"Ya, itu kelemahannya!"
Raka melamun sambil memperhatikan bulan yang dikelilingi bintang-bintang. Ngomong-ngomong, sekarang dia sedang duduk ditepi tebing sendirian.
Malam ini, mereka mendirikan tenda. Memang dekat dengan tebing, namun masih aman karena datarannya luas.
"Bu, Gimana caranya agar Raka bisa nemuin jalan pulang?"
Pukk
Raka menoleh kearah Olive yang baru saja menepuk bahunya lalu ikutan duduk disampingnya.
"Dia ngomong apa?" tanya Olive tiba-tiba.
"Siapa?"
"Wanita tua yang tadi kau lihat."
Raka terdiam, wanita tua yang tadi dia lihat dan mengaku sebagai neneknya, sungguh membuat Raka tidak mempercayainya begitu saja.
Setelah mengatakan pesan, wanita tua yang mengaku sebagai neneknya Raka, menghilang begitu saja.
"Dia bilang ikuti sungai, dan kalian akan menemukan jalan pulang." balas Raka.
Olive mengangguk. "Gorila juga berkata seperti itu."
"Apa aku harus percaya?" Raka bimbang, jika dia mengikuti instingnya tidak menjamin jika jalan yang dilewatinya itu benar atau salah.
Jika mengikuti perkataan Gorila dan Wanita tua itu, Raka takut itu hanyalah jebakan.
"Tidak ada salahnya mencoba, bukan?"
Raka mengangguk ragu. "Kalau begitu, besok kita coba ikutin sungai."
"KALIAN NGAPAIN HEH?! BERDUAN MULU!" teriak Dhafin, yang daritadi memperhatikan Raka dan Olive.
Raka dan Olive menoleh, lalu memutuskan untuk ikutan berkumpul mengelilingi api unggun bersama yang lain.
"Besok, kita coba ikutin sungai." ucap Raka.
Tiger menatap Raka. "Lo yakin?"
"Aman gak?" tambah Arisha.
"Kita gak akan tau sebelum mencoba, kayaknya aman juga." bukan Raka yang membalas, melainkan Olive.
***
"Kita renang?" bingung Rai.
Raka menggeleng. "Jalannya ditepi sungai." Raka berjalan diikuti yang lain.
"Lumayan, kalau ngikutin sungai gak serem-serem banget." kata Kinan diangguki yang lain.
"Hati-hati, jangan sampe tergelincir." lantang Raka.
Mengikuti panjangnya sungai, pepohonan semakin tidak banyak. Mereka mengira jalan ini benar.
Beberapa jam kemudian, setelah melewati panjangnya sungai yang tidak ada ujungnya mereka memutuskan untuk berhenti.
Bahkan, matahari kini sudah tidak terlihat.
"Udah mau malam, tapi kita masih gak tau dimana jalan pulangnya." keluh Andra.
"Mungkin sebentar lagi, lo lihat dong dikiri-kanan. Pohonnya makin kurang kan?"
"Ganti perban Sha." titah Raka setelah melihat perban yang melilit ditangan Arisha sudah hampir memerah.
"Gak u-"
Arisha pasrah ketika Raka mengeluarkan P3K miliknya, lalu mulai membuka perban yang ada ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Łingga [END]
Fantasy[END] ''Kita lihat, apakah mereka bisa kembali?'' Kenapa sembilan manusia itu lebih mementingkan keinginan daripada memikirkan risikonya terlebih dahulu? HIGH RANK. #2 in Kazuha 19/11/2022 #1 in Eunchae 23/12/2022 #1 in Alam 24/12/2022 #1 in Minju 1...