chapter 18

976 110 2
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Ruangan yang awalnya bercat hitam dengan gorden biru tua dan lampu gantung sebagai penghias kini berubah menjadi perpaduan antara warna putih dan biru muda. Di atas langit-langit pula terdapat beberapa balon yang sengaja di tempel,hiasan dinding pun turut menghiasi suasana yang awalnya suram itu menjadi berbagai warna yang indah.

Build tersenyum puas melihat hasil kerjanya dan beberapa maid di dalam mansion Bible. Sebenarnya Build tak ikut menghias, ia hanya duduk di kursi roda dan merancang hiasan sesuai keinginan nya, para maid yang akan melakukan tugasnya.

Aroma cake tercium manis menguar di dalam ruangan, Build tersenyum lebar sembari menjalankan kursi roda nya kearah dapur, terlihat Ping baru saja mengangkat cake dari oven.

"Izinkan aku ikut menghias"

Build dengan penuh semangat menghampiri Ping yang mulai membalut cake dengan mentega berwarna.

"Seharusnya yang kau lakukan istirahat, sisanya biar aku saja"

Build mengerucutkan bibirnya kesal,ia juga ingin membantu karena kejutan ini Build sendiri yang menginginkan nya.

"Ternyata Phi pintar membuat cake"

Senyum lebar Build membuat Ping ikut mengangkat bibirnya tersenyum walaupun tak terlihat oleh Build.

"Anak ku suka cake jadi aku belajar membuat cake agar anak ku bisa menikmati cake buatan ku kapan saja"

Mata Build berbinar melihat kearah Ping, ternyata pria di sampingnya sudah menikah dan mempunyai seorang anak.

"Kapan-kapan bawalah anakmu ke sini,aku ingin bermain dengan nya"

Ping diam sejenak sebelum ia kembali melihat kearah Build dengan senyum kecil di bibirnya.

"Kalau begitu kau harus sabar menunggu karena saat ini anak ku sedang tertidur di rumah sakit"

Melihat wajah Ping yang berubah menjadi murung membuat Build merasa tak enak, segera ia meminta maaf dan Ping hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.

Awalnya suasana menjadi canggung tetapi kemudian Ping mengejutkan Build karena saat ini Build memegang wadah berisi coklat cair.

"Jangan cream coklat"

Ping menahan tangan Build yang hampir menuangkan coklat yang sudah di cairkan keatas cake.

"Kenapa?"

"Khun Bible tak suka makanan manis"

Build menyingkirkan cream coklat di tangan nya, saat sedang menghias cake untuk hiasan terakhir tiba-tiba dari ruang tengah terdengar suara benda terjatuh kuat sekali.

Itu tempat mereka menghias ruangan, karena tak ingin pekerjaan nya sia-sia dan berakhir buruk, Build segera mengecek apa yang terjadi di bantu Ping yang mendorong kursi roda dari belakang.

"Ampun Khun,kami hanya menjalankan perintah Khun Bible"

Build terkejut melihat Bible dengan kejam nya menginjak punggung seorang maid paruh baya yang sudah terlentang tak berdaya,maid yang lain juga terlihat bersujud di kaki Bible untuk meminta ampun. Ruangan yang awalnya cantik berubah kacau di tambah penglihatan yang tidak menyenangkan membuat Build bergetar ketakutan.

"Bible"

Mendengar namanya di panggil Bible segera menoleh dan terkejut melihat Build yang melihat aksinya barusan,ia menurunkan kaki nya dari punggung maid paruh baya dan mendekat ke arah Build yang sepertinya masih takut dengan nya, buktinya pandangan Build kini turun kebawah tak ingin menatap wajahnya.

"Phi,bawa istri ku ke ruangan ku"

Bible beranjak lebih dulu diikuti Ping yang mendorong kursi roda Build untuk mengikuti langkah Bible di belakang.

Saat sudah masuk ke dalam Ping berniat ingin keluar tetapi Bible menyuruh nya untuk tetap tinggal sehingga Ping tetap berdiri di tempatnya.

Bible menyamakan tinggi badan nya dengan Build yang duduk di kursi roda, Bible merapikan anak rambut Build yang sedikit berantakan,ia mengecup kening Build yang di balut kapas dan kain kasa,lalu pandangan Bible kini kearah leher Build yang juga di balut oleh kapas karena luka besar yang di sebabkan pecahan kaca mobil.

Tangan Bible mengelus kapas di leher Build membuat empunya terkejut dan perlahan menaikan pandangan nya untuk melihat wajah Bible yang sialnya terlihat tampan saat tersenyum.

"you're scared?"

Build mengangguk karena ia jujur masih terbayang perbuatan Bible tadi.

"Aku tidak akan melakukan hal yang sama kepada mu"

Bible mengelus pipi Build yang mulai kembali berisi setelah bangun dari koma, setelah lama saling pandang tanpa peringatan Bible mencium bibir Build membuat Build kembali terkejut.

Apapun yang ingin di lakukan Bible sama sekali tidak terprediksi, selalu mampu membuat Build terkejut dengan apa yang di lakukan Bible.

Seakan melupakan sosok lain di belakang, Bible terlihat tidak perduli saat Ping menyaksikan nya berciuman dengan Build di depan mata,toh Bible yakin jika Ping tidak berani mengganggu.

"Kau tidak suka pesta?"

Build mengelap ujung bibirnya yang terdapat Saliva setelah berciuman,ia menatap mata Bible dengan pandangan takut, tetapi Build merasa lega saat ia melihat senyum tersungging di bibir Bible.

"Jika kau yang membuat pesta itu maka aku senang"

"Lalu kenapa tadi memukul bibi?"

Elusan di pipi Build berhenti, sepertinya Bible sedang memikirkan bagaimana cara menjelaskan perilaku nya tadi kepada para maid.

"Dokter mengatakan jika kau harus banyak istirahat, Phi antar Biu ke kamar nya setelah itu kembali ke sini"

Build ingin protes karena pertanyaan nya belum di jawab tetapi Ping sudah lebih dulu membawa nya keluar dan mengantar Build kembali ke kamar.

Setelah Ping mengantar Build ke kamar, Ping kembali masuk ke dalam ruang kerja Bible.
Belum sempat Ping buka suara, tangan Bible sudah lebih dulu melayang ke wajahnya. Tamparan kuat yang menyakitkan membuat bibir Ping pecah dan mengeluarkan banyak darah, Ping hanya diam tak berniat untuk melawan.

"Kenapa kau membiarkan nya keluar dari kamar?!"

Satu tamparan keras kembali Ping rasakan, percuma juga Ping membela diri karena di mata Bible apapun yang menurutnya salah maka akan tetap salah.

Ping hanya diam menunggu Bible puas meredakan amarahnya,tepat setengah jam penyiksaan Bible baru bisa berhenti dan menyuruh Ping untuk keluar dari ruangan Bible.

Tak ada rasa marah dan penyesalan yang Ping rasakan karena ia sudah terbiasa,pun sebelum bekerja di tempat Bible sebagai tangan kanan Bible,Ping sudah menjanjikan nyawanya adalah milik Bible asalkan Bible bersedia membantu nya membiayai pengobatan anaknya yang masih terbaring koma.

Bible mengatur nafasnya yang memburu karena baru amarahnya yang tidak bisa kendalikan, Bible duduk di bangku kerja nya dengan kasar,ia mengacak rambutnya dengan kasar pula.

Mata tajam nya menatap kearah lemari kayu jati di belakang nya,ia kembali berdiri dan membuka lemari itu. Bibir nya terangkat membentuk sebuah seringai saat ia mengambil sebuah Kampak dan palu yang di masukkan kedalam plastik putih dengan darah kering di benda tersebut.

Benda tajam yang Bible gunakan untuk membunuh rekan nya Khun Korn, seorang anak perempuan dan ibu nya di toko. Tak ada seorang pun yang tau di mana ia menyembunyikan benda itu kecuali dirinya,pun di beberapa ruangan pada mansion nya ada benda-benda yang sangat di larang orang-orang masuk termasuk Build. Itu sebabnya Bible marah saat Ping malah membiarkan Build keluar dari kamar nya.

Dibalik Layar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang