Ada beberapa scene yang bisa terbilang sadis dan berhubungan dengan darah, tapi gak terlalu karna aku gak biasa buat scene gitu:')
Happy Reading♡
***
"Apakah mereka mulai terpancing?"
Flashback.
Kinan berusaha berlari menyusul teman-temannya, tapi sialnya seolah sedang berada didalam mimpi, melangkahkan kaki saja sangat berat dirasanya.
Kinan menyerah diguyuran hujan deras serta angin dan petir yang terus berdatangan.
"Kinan bodoh! Kenapa lo tadi ngomong gitu?!" teriaknya sambil berjalan sedikit-sedikit menyusul temannya yang kini sudah tidak terlihat.
Air mata Kinan jatuh bersama air hujan, dia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya sangat takut.
Disaat seperti ini, Kinan sangat berharap Kyler menyusulnya kembali.
Ctarr!
Kinan menutup telingannya, tangisan Kinan terdengar sangat pilu. Bagaimana kalau petir itu menyambarnya? Lalu dia mati?
Tapi, hujan yang tiba-tiba berhenti membuat Kinan terheran.
"Ma, pa ...maafin Kinan kalau gak nepatin janji buat kembali."
Kinan berusaha berlari, namun seseorang yang ada didepannya kini membuat jantung Kinan nyaris loncat dari tempatnya.
"Tuan, menyuruhku untuk mengambil darahmu sebagai hadiah."
Jlep
"AAAA!! LEPASIN A-!!" Kinan menutup matanya, lalu berusaha mendorong tubuh pemuda yang kini sedang menghisap darahnya.
Kinan memberontak membuat gigitan pemuda di lehernya kian memanjang, pemuda itu kesal.
Plak
Pemuda itu menampar pipi Kinan dengan sekuat tenaga sambil melepaskan gigitannya, dia menyeringai melihat Kinan melotot dengan bibir yang sedikit sobek dan berdarah.
Bugh
Darah keluar dari mulut Kinan, bersamaan dengan pemuda yang menancapkan pisau diperutnya, lalu menariknya kembali.
Bugh
Pemuda itu meninju perut Kinan, tentu Kinan terbatuk bersama darah yang keluar dari mulutnya.
Pandangan Kinan mulai buram, melihat genangan darah yang dimuntahkannya membuat dirinya pusing.
Tidak cukup dengan memukul dan menusuk perut Kinan, pemuda itu mencakar punggung Kinan sampai terpampang cakaran dan mengeluarkan darah segar.
Kinan menjerit kesakitan.
Srett
Pemuda itu membantu Kinan berdiri lalu menyeretnya, Kinan berjalan dengan terseok-seok dengan darah yang terus menetes dari luka yang ada disekujur tubuhnya.
Jleb!
Pemuda itu menancapkan kembali taringnya keleher Kinan, tentu Kinan memberontak dan berusaha mendorong pemuda itu dengan sisa tenaga yang dia miliki.
Pletak!
Setelah tangan Kinan sudah terlumuri oleh darah, pemuda itu melempar tangan Kinan kesembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Łingga [END]
Fantasy[END] ''Kita lihat, apakah mereka bisa kembali?'' Kenapa sembilan manusia itu lebih mementingkan keinginan daripada memikirkan risikonya terlebih dahulu? HIGH RANK. #2 in Kazuha 19/11/2022 #1 in Eunchae 23/12/2022 #1 in Alam 24/12/2022 #1 in Minju 1...