"Akhirnya kue siap juga Iyel." Ucap Naya senang.
"Kuenya cantik banget mama, Iyel jada sayang buat makannya." Kata Gabriel sedih sambil melihat kuenya.
"Udah tidak apa-apa sayang" ucap Naya. "Mendingan sekarang Iyel pergi mandi dulu habis itu baru kita makan kue nya berdua aja, papa tidak usah kita kasih." Lanjut Naya sambil melihat sinis ke arah kamar Gentara.
"Kasian papa ma." Gabriel menetap Naya dengan mata memohon.
"Udah Iyel, Papa tetap tidak kita kasih biarin aja dia kelaparan." Ucap Naya sambil menggandeng Gabriel menuju kamar Gabriel.
Gentara yang baru keluar dari kamarnya, mencium aroma kue yang harum, mengikuti bau tersebut, Gentara melihat ada kue di depannya.
Gentara yang melihat kuenya enak apalagi wanginya menggoda tanpa pikir panjang Gentara langsung mencicipi kuenya."Sudah lama sekali tidak pernah merasakan kue seperti ini." Pikir Gentara sambil melihat kue yang tinggal setengah didepannya.
Gentara memang suka makan manis-manis tapi selama ini tidak ada makanan manis yang sesuai dengan selera Gentara.
Mendengar ada telapak kaki semangkin dekat, Gentara baru ingat kalau kue yang habis dia makan adalah buatan Naya dan Gabriel.
Belum sempat Gentara untuk bersembunyi, Gentara udah di hadapkan dengan dua tatapan marah kearahnya.
Gentara yang melihat wajah istri dan anaknya bisa keluar tanduk di kepalanya buru-buru berkata "Saya lagi mengusir tikus yang habis makan kue nya." Elak Gentara sambil melihat kearah meja.
"Gentara....."
"Papa...."
Teriak Naya dan Gabriel barengan.
"Jangan marah nanti ayah belikan yang paling enak." Ucap Gentara yang membuat Naya tambah marah
"Owhhh yang paling enak ya..." kata Naya sambil berjalan kearah Gentara.
"Jangan mendekat." Ucap Gentara yang tidak di hiraukan Naya.
"Papa jahat aku aja belum makan kue buatan mama." Ucap Gabriel sedih. "Mama Ayok kita serang papa." Lanjut Gabriel kearah Gentara yang tidak ada takut nya lagi ke Gentara karena sudah memakan Kue yang dia Masak dengan Naya.
"Oke sayang, kamu ambil peralatan make up mama di dalam kamar."bisik Naya ke Gabriel yang tidak di dengar Gentara.
Setelah mendengar bisikan tadi Gabriel langsung lari ke kamar Naya
"Owh mau beli kue baru, yang lebih enak lagi." Ucap Naya sambil memelintir telinga Gentara.
"Putus telinga saya nanti sama kamu." Ucap Gentara"Lepas Nay, dosa kamu sama saya." Lanjut Gentara dingin.
"Biarin." Ucap Naya sambil menambah kekuatan nya memelintir telinga Gentara.
"Mama ini." Ucap Gabriel sambil memberikan lipstik ke Naya.
"Terimakasih sayang, anak mama memang pintar tahu aja yang mama maksud." Ucap Naya sambil tersenyum miring ke Gentara.
"Iyel, bantu buat pegang papa." Perintah Naya yang langsung di tanggapi Gabriel.
"Mau ngapain kamu." Ucap Gentara pura-pura takut, sebenarnya Gentara bisa aja lepas dari Naya dan Gabriel tapi Gentara menahan nya kalau memang ini salah satu cara mereka bertiga bisa dekat Gentara tidak masalah kalau dia sedikit tersiksa. Gentara tahu selama ini Naya menjaga jarak dari nya dan Gabriel pun juga masih takut dengan dirinya.
"Ahaha, wajah papa seperti badut yang ada di televisi." Ucap Gabriel melihat wajah Gentara yang di tulis dengan lipstik oleh Naya dan di ikuti tawa Naya.
Gentara kembali sadar melihat tawa istri dan anaknya Gentara juga ikut tersenyum yang tidak disadari Naya dan Gabriel. Gentara melepaskan tangan Gabriel dan buruh-buruh mengambil handphonenya di dalam saku.
"Rasain suruh siapa makan kuenya." Ucap Naya. "Untung masih ada yang tinggal." Lanjut Naya melihat kearah kuenya.
"Suruh siapa kamu tidak mau membagikan dengan saya." Kata Gentara sambil mengusap wajahnya. "Apalagi kue nya enak." Lanjut Gentara tidak terima.
"Makannya jadi orang jangan usil." Ujar Naya sambil mengfoto Gentara.
"Krukk." Bunyi perut Gabriel. "Mama Iyel lapar." Ucap Gabriel sambil mengusap perutnya dan melihat kearah kue yang tinggal setengah.
"Ya udah kita makan siang dulu aja ya, nanti baru kita makan kue." Usul Naya sambil mengusap kepala Gabriel.
"Mama, Gabriel pengen makan kuenya aja." Mohon Gabriel
"Ya udah untuk kali ini aja ya." Ucap Naya.
"Ke Gabriel aja baiknya, pada aku kan suaminya." Gumam Gentara yang masih di dengar Naya.
"Apa kata kamu?" Tanya Naya sambil melotot kearah Gentara.
"Hmm" ucap Gentara tanpa membalas Naya sambil pergi ke kamar untuk menghapus lipstik di wajahnya.
"Iyel, mama ambilin dulu kuenya ya." Ucap Naya. "Besok mama buatkan Iyel yang lebih enak dari ini ke sekolah, bagi juga ya sama teman-teman Iyel." Lanjut Naya.
"Siap mama." Balas Gabriel sambil memakan kue nya. "Kue buatan mama enak banget." Lanjut Gabriel memberikan jempol ke Naya.
"Iya dong, mama Iyel gitu Lo." Ucap Naya bangga.
Gentara yang sudah kembali dari membersihkan wajahnya duduk di samping Gabriel. "Bagi papa dong yel." Lanjut Gentara.
"Enak aja, papa kan udah siap makan kue Iyel." Ucap Gabriel menjauhkan kuenya dari Gentara karena takut di ambil Gentara lagi.
Gentara menghiraukan ucap Gabriel dan malah menyuruh Naya"Naya, besok ke kantor buat tin aku kue juga ya nay." Ucap Gentara melihat Naya.
"Enak aja, siapa Lo." Tekan Naya.
"Suami mu." Balas Gentara sambil menatap tajam kearah Naya.
"Iya." Balas Naya pasrah walaupun Naya masih belum menganggap Gentara suaminya tapi secara hukum Gentara sudah menjadi suaminya dan dia masih ingat untuk nurut ke suaminya.
"Kamu harus ingat kalau saya itu suami mu." Lanjut Gentara.
"Oke mas suami." Tekan Naya memutar matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)
FantasiaBagaimana jadinya seorang Naya yang baru lulus wisuda tiba-tiba bangun menjadi istri dari seorang duda yang mempunyai anak dan anaknya itu udah berumur empat tahun. Dan lebih sial lagi selesai pernikahan Naya juga di tinggal kan oleh suami dudanya d...