Bab 13

111K 5.7K 14
                                    

Naya yang sudah biasa bangun pagi dan masih tertidur di pelukan Gentara tidak kaget lagi, walaupun begitu Naya tetap malu dan wajahnya memerah.

"Lepas saya mau siapkan sarapan." Ucap Naya karena Gentara masih memeluknya.

"Hmm" gumam tentara yang menambah kekuatan nya untuk memeluk Naya. "Panggil suami dulu baru aku lepas." Lanjut Gentara yang masih menutup matanya.

"Tidak." Bantah Naya.

Mendengar bantahan Naya Gentara menambah kekuatan nya untuk memeluk Naya.

"Lepas, nanti duluan Gabriel bangunnya." Kata Naya dan berusaha melepaskan tangan Gentara di pinggang nya.

"Suami." Suruh Gentara kekeh

"Ok ok, suami." Panggil Naya lembut.

"Sekali lagi." Tutur Gentara.

"Suami..." panggil Naya.

"Lagi." Suruh Gentara yang senang di panggil suami oleh Naya.

"Gentara." Ucap Naya yang sudah kesal.

Melihat Naya yang sudah marah Gentara tertawa kecil dan melepaskan tangannya dari pinggang Naya.

"Kurang sabar." Ejek Gentara yang dihiraukan Naya.

Naya langsung bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

****

Naya yang sudah selesai mempersiapkan bekal Gentara dan Gabriel kenapa bekal Gentara juga karena Naya tahu pasti Gentara akan ikut protes kalau Naya tidak menyiapkan bekal makan siang untuk dia nanti.

"Mama bekal Iyel sudah siap?." Tanya Gabriel yang sudah sampai di meja makan dengan Gentara dengan perlengkapan mereka masing-masing .

Mendengar pertanyaan Gabriel Naya langsung menjawab. "Sudah Iyel, mama juga udah siapkan dengan kuenya, nanti Iyel harus bagi-bagi dengan teman-teman ya di sekolah." Suruh Naya. "Sekalian punya papa juga mama siapkan." Lanjut Naya karena Naya melihat Gentara juga akan protes.

"Terimakasih mama." Ucap Gabriel.

"Terimakasih." Ucap Gentara

"Oke ayo kita sarapan nanti pada telat." Suruh Naya.

Selesai sarapan Naya yang akan mengantar Gabriel dan siap-siap menelpon pak Dono yang di hentikan Gentara.

"Biar saya yang antar Gabriel." Ucap Gentara ke Naya. "Kamu di rumah aja." Lanjut Gentara yang tidak mau Naya di kecapean.

"Tidak usah nanti kamu telat ke kantor nya." Kata Naya yang menolak tawaran Gentara dengan sopan, Naya takut saat Gabriel nanti ke sekolah dia tidak mau bertemu dengan teman-temannya karena masalah kemaren. "Iyel mau di antar mama atau papa?" Lanjut Naya bertanya ke Gabriel yang melihat Gabriel diam dari tadi.

"Cowok tidak boleh manja." Ucap Gentara ke Gabriel. "Tidak ada yang akan berani mengejek kamu di sekolah." Lanjut Gentara.

"Sama mama aja pa." Balas Gabriel yang menghiraukan ucapan Gentara. "Lagian aku masih kecil, tidak masalah untuk manja." Lanjut Gabriel dan lari ke arah Naya.

"Kamu berangkat aja ke kantor duluan." Ucap Naya.

"Biar saya antar." Ucap Gentara. "Lagian saya juga tidak ada rapat pagi ini." Lanjut Gentara.

"Oke sudah di sepakati." Ucap Naya sambil membantu membawakan tas Gabriel.

Sesampainya di sekolah melihat Gabriel yang sudah masuk ke dalam kelas Naya tidak langsung pulang. "Kamu duluan aja ke kantor." Suruh Naya yang masih mau lihat Gabriel. "Nanti saya pulang naik taxi." Lanjut Naya

"Nay, kamu jangan manjain Gabriel dia sudah berumur empat tahun dia harus bisa mandiri." Kata Gentara yang melihat Naya yang perhatian ke Gabriel.

"Untuk kali ini aja." Ucap Naya.

"Ya udah, kalau ada apa-apa kamu hubungi saya." Kata Gentara.

"Gimana hubungi, nomor telepon kamu aja tida ada sama aku." Ucap Naya protes.

"Kamu simpan nomor telpon kamu disini." Ucap Gentara sambil memberikan nomor telepon nya ke Naya. "Itu nomor saya." Lanjut Gentara.

"Oke." Ucap Naya.

Gentara yang sudah mau pergi melihat Gabriel yang membagikan kue buatan Naya dengan teman-temannya sesuai yang di Suruh Naya, melihat hal tersebut Gentara langsung pergi ke kantor nya.

"Iyel." Panggil Raisa saat melihat Gabriel yang sudah duduk di kursinya. "Kamu bawah bekal apa hari ini?" Lanjut Raisa bertanya dengan penasaran karena kemaren bekal Gabriel disukai Raisa.

Anak-anak di kelas Gabriel sudah melupakan kejadian antara Gabriel dan Raka mereka duduk diam, sedangkan Raka yang menyebabkan masalah kemaren masih duduk diam di kursinya dan sekali-kali melirik kearah Gabriel.

Gabriel yang masih ingat kejadian kemaren masih duduk diam di kursinya takut raisa akan meminta tukar bekalnya.

Raisa yang tidak dapat jawaban dari Gabriel melihat Gabriel mengeluarkan kue dari tasnya "Wahhh, Iyel bawah kue." Teriak Raisa mendengar teriakkan raisa tersebut anak-anak yang ada di kelas Gabriel langsung pergi ke meja Gabriel.

"Ambil aja satu-satu." Ucap Gabriel yang masih ingat dengan ucapan Naya yang menyuruh dia untuk membagikan kue dengan teman-temannya.

"Makasih Iyel." Teriak mereka barengan.

"Kue nya enak." Ucap teman-teman Gabriel serentak.

"Buatan mama Iyel." Ucap Gabriel Banga.

Iyel yang melihat tidak ada Raka ke kursinya pergi berjalan ke meja Raka. "Ini buat kamu." Ucap Raka saat sampai dimeja Raka.

"Makasih Iyel." Balas Raka. "Maafkan Raka Iyel." Lanjut Raka sedih.

"Iya." Ucap Gabriel yang dari kecil tidak belajar untuk dendam. "Ibuk guru kan mengajarkan kita untuk saling memaafkan." Lanjut Gabriel.

"Sekarang kita berteman ya yel." Kata Raka yang di jawab anggukkan oleh Gabriel.

Gabriel dan Raka sama melupakan kejadian kemaren.

Apalagi sebelum Gabriel tidur kemaren Gentara mendatangi Gabriel dan mengajarkan Gabriel untuk menjadi anak yang dewasa.

Naya yang melihat interaksi Gabriel dan Raka ikut senang, walaupun betapa sedihnya Gabriel mendengar ucapan Raka ke Gabriel, Gabriel masih bisa memaafkan Raka dan berteman se akan tidak pernah ada masalah yang terjadi di antara mereka berdua.

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang