BAB 9

52K 4K 500
                                    

Holaa akhirnya bisa up juga. Kalau kalian baca ceritaku yg high school hits list pasti kalian tau kenapa aku jarang nongol. Hehe aku lagi fokus untuk persiapan UKOM. Doain yaa semua lancar, lulus, dan Insya Allah nanti bulan November wisuda.

Oh iya jumat ini aku mau ke Solo, siapa orang Solo disini?? Wkwk edisi mudik

Jangan lupa follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys hope you like this chapter ❤❤❤

🌼🌼🌼

Suasana di lobby hotel ini telah ramai. Chika mengenali beberapa orang yang berpapasan dengannya sejak turun dari mobil dengan Raka. Rata-rata adalah para pekerja kantor, mereka mengenakan pakaian rapih. Bahkan para karyawan perempuan seperti berlomba tampil cantik. Pesta yang megah, Chika yang terjun langsung dalam mempersiapkan acara saja tidak menduka acaranya akan sebesar ini.

Seorang perempuan dengan gaun berwarna hitam melambaikan tangan pada Chika. Itu Dita yang sedang berdiri dengan Arga, Sadewa dan seorang perempuan yang tidak dia kenali. Mungkin pacar Sadewa. Senyumya mengembang lebar, dia membalas lambaian itu dan langsung menghampiri orang-orang itu. Meninggalkan Raka yang sedang mengecek ponsel.

"Wah lihat, siapa ini?" tanya Arga dengan pandangan kagum.

Dita mengangguk setuju, takjub melihat Chika tampak sangat cantik meski sebenarnya tanpa make up pun aura Chika memang sudah kuat. "Lo cantik banget asli! Kalau begini mana bisa Raka lewatin."

"Ck kalian berlebihan," protes Chika.

Sadewa merangkul mesra perempuan di sampingnya. "Sayang, ini Chika yang waktu itu aku ceritakan."

"Ohh hai, aku Fala istrinya Dewa," sapa perempuan cantik itu dengan senyum hangatnya.

Chika mengerjapkan mata beberapa kali. Agak kaget mendengar kalau Dewa sudah menikah. Yaa memang wajar seumuran Dewa sudah memilih untuk menikah, yang tidak wajar adalah sikap Dewa yang kadang masih suka menggoda perempuan meski kesannya memang bercanda, pokoknya tidak jauh dengan sikap Arga. Bedanya Arga ini lebih terang-terangan, bahkan di depan Dita.

Fala tertawa melihat reaksi Chika. "Pasti kamu kaget, entah kenapa aku mau dengan playboy satu ini."

"Cuma kamu wanita yang aku pilih," kata Dewa.

Semua tertawa melihat wajah Fala yang sama sekali tidak percaya dengan ucapan Dewa yang sangat manis itu. "Kamu tidak perlu khawatir, Raka adalah pria paling lempeng diantara Dewa dan Arga."

"Haha kalau itu aku tau," jawab Chika. "Tapi apapun sikapnya itu bukan urusanku, aku cuma teman yang dia tolong. Jangan berpikir macam-macam."

Fala tersenyum dan menepuk bahu Chika. "Aku memang jarang bicara dengan Raka, tapi aku cukup mengenalnya. Dia bukan orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Aku bahkan belum percaya sampai aku melihat sendiri Raka datang dengan kamu."

"Nah kan, itu juga pendapat gue," kata Dita.

Chika menoleh ke belakang,  tepat pada Raka yang masih sibuk menelepon. Wajah tampannya tampak dingin. Raut wajah serius yang jarang sekali tersenyum. "Kalau memang sekarang ada perempuan yang menarik perhatiannya. Kurasa itu bukan aku."

Raka selesai menelepon. Pandangannya bertemu dengan Chika. Langkahnya mendekat. "Ada apa?"

"Bukan apa-apa," jawab Chika dengan senyum manis. "Oke, silahkan menikmati pesta. Aku harus bergabung dengan karyawan lain."

"Kenapa tidak gabung dengan kami?" tanya Dewa.

Chika menggelengkan kepala. "Nanti ada omongan dari karyawan lain. Aku kan pegawai biasa. Permisi semua."

Mr. Cold BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang