Sudah dua hari hubungan Jaehyun dan Y/N masih memanas. Bukannya Y/N tidak ingin memberitahu Jaehyun perihal hubungannya dengan Arsean sebelumnya, tetapi ia sudah tidak ada perasaan apapun kepada Arsean dan itu hanya cinta monyet yang sudah berlalu. Rasanya untuk apa lagi menceritakan kepada suaminya, mengingat rasa cintanya kepada suaminya jauh lebih besar.
Saat itu Y/N sangatlah terkejut akan kehadiran Arsean di resepsi pernikahannya sedangkan ia berpikir keras bahwa dirinya tidak mengundang pria itu sama sekali yang dirinya ingat dia hanya mengundang Doyoung. Namun, semua terjawab setelah Jaehyun memperkenalkan Arsean sebagai kakak iparnya.
Seperti itulah kejadiannya, dunia memang sempit dan ia memutuskan untuk tidak memberitahu kepada sang suami perihal statusnya dengan Arsean dahulu karena biarlah itu menjadi masa lalu.
"Dimana Jaehyun?"
Y/N tersentak mendengar suara sang mama mertua karena dirinya melamun saat membuat susu hamil di dapur.
Menoleh ke arah sang mama mertua, wanita yang tengah mengandung itu memberitahukan bahwa putranya sudah berangkat dari pagi buta. "Mas Jaehyun udah berangkat dari pagi, Ma."
"Kamu biarin anak saya nggak sarapan?"
Bagaimana bisa Y/N membuatkan sarapan untuk suaminya sedang Jaehyun berangkatpun dirinya tidak mengetahuinya, tidak mungkin kan jika Y/N mengadu kepada mama mertuanya bahwa Jaehyun tidak berpamitan padanya? Jaehyun pergi saat istrinya masih tertidur dan pulang saat istrinya sudah tidur. Belum ada obrolan sama sekali semenjak kejadian beberapa hari yang lalu baik dari Jaehyun maupun dari Y/N sendiri.
Sebenarnya Y/N ingin menjelaskan kepada suaminya, namun Jaehyun terkesan menghindar seakan pria itu tidak peduli membuatnya uring-uringan sendiri. Apa Jaehyun tidak sayang dengan dirinya dan calon buah hatinya lagi?
"Maaf Ma," cicit Y/N pelan.
"Jangan katakan itu, sungguh saya sangat bosan dengar kamu minta maaf terus. Saya tahu kamu dan anak saya sedang bertengkar dan saya tahu tentang hubungan kamu dengan menantu saya, jadi saya minta jauhi putra saya dan menantu saya. Sejak dulu kamu memang nggak pantas berada di keluarga ini."
"Lakukan kalau itu mau Mama. Lakuin kalau itu memang membuat Mama bahagia. Seperti apa yang pernah Y/N beritahu ke Mama sebelumnya, Y/N akan pergi menjauhi Mas Jaehyun kalau Mas Jaehyun sendiri yang memintanya. Tetapi setelah aku keluar dari rumah ini, jangan harap kalian bisa bertemu atau mengambil bayi yang sedang aku kandung karena aku yang akan memperjuangkan anak ini sebagai seorang ibu dan juga aku nggak akan pernah sudi kalau anak aku dirawat oleh manusia yang tidak punya hati seperti kalian." Y/N menjeda ucapannya. Lalu kembali berbicara. "Mungkin saya akan kekurangan harta, tapi bisa saya pastikan dia nggak akan kekurangan kasih sayang dan akan saya didik dia dengan benar," tegas Y/N dengan suara parau. Sangat jelas jika dia sedang menahan tangisan. Dirinya hanya tidak ingin terlihat lemah di mata mama mertuanya itu.
Jika berpisah dengan Jaehyun adalah takdir yang harus dirinya jalani, dia tidak akan bersikeras untuk mempertahankan rumah tangganya lagi. Biarkan untuk kali ini Jaehyun yang memilih.
Jaehyun baru saja menginjakkan kakinya di rumahnya yang terlihat sepi. Jam menunjukkan pukul 11 malam, pantas saja semua penghuni rumah sudah tertidur termasuk juga istrinya.
Membuka pintu kamar secara perlahan Jaehyun melangkahkan kakinya menghampiri sang istri yang sedang tertidur pulas. "Maaf," lirihnya merasa bersalah karena sudah mendiamkan istrinya selama dua hari.
Jaehyun sadar jika dia adalah pria yang pengecut karena lari dari masalah tapi egonya sedang di puncak saat ini ditambah rasa cemburunya kian memupuk. Terpikir olehnya untuk memboyong keluarga kecilnya ke rumah yang baru saja selesai direnovasi. Namun, ia masih memikirkan bagaimana Mama dan sang kakak nanti jika Jaehyun pergi dari rumah ini.
"Mas, kamu udah pulang?" tanya Y/N saat tidurnya terusik. Jaehyun tidak bersuara, pria itu justru melangkah menuju nakas dan melepaskan dasi yang masih terpasang rapi pada tempatnya, juga melepaskan jam tangan kemudian menyimpannya di atas meja.
"Tunggu sebentar ya aku siapin air hangat buat kamu mandi." Belum sempat berdiri ia merasakan sakit kembali menyerang kepalanya.
Hari ini memang kegiatan Y/N hanya banyak berbaring karena merasakan sakit kepala dan mual. Y/N kembali terduduk di sisi ranjang sembari memijat kepalanya yang terasa berdenyut.
"Kembali tidur," titah Jaehyun dingin, namun tersirat ada kecemasan.
"Tapi Mas? Biar aku siapin air—ahh."
"Sudah kubilang jangan membantah, kembali tidur." Untuk yang kedua kalinya Jaehyun meminta istrinya untuk kembali tidur, dibaringkannya tubuh istrinya. Jaehyun sedikit terkejut karena merasakan panas saat menyentuh kulit sang istri.
"Apa dia sakit?" pikir Jaehyun.
"Kamu sakit?" tanya sang suami.
Y/N menggeleng. "Nggak Mas, aku terlalu banyak tidur hari ini jadi kepala aku sedikit pusing," jelasnya.
Jaehyun mengabaikan balasan sang istri lalu menyentuh dahi istrinya dengan punggung tangannya. "Jangan berbohong. Suhu tubuh kamu ini tinggi. Kamu demam? Kenapa nggak kasih kabar? Apa kamu lupa kalau sekarang kamu sedang hamil?" cecar Jaehyun.
"Bukan kayak gitu, aku cuma_" Ucapan Y/N terputus karena Jaehyun menyelanya.
"Cuma apa? Apa kamu sengaja melakukan ini? Biar bisa kembali bersama Arsean?" geram Jaehyun merasa kesal dengan sikap istrinya yang lalai menjaga kesehatan.
"Mas!" sentak Y/N tak habis pikir.
Apa suaminya masih belum percaya bahwa dirinya tidak ada hubungan apapun dengan sang kakak ipar?
"Kenapa harus berteriak? Aku benar kan? Kamu nggak akan merespon kayak gitu kalau kamu memang nggak punya hubungan apapun sama dia," balas Jaehyun menyeringai.
"Terserah kamu. Jujur aku capek. Penjelasan apapun yang bakal aku kasih tahu kamu, rasanya juga akan percuma. Nggak akan membantu dan nggak akan buat kamu percaya. Iya kan? Kamu harus tahu ini Mas, kalau memang kamu capek sama aku, bilang. Kamu bisa berhenti karena aku nggak akan memaksa kamu untuk selalu ada bersama aku. Biar aku yang pergi menjauh dari hidup kamu kalau memang kamu yang meminta itu," ucap sang istri pelan kemudian memunggungi suaminya.
Y/N menahan isakan tangisnya dengan bibir yang sengaja dirinya gigit agar suara isakan itu tidak terdengar oleh Jaehyun. Meskipun berusaha untuk menutupinya, Jaehyun menyadari bahwa istrinya sedang menangis diperjelas dengan tubuh sang istri yang bergetar hebat.
Rasa bersalah itu kembali menyerang, seharusnya Jaehyun tidak bersikap sampai sejauh itu, mengingat istrinya sedang mengandung darah dagingnya.
Jaehyun tidak tahu mengapa bisa Arsean datang ke kehidupan mereka, tentunya sukses membuat Jaehyun uring-uringan karena dirinya takut jika sang istri kembali tertarik pada pria itu. Belum selesai urusannya dengan mantan istrinya itu sekarang justru ada saingan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
FanficWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...