Prolog

138K 6.9K 415
                                    

Chika

Hal terpenting bagiku adalah bertahan hidup di dunia yang keras ini. Sejak kecil aku sudah tinggal di panti asuhan dengan teman-temanku yang aku anggap sebagai keluarga.

Rasanya aku masih ingat di saat teman-teman sekolahku diantar oleh ibu atau ayahnya aku hanya bisa menatap iri mereka tapi aku masih bersuukur karena ada ibu Ayu yang siap mengantar jemput aku. Dia sudah seperti ibu kami selama di panti asuhan.

Hidup itu berat, itu yang aku rasakan. Di saat aku merasa lelah, aku akan terdiam dan bermain di bawah hujan. Meresapi setiap rintiknya. Membagi tangisku pada bumi yang kutempati.

Sedari kecil aku menyadari hidupku tidak akan mudah. Setiap hari aku harus siap kehilangan seseorang. Temanku pergi satu persatu dan tidak pernah kembali. Kata ibu Ayu, mereka aka bahagia dengan keluarga barunya.

Hingga saat itu giliran aku yang harus pergi meninggalkan panti tempatku hidup selama bertahun-tahun.

Keluarga sederhana, ibu yang hangat dan menyayangiku. Percayalah aku sangat bersukur meski ayahku sepertinya tidak menyukaiku.

Hari demi hari aku lewati hingga ibu yang aku sayangi harus pergi meninggalkan aku juga.

Sedih, sudah pasti tapi aku sudah tidak asing dengan perasaan ini. Aku sudah terbiasa ditinggal pergi. Aku hanya bisa mendoakan ibuku yang baik itu.

Setelah kepergian ibuku, ternyata hidupku semakin rumit. Ayahku ingin menjualku, ayah yang aku hormati meski sikapnya tidak menyenangkan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurkan kehidupanku selanjutnya jika aku tidak bertemu dengan Raka temanku saat di taman kanak-kanak dan SMA.

Dia pria yang baik dan berasal dari keluarga yang baik-baik. Aku mengenal bundanya, seandainya aku bisa meminta aku ingin sekali memiliki ibu seperti bunda. Dia wanita lembut dan ceria. Kasih sayangnya seluas benua dan sedalam samudra.

Raka, aku senang saat dia menatapku dengan kesal karena aku memanggilnya Kaka. Aku menyukai sikapnya yang dingin. Aku menyukai kasih sayangnya pada bunda. Bukankah jika kita ingin melihat sikap seorang pria yang sebenarnya lihatlah sikap pria itu pada ibunya.

Raka sangat menyayangi bundanya, dan aku menyuakai itu.

🌼🌼🌼

Raka

Aku rela melakukan apapun untuk wanita spesial yang aku panggil dengan sebutan bunda. Dia adalah wanita yang lembut hatinya dan cantik rupanya meski terkadang hobinya adalah membuat masalah di rumah kami.

Namaku Raka Eldenis Rajendra. Denis yang berarti matahari terbenam. Hangat dan menenangkan seharusnya begitulah aku tapi sepertinya namaku bertolak belakang dengan sikapku.

Adik-adikku sendiri mengatakan bahwa kepribadianku aneh. Terlalu dingin, datar dan lain sebagainya.

Tidak masalah orang-orang menganggapku begitu. Bagiku yang terpenting aku bisa membahagiakan bunda dan melindungi Caramel adik perempuanku satu-satunya. Dua perempuan istimewa yang sangat aku sayangi dan aku berjanji untuk menjaga keduanya semampuku. Kata ayah tugas seorang pria adalah melindungi.

Hidupku tenang, tidak ada masalah besar yang mampu mengusik pikiranku hingga aku kembali bertemu dengannya.

Gadis yang sejak dulu suka menggangguku. Entahlah sepertinya kami bertemu sejak masih taman kanak-kanak. Sejak dulu dia memanggilku Kaka meski aku selalu marah padanya.

Dia datang dengan masalah-masalahnya yang rumit. Aku takjub, gadis yang terlihat lemah itu bisa melewati semua beban yang menurutku sangat berat. Tidak semua orang sanggup menerima semua yang telah menimpanya.

Chika, yang aku tahu dia gadis manis yang menyebalkan tetapi semakin mendekat, aku jadi mulai mengerti. Dia bukan hanya gadis yang manis, dia gadis baik dan tegar. Semangatnya tidak luntur meski ada banyak badai yang menghadangnya.

Jika boleh jujur, aku kagum padanya. Dia mengingatkan aku dengan bunda. Sifat cerobohnya, ketegarannya dan ketulusannya.

🌼🌼🌼

Coming Soon

Mr. Cold BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang