebut terkekeh melihat mata Build yang berair siap menumpahkan air mata dari sana.

Langkah Build berhenti saat punggungnya menabrak dinding di belakangnya, pria itu semakin mendekat dengan cake di kedua tangannya,lilin terlihat masih menyala di atas cake.

Tubuh Build bergetar ketakutan melihat pria itu sudah berdiri satu langkah di hadapannya, jaket kulit dan kaos putih milik pria tersebut tidak bisa di bilang baik-baik saja,ada beberapa bercak darah yang membuat bau anyir tercium menyengat hidung.

"Make a wish before blowing out the candles, baby"

Mata Build mulai berair karena ketakutan,bukan hanya pakaian pria itu yang terdapat bercak darah,di bagian wajah nya juga ada beberapa bercak darah yang membuat nya terlihat mengerikan.

Tangan Build merayap kearah meja nakas,di atas meja terdapat hiasan yang terbuat dari keramik milik Apo.

Nafas Build memburu hebat berancang-ancang untuk mengangkat benda di tangannya dan memukul tepat kearah kepala pria di hadapannya.

Pria itu a.k.a Bible melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 12 malam,ia menyeringai dan kembali menatap kearah pria kesayangan nya.

"Ada apa sayang? Apa yang kau tunggu? Tiup lilinnya"

Tangan Bible yang kasar kini menyentuh pipi milik Build membuat Build segera menepis tangan Bible sehingga cake di tangan nya jatuh ke lantai, Bible tak merasa tersinggung sama sekali,ia memaklumi reaksi yang di tunjukkan Build kepadanya.

Terdapat sapuan darah di pipi Build yang awalnya berada di telapak tangan milik Bible,pria dengan mata tajam itu seakan berpura-pura terkejut dengan darah yang tertempel di pipi Build akibat ulah nya.

"Pipi mu kotor"

Saat Bible kembali ingin menyentuh pipi Build,dengan segera tangan Build yang memegang hiasan terangkat dan memukul tepat ke kepala Bible membuat pria tersebut mundur beberapa langkah dengan darah mengalir dari pelipisnya.

Bible mengangkat ujung bibirnya karena terkejut dengan keberanian yang di lakukan oleh pria kesayangan nya, seakan tak merasakan rasa pedih pada luka nya, Bible kembali maju dan memegang hiasan di tangan Build yang tersodor kearah nya, wajah Build menegang melihat Bible yang dengan mudahnya mengambil benda di tangan nya dan melemparkannya ke sembarang arah.

Nafas Build tercekat saat Bible mencekik leher nya membuat Build sulit bernafas.

"Darimana kau belajar menolak ku? Dari pria yang mengantar mu tadi pagi?"

Build berusaha menyingkirkan tangan Bible dari lehernya tetapi tenaga nya kalah saing.

Saat kesadaran nya di ambang batas, Apo datang memukul punggung Bible menggunakan balok kayu membuat Bible ambruk, Build terbatuk mencoba mengatur nafasnya yang terasa sesak.

Apo yang berada di rumah sakit dan berniat tidak ingin pulang karena kesehatan adik nya yang buruk harus kembali pulang setelah dari ponselnya berbunyi sebuah peringatan dari rumah.

Di jalan Apo terus menggerutu karena dering peringatan di ponselnya berhenti,pasti benda itu di rusak.

Setelah sampai di rumah dengan nafas memburu hebat karena baru saja berlari, Apo terkejut melihat benda yang sengaja ia pasang di atas pintu sudah hancur,di ambang pintu ada sebuah balok kayu yang sudah pasti di gunakan untuk menghancurkan benda yang ia pasang.

Buru-buru Apo masuk ke dalam dan menemukan seseorang sedang mencekik leher Build,dengan langkah lebar Apo segera memukul pria tersebut menggunakan balok kayu di tangan nya.

Baru saja ia ingin kembali melayangkan balok kayu kearah pria yang sudah ambruk,pria tersebut sudah lebih dulu melayangkan pisau lipat dan hampir mengenai Apo, keseimbangan Apo goyah membuat Bible memanfaatkan keadaan dengan terjun dari jendela kamar Build yang tidak bisa dibilang rendah tersebut.

"Sialan!"

Apo mengeraskan rahangnya melihat Bible yang sudah melarikan diri, buru-buru Apo menghampiri Build yang masih duduk dengan syok.

"Biu kau baik-baik saja?"

Tatapan Build terlihat kosong, buru-buru Apo membawa Build untuk duduk di atas ranjang.

"Semua baik-baik saja,jangan khawatir"

Apo tak berhenti menenangkan Build yang masih bergetar ketakutan,jika saja ia datang terlambat, entah apa yang akan pria itu lakukan.

Dibalik Layar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang