20. Sabar Matamu!

382 124 44
                                    

"Pelan-pelan saja."

Srett

Kinan meringis pelan sambil memegangi luka sayatan yang ada ditangannya, cukup panjang.

Jleb

Kinan berlari kebawah pohon setelah menghunuskan pedangnya ke jantung Prajurit yang tadi melukainya.

"Aish! Kinan, jangan lemah!" tidak memperdulikan darahnya yang kini mulai mengotori lengan bajunya, Kinan memilih untuk membasmi makhluk dan prajurit yang kini sudah mulai berkurang.

Pedang, panah dan tombak yang mereka pegang saat ini sudah berlumuran darah, makhluk yang tadi lumayan banyak kini bisa dihitung dengan jari.

Jleb! Srett!

Tubuh makhluk itu terbelah menjadi dua bagian, Raka menatap satu persatu temannya yang kini sudah dinodai oleh darah.

Semuanya mendapatkan luka ringan masing-masing, kecuali Arisha dan Kinan yang mendapatkan sayatan pedang yang cukup panjang.

"Luka kalian harus diobatin!" Alie menarik Arisha dan Kinan ketempat tas mereka berada.

Mengeluarkan P3K, Alie mulai mengobati luka Arisha, sedangkan Kinan ditangani oleh Kyler.

"Makhluk itu nyerang gue dari belakang." Arisha menatap lukanya yang kini sedang diobati oleh Tanaya.

"Kita harus mandi!" kesal Dhafin, jujur saja dia tidak suka bau anyir darah, entah kenapa darah makhluk yang tadi mereka lawan bau anyir-nya sangat menusuk.

"Mana bau darahnya anyir banget!" tambah Rai.

"Beda dari yang biasanya, ya? Mungkin karena mereka banyak dosa jadi bau darahnya anyir banget." celetuk Tiger yang kini sedang diwujud Harimau-nya.

Iya, saat melawan makhluk tadi, Tiger berubah menjadi Harimau dan menggigit satu-persatu makhluk itu.

Andra membasahi kapas dengan obat merah, lalu mengobati jarinya yang tadi tidak sengaja memegang ujung pisaunya sendiri.

"Luka segitu kok diobatin." celetuk Kyler sambil memperhatikan Andra yang sedang fokus mengobati lukanya.

Andra mengendikan bahunya acuh. "Sekecil apapun lukanya mendingan diobatin, nanti infeksi."

Mendengar ucapan Andra, merekapun memilih untuk mengobati luka mereka masing-masing, kecuali Raka.

"Kenapa tidak diobati? Apa kau mau aku yang mengobatimu?" tanya Olive kepada Raka yang sedang memantau yang lain.

Raka menolehkan kepalanya kearah Olive. "Tidak perlu." Raka memegang luka kecil dipipinya.

"Nanti infeksi."

Raka menatap Olive dari bawah keatas, tidak ada luka sama sekali. Hanya ada noda darah, sedikit.

"Huh, Aku sudah Professional." seolah mengerti tatapan Raka, Olive menjawab.

Raka terkekeh, lalu mengangguk.

"Itu yang lagi berdiri sambil pacaran, gak ada niatan pindah gitu ketempat yang lebih sepi?" sindir Kinan.

Raka menatap Kinan malas, lalu ikutan duduk melingkar, begitupun Olive.

"Ayo kita makan dulu, mandi nanti aja." kata Rai.

Semuanya menggeleng tidak setuju.

Tiger yang sudah berada diwujud manusia membalas. "Cari sumber air aja, makan disini gak nafsu!" mewakilkan semuanya, Tiger beranjak dari duduknya.

***

Bugg!

"SABAR MATAMU! Anak kami didalam hutan itu sialan!!" Daren-Ayah Andra-mengacak rambutnya prustasi. "Sudah tidak mau mengirim bantuan! Malah disuruh sabar lagi!"

Łingga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang