BAB 5

52.6K 4.3K 290
                                    

Assalamualaikum temen-temen 😶😶😶😶

Mohon maaf baru bisa nulis lagi karena kemarin bener2 padet dinas. Mudah-mudahan bisa konsisten untuk terus lanjutin semua cerita. And.. selamat berpuasaaa bagi semua yang menjalankannya 🤗🤗 Marhaban yaa Ramadhan ❤

Follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys! Hope you like this chapter ❤

🌼🌼🌼

Pertama kali merasakan duduk di meja kerjanya sendiri membuat Chika ingin berteriak girang. Sejak dulu dia ingin bekerja kantoran. Tapi sayang dulu dia tidak bisa karena harus mencari jam kerja malam. Kalau tidak begitu, siapa yang akan mengurus pekerjaan rumah dan memasak untuk ayahnya.

Chika tersenyum lebar, mengusap pelan meja yang nantinya akan menjadi temannya selama waktu yang tidak ditentukan. Tante Putri baru saja pergi setelah menunjukan beberapa tempat dan menjelaskan tentang pekerjaannya.

"Hey," sapa seorang perempuan yang mejanya berada di samping meja kerja Chika.

Chika tersenyum dan mengangkat tangan. "Hay, aku Chika. Karyawan baru di sini." Dia harap di sini dia bisa mendapatkan teman. Pasti menyenangkan makan di kantin dengan teman kantor. Membicarakan pekerjaan.

"Gue Wulan, jangan formal-formal santai aja," kekeh Wulan dengan senyum manis. Gadis itu memiliki rambut sebahu, matanya dilapisi softlens berwarna gradiasi abu-abu. Dan senyum yang manis.

Dalam sekali  berinteraksi, Chika tahu kalau Wulan adalah orang yang menyenangkan. Mungkin sikap baik bisa dibuat-buat, tapi ekspresi ramah dan hangat itu sulit. Bagus lah kalau dia bekerja di bagian ini. Semoga saja semuanya memiliki sikap yang menyenangkan seperti Wulan.

Chika mulai fokus mempelajari semua yang akan menjadi pekerjaannya. Sesekali Wulan membantu saat Chika bertanya sesuatu. Kata Wulan, di bagian ini orang-orangnya menyenangkan. Beda dengan bagian arsip, atau di bagian pemasaran. Di divisi arsip orang-orangnya sangat kaku. Sedangkan pemasaran, rata-rata sangat suka mencari muka.

"Ini Mbak Nimas dia ini senior di divisi finance," kata Wulan.

Mbak Nimas tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Chika yaa? karyawan baru di sini?"

"Ohh iya Mbak," jawab Chika.

"Aku tau dari Mbak Putri, katanya dia titip kamu. Nanti kalau ada pertanyaan silahkan tanya aku atau si Wulan ini," kata mbak Nimas.

Chika mengangguk dengan antusias. Menyenangkan sekali bekerja di sini. Mungkin bunda Fian menempatkannya di sini karena memang tempat ini lah yang paling nyaman. Senyumnya mengembang, keluarga Raka sangat memperhatikan dirinya.

Belum banyak yang bisa Chika kerjakan. Hanya beberapa laporan keuangan, tapi sudah lumayan. Besok baru dia bisa bekerja dengan normal. Wulan mengajak Chika beristirahat di kantin kantor. Katanya makanan di kantin enak-enak.

"Lo mau makan apa?" tanya Wulan.

Chika memandang sekeliling. "Apa yaa? di sini yang paling enak apa?"

"Hemm banyak sih, makanan khas Indonesia enak-enak. Khas timur tengah juga enak-enak jadi susah milih," jawab Wulan semangat. Jam istirahat memang waktu yang paling menyenangkan. Mengisi perut yang keroncongan setelah pusing bekerja.

Langkah keduanya terhenti saat melihat direktur perusahaan ini berjalan dengan istrinya. Menuju kantin makanan khas timur tengah. Chika tersenyum melihat bunda Fian yang terlihat santai dengan senyum ramah menyapa para karyawan. Di samping wanita cantik itu ada om Karel yang sangat berwibawa.

Mr. Cold BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang