BAB 31

44.1K 2.6K 1.6K
                                    

Holaa selamat siang? Wkwk update jadi nggak tentu jam. Pagi, siang, malem, tengah malem. Btw aslinya cerita ini mau saya up tengah malem abis nonton piala dunia. Tapi saya ketiduran 😂😂😂

Yowes langsung aja. Follow ig @indahmuladiatin untuk tau update terbaru cerita saya

Happy reading guys! Jangan lupa vote dan komentar sebanyak-banyaknya untuk dukung cerita ini. Dan.. terima kasih untuk MCB yg udah 1 jt kali dibaca ❤️❤️❤️

🌼🌼🌼

Sepanjang minggu yang padat ini, Chika disibukkan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk. Tidak apa-apa, lagipula ini lebih baik daripada diam, dan justru membuatnya memikirkan banyak hal. Tentang Raka, tentang Dita yang sampai sekarang belum kembali masuk kerja, tentang siapa pelaku kecelakaan itu.

Pada intinya, semua hal yang ada di kepalanya itu berputar tiada henti, jika dirinya hanya diam. Pasti ini pula yang dirasakan Raka sekarang. Tentu saja bukan, di sini, selain keluarga Arga dan Dita, orang yang paling sedih adalah Raka dan Dewa.

Pesan masuk dari bunda membuat Chika tersenyum. Bunda memintanya untuk datang malam ini, makan malam bersama katanya. "Lan, nanti kamu pulang duluan aja."

"Hem, mau ngedate ya?" bisik Wulan.

Chika mendengus pelan. "Ada acara makan malam di rumah Kaka."

"Oooh berarti pura-pura diem-dieman dong?" ledek Wulan. Pasangan yang aneh. Diberi jalan mudah justru memilih jalan yang susah. "Emang nggak capek yaa?"

"Wulan," tegur Chika. Tentu saja yang ditegur hanya cengar cengir tanpa dosa. Ditambah memasang wajah meledek pula.

Niatan akan melempar kertas pada Wulan batal karena ponsel Chika kembali bergetar. Kali ini panggilan dari nomor tidak dikenal. Keningnya berkerut dalam, beberapa hari ini ada saja panggilan masuk dari orang asing. Makanya dia malas menanggapinya.

"Lagi?" tanya Wulan sambil menatap ponsel Chika.

Chika menghela nafas panjang, kemudian mengangguk. Lagi, diabaikan panggilan masuk itu. Entah, rasanya semenjak kematian Arga yang misterius, dirinya pun merasa bahwa banyak ancaman di sekitarnya. Toh memang dunia ini tidak selalu diisi orang-orang baik bukan.

🌼🌼🌼

"Hari ini kamu kelihatan semangat sekali," komentar Chika melihat wajah cerah Lyza yang terus menahan senyum sejak tadi.

Lyza tertawa dan mengangguk antusias. mereka bertiga sedang ada di mobil milik Raka untuk pergi ke rumah pria ini. Hanya makan malam keluarga seperti biasa. Namun, dalam satu hari, sesuai peraturan, tidak ada yang boleh absen.

Di samping Raka, Lyza masih asik menatap jalanan dari balik kaca. Seperti asik dengan pikirannya sendiri. Sedangkan Chika yang duduk di belakang hanya memejamkan mata, mencoba untuk tidur. Lumayan, toh jalanan sedang macet.

"Aku sudah menemukan tempat tinggal Kenneth," kata Lyza.

Raka melirik sekilas dan berdeham pelan. Dirinya yang memang sudah lama tahu hanya bisa diam. Dia tidak ingin bohong pada Lyza tapi juga tidak ingin mengganggu kehidupan yang telah dipilih oleh Kenneth. Setelah tahu kehidupan anak laki-laki itu, dirinya memutuskan untuk menghargai keputusannya. Dan daddy Gavyn pun memintanya untuk tidak memberitahu orang lain.

"Pasti sulit hidup sendiri di luar sana," kata Lyza lagi. Senyumnya mengembang tipis. "Tapi dia Kenneth kan? aku percaya dia selalu bisa hidup dimana pun dia tinggal. Dia adikku, dan aku mempercayai kemampuannya."

"Yaa, kamu tidak perlu khawatir," jawab Raka.

Lyza mendengus dan menganggukkan kepalanya. "Melihat reaksimu, aku tahu selama ini kamu tahu dimana Kenneth. Daddy memberitahumu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Cold BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang