Bab 3

180K 8.4K 30
                                    

Sudah satu jam Gentara menunggu Naya di kamar tapi Naya juga belum masuk sehingga membuat Gentara menjadi kesal dan melangkah ke luar dari kamarnya.

Pemandangan yang menyambut Gentara saat ke luar dari kamar adalah melihat Naya dan Gabriel lagi tertawa senang dengan Naya.

Melihat pemandangan seperti itu membuat Gentara juga ikut tersenyum untuk pertama kalinya Gentara melihat Gabriel tertawaan lepas.

"Hmmm." Ucap Gentara.

Mendengar suara Gentara Naya dan Gabriel refleks duduk dengan rapi.

Melihat hal tersebut Gentara merasa bahwa dia akan menjadi ayah dua anak.

"Gabriel, pergi ke kamar kamu." Perintah Gentara ke Gabriel.

Mendengar perintah Gentara, Gabriel langsung melihat ke arah Naya yang lagi menggelengkan kepalanya ke Gabriel.

"Ke kamar." Perintah Gentara dingin melihat Gabriel yang masih ragu menuju kamarnya.

Naya yang mendengarkan interaksi antara Gentara dan Gabriel menjadi marah. "Kamu ngomong nya tidak usah seperti itu ke Gabriel di itu masih anak kecil." Ucap Naya ke Gentara. "Lagian baru aja keluar dari kamar langsung main perintah aja." Lanjut Naya dengan gumaman yang ternyata masih di dengar Gentara.

"Ngomong apa kamu?" Tanya Gentara ke Naya.

"Punya suami kok galak amat." Ucap Naya reflek sadar akan ucapan Naya langsung menggendong Gabriel menunju kamar Gabriel.

Naya tidak merasa cemas kalau Gentara merasa aneh dengan sikapnya atau beda sikapnya dengan Naya yang dulu, karena di dalam buku diary nya, Naya cuma dua kali Bertemu dengan Gentara.

"Naya." Panggil Gentara dengan suara dingin. "Saya mau ngomong sama kamu." Lanjut Gentara di luar kamar Gabriel.

"Mau ngomong apa?" Sahut Naya masih dari dalam kamar.

"Kamu keluar." Ucap Gentara.

Naya yang takut Gabriel akan bertambah marah menuruti perintah Gentara untuk keluar dari kamar Gabriel.

"Sayang kamu main disini aja ya." Nasehat Naya ke Gabriel yang langsung di anggukannya.

Disini la Naya dengan Gentara duduk di ruang tamu apartemen nya.

Gentara memperhatikan Naya sebentar sebelum berbicara. "Naya, saya mintak maaf sama kamu karena tidak pernah mengasih tahu sama kamu kalau saya mempunyai anak."

Naya menjawab Gentara dengan santai. "Tidak masalah saya juga suka dengan Gabriel."

Mendengar balasan dari Naya Gentara menjadi tertegun. "Saya mendengar dari Fathan kamu meminta cuti hari ini untuk Gabriel." Ucap Gentara.

Naya menatap Gentara memiliki suara yang bagus dan berwajah tampan.

"Iya." Balas Naya.

"Saya akan bekerja lembur di kantor untuk seminggu ke depan dan kemungkinan saya tidak akan pernah pulang dalam seminggu ini, kalau kamu membutuhkan bantuan untuk membersihkan rumah saya akan menyewa pembantu untuk kamu dan kalau kamu ingin berpergian kamu silahkan telpon pak Dono untuk mengantarkan kamu dengan Gabriel" Jelas Gentara.

"Ah." Naya tertegun mendengar ucapan Gentara baru setelah menikah di tinggalkan Gentara untuk keluar dan Gentara yang baru pulang juga harus meninggalkan Naya dan Gabriel untuk di apartemen berdua. "Tidak usah aku bisa membersihkan apartemen ini sendiri, untuk pak Dono mungkin aku dan Gabriel akan membutuhkan nya." Lanjut Naya santai.

Naya senang aja dengan tidak tinggal dengan Gentara karena Naya yakin kalau ada Gentara di apartemen sama dia Naya akan canggung. Naya juga tidak masalah membersihkan apartemen Karena dia juga masih bingung untuk mengrjakan apa di apartemen.

Gentara melirik ka arah Naya. "Saya berharap kamu bisa untuk menjaga Gabriel Karena saya sangat sibuk dan tidak bisa selalu menemani Gabriel." Ucap Gentara. "Dan ini buat kamu, selama kamu memperlakukan Gabriel dengan baik saya tidak peduli dengan apa yang akan kamu lakukan." Lanjut Gabriel memberikan Naya black cards.

"Lo kira gue pengasuh anak Lo apa? Gue ini istri Lo." Balas Naya dalam hati. "Ternyata ini alasan Gentara untuk menikahi Naya." Lanjut Naya dalam hati.

"Gabriel sudah berusia empat tahun dia membutuhkan kasih sayang orang tuanya dan aku hanya ibu tiri Gabriel, Gabriel juga membutuhkan kasih sayang dari ayahnya." Jelas Naya dan melirik ke arah Gentara.

"Saya harap kamu bisa menjaga Gabriel dengan baik." Ucap Gentara mengulangi dan menghiraukan penjelasan Naya.

"Kruuk." Mendengar bunyi tersebut Gentara dan Naya langsung melihat ke arah kamar Gabriel yang ternyata dari tadi Gabriel menguping pembicaraan Gentara dan Gabriel.

"Iyel lapar. " Balas Gabriel mengusap perutnya.

Naya reflek melihat Jam yang sudah jam 2 siang pantas saja Gabriel lapar pikir Naya.

Naya langsung mengambil black cards di atas meja dan mengangguk ke arah Gentara untuk pergi ke dapur.

Naya langsung pergi ke dapur untuk membuat sarapan seperti tadi pagi Gabriel duduk di dekat dapur sambil melihat Naya yang membuat makan siangnya.

Melihat pemandangan seperti itu Gentara merasa kehangatan di hati nya. Hubungan seperti ini yang tidak pernah di bayangkan oleh Gentara. Mempunyai istri yang bisa memasak dan anak patuh.

Gentara merasa senang dengan Naya karena Gabriel sangat susah menyukai orang luar tapi dengan Naya yang baru di temui Gabriel belum sampai satu hari sudah dekat dengan Naya.

"Makanannya sudah siap." Ucap Naya dan meletakkannya di meja makan.

Gentara dan Gabriel tidak malu-malu untuk memakan masakan Naya karena dari tadi mereka berdua sudah lapar melihat Naya yang sedang memasak.

Gentara tertegun setelah mencicipi masakan Naya. Gentara mengira rasa masakan Naya akan seperti masakan rumahan biasa tapi ini lebih enak menurut Gentara dari restoran mewah yang pernah dia makan.

"Kamu sudah biasa untuk memasak di rumah sepupu kamu?." Tanya Gentara santai.

"Hm." Balas Naya santai. Naya yakin kalau Gentara tidak akan pernah bertanya ke sepupu nya. Naya juga tidak tahu apakah Naya sebelumnya juga bisa untuk memasak.

*****

Setelah makan hari Naya jadi bingung harus tidur di mana dan masuk duduk depan meja riasnya.

Naya masih mendengar suara air dari kamar mandi dan setelah beberapa menit terdengar bunyi pintu kamar mandi yang sedang di buka dan Naya reflek mengarah tersebut.

Naya melihat Gentara yang hanya memakai baju mandi memperlihatkan dadanya yang seksi ternyata memang benar ya pikir Naya kalau duda itu menggoda sambil menatap ke arah dada Gentara yang seksi.

"Tidur." Perintah Gentara melihat Naya yang menatap kearahnya dan mengambil baju tidurnya di lemari dan ke kamar mandi untuk menukar baju.

Naya ragu-ragu untuk naik ke tempat tidur, Gentara yang sudah selesai ganti baju melihat Naya ragu-ragu langsung angkat bicara. "Tidur aja saya tidak akan apa-apa in kamu." Ucap Gentara.

Naya langsung aja tidur dan menutup kepalanya dengan selimut tidak lupa meletakkan guling untuk pembatas nya dengan Gentara, melihat hal tersebut Gentara juga naik ketempat tidur.

Naya pikir dia akan susah tidur karena ada cowok yang baru dia kenal tidur di samping nya tapi ternyata masih sama dengan dirinya yang biasa karena kalau Naya sudah di tempat tidur dia akan langsung tertidur apalagi kasurnya juga lembut membuat Naya semakin nyaman.

Di tengah malam Gentara ke bangun karena Naya yang tiba-tiba memeluknya saat tidur dan mencari posisi yang nyaman ke arah Gentara.

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang