07. Tanaya

571 150 83
                                    

"Dia menyembunyikan sesuatu."

Raka menatap Andra dengan tatapan yang sulit diartikan, Andra yang melihat Raka menatapnya seketika ngeri.

"Raka, lo beda." Semuanya ikut-ikutan menatap Raka.

Raka mengacak rambutnya pelan. "Ya Allah, kuatkanlah hamba." Gumamnya.

"Sebentar lagi kita sampe ditengah hutan, jangan buat pertikaian lagi." Tegas Arisha sambil berjalan memimpin.

Semuanya mulai berjalan mengikuti Arisha kecuali Raka dan Dhafin.

"Gue percaya sama lo, ayo!" Dhafin merangkul pundak sahabatnya.

Raka tersenyum tipis, untuk kali ini dia punya Dhafin yang mempercayainya.

"Sedikit lagi."

***

Luna membuka buku yang terlihat sudah usang. Dia menemukan buku usang itu ketika sedang membersihkan perpustakaan kecil yang kata Raka adalah tempat favorit ibunya dulu.

Secret KL

"KL itu apa?" tanya Luna kepada dirinya sendiri.

Luna membuka lembar pertama, ada tulisan tangan yang membuat Luna bingung.

Kayshila, anda harus pulang.

Luna mengerynyit, diapun lanjut membuka lembar kedua.

Raka dan Luna, akan menjadi seorang yang hebat. Terlebih Raka, bolehkah dia untuk saya?

Luna semakin bingung, tulisan tangan siapa yang ada dibuku usang ini? Sampai Luna dan Raka terbawa-bawa. Luna membuka lembar ketiga.

Luna hanya bayi berumur beberapa bulan, tapi saya sudah merasakan-

"Kok pudar sih?" kesal Luna melihat betapa menggantungnya tulisan yang bersangkutan dengan dirinya. Dengan kesal dia membuka lembar keempat.

Kayshila, Deon. Kalian bukan-

Luna memutar bola matanya malas. "Kenapa pada ngegantung gini?"

Lembar selanjutnya Luna dibuat kaget bukan main, dengan segera dia menutup buku dengan cepat.

"Kak cepat pulang ya, soalnya Luna punya rahasia yang belum kakak tau." Gumamnya.

Luna bergegas keluar dari perpustakaan, berniat melaksanakan sholat Dzuhur yang belum dia laksanakan.

Luna harus berdoa semoga Kakak dan Teman-temannya Raka selamat dan cepat pulang.

Walaupun dia tidak yakin.

***

Raka melirik Arisha yang ada didepan. "Seseorang mengatakan, gue pemimpin yang baik. Tapi kayaknya enggak." Ujarnya.

Dhafin melirik sinis Raka. "Ditelinga gue, lo kayak lagi merendah untuk meroket."

Dhafin memang belum pernah memimpin, karna katanya dia ingin menjadi penjaga saja. Beliau ilmu agamanya memang paling lumayan, setaralah dengan Raka.

"Terserah lo Fin." Pasrah Raka.

Raka berjalan kedepan, mendahului Arisha yang memimpin.

Łingga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang