09. Sebentar lagi

532 154 91
                                    

"Anak itu, sangat nakal!"

Tanaya berjongkok, lelah, panik, takut menjadi campur aduk dirasanya. Menyusul temannya yang pasti sudah lumayan jauh dari jangkauannya.

"Gimana ini." Mata Tanaya mulai berair.

Tiger menghela nafas, sekarang dia sedang mengantar Tanaya untuk menyusul teman-temannya. Namun mereka hanya menemukan sisa api unggun yang artinya, semalam teman Tanaya berhenti disini untuk beristirahat dan mendirikan tenda .

"Biasanya temanmu lanjut berjalan jam berapa?" tanya Tiger.

Tanaya berdiri. "Jam 5 pagi, itupun kalau jam segitu udah lumayan terang."

Tiger mengangguk, sekarang baru jam tujuh lebih sedikit pastinya teman Tanaya belum begitu jauh.

Tapi tunggu, Tiger mencium bau khas seseorang. "Apa Alie ikut bersama temanmu?" ini tentu bau khas Alie, Tiger mengenalnya.

Tanaya sedikit terkejut, kenapa Tiger tau Alie? Apa mungkin Tiger adalah temannya Alie?

"Tapi, dia tidak ikut setelah menunjukkan sosok aslinya." Tanaya berucap dengan pelan.

Tiger mengangguk, satu hal yang Tiger pastikan adalah Alie yang sudah kembali bergabung. Ini memudahkannya untuk mencari teman Tanaya.

"Sepertinya Saya tau temanmu dimana, Saya punya jejak Alie. Ayok!" Tiger berjalan lebih dulu.

Tapi ada sebuah adegan tiba-tiba berputar dikepalanya, Raka yang sedang menaruh batu ditanah tempat Tanaya lenyap 'Tanaya, lo tunggu disana ya? Gue yakin lo belum gugur.' Tiger tersenyum.

"Gotcha! Sebentar lagi mereka sampai disungai perbatasan, lumayan sedikit lagi untuk mencapai tengah hutan lingga."

Tanaya menoleh, dia mendengar Tiger bergumam. "Apa?"

Tiger memegang tangan Tanaya. "Kita harus menunggu mereka disana, pejamkan matamu."

Tanaya memejamkan matanya, beberapa detik setelahnya dia merasa mual, serasa sedang menaiki wahana yang sangat tidak ia sukai, yakni rollercoaster.

"Buka matamu."

Tanaya membuka matanya, dia sungguh terkejut sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.

Kenapa bisa mereka ada didekat sungai? Tanaya menoleh dan menatap Tiger dengan kagum.

"Lo bisa teleportasi?!" heboh Tanaya membuat Tiger menggaruk pipinya.

Untuk Tiger teleportasi bukanlah hal yang aneh, tapi dia memaklumi Tanaya yang berekpresi terlalu heboh.

"Hebat!"

Disaat Tanaya sedang mengaguminya, Tiger diam-diam tersenyum tipis.

Bolehkah dia memakan Tanaya?

***

Setelah Alie mengatakan bahwa untuk mencapai tengah hutan Lingga sedikit lagi, membuat semangat Raka dan teman-temannya semakin berkobar.

"Entah kenapa gue merasa ada sesuatu yang bikin kita seneng." Raka memegang dadanya yang tidak karuan.

Arisha menggelengkan kepalanya. "Pastinya karna sedikit lagi perjalanan kita menuju tengah hutan ini."

Dhafin mengangguk. "Alhamdulilah!"

Semuanya terlihat senang, kecuali Kinan. Tentu saja dia memikirkan Tanaya, dia merasa sangat berdosa meninggalkan sahabatnya dibelakang.

Łingga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang