Bab 22

87.5K 4.1K 35
                                    

Di panti asuhan Naya dan Gabriel baru sampai sudah melihat banyak anak-anak panti yang bermain di halaman.

Gabriel melihat anak-anak panti merasa Taku dan pergi bersembunyi di belakang Naya.

Naya yang melihat Gabriel takut mencoba memberikan perhatian ke Gabriel. "Iyel, mereka gak jahat, mereka anak-anak yang baik." Ujar Naya. "Jadi Gabriel gak usah takut, ayok pergi bermain sama mereka." Lanjut Naya menyuruh Gabriel untuk gabung sama mereka.

Gabriel yang masih ragu-ragu untuk pergi tetap mengekor di belakang Naya untuk mengikuti.

Salah satu anak panti yang melihat ada Naya dan Gabriel pergi masuk ke panti untuk memberitahu ibu panti kalau ada tamu.

"Ternyata ada tamu." Ucap ibuk panti menyambut Naya setelah di kasih tahu anak panti tadi. "Silahkan duduk." Ajak ibuk panti menyuruh Naya dan Gabriel duduk di teras yang sudah tersedia kursi tamu.

"Iya buk." Ucap Naya menahan air matanya melihat ibuk panti yang udah membesarnya.

Naya dan Gabriel juga menyalami ibuk panti.

"Buk nama aku Naya dan ini anak aku Gabriel." Ujar Naya memperkenalkan dirinya sambil berkaca-kaca.

Ibuk panti mendengar nama Naya juga memperhatikan Naya. "Nama kamu sama dengan anak ibuk." Jelas ibuk panti ke Naya.

Ingin rasanya Naya memberitahu ibuk panti kalau ini memang Naya yang ibuk maksud.

"Sekarang dimana anak ibuk?" Tanya Naya.

"Anak ibuk sudah ada di surga." Beritahu ibuk panti ke Naya tersenyum. "Ternyata memang benar orang baik pasti cepat di ambil." Lanjut ibuk panti menangis.

"Jangan nangis buk, Naya pasti gak mau membuat ibuk sedih." Ujar Naya menghibur ibuk panti.

Naya yang sudah tahu jawaban dari ibuk panti tetap aja sedih ternya memang benar kalau tubuh dia sebelumnya sudah meninggal, kalau memang ada pertukaran jiwa berarti Naya yang asli juga sudah meninggal.

"Iya." Balas ibuk panti. "Anak kamu ganteng Naya." Lanjut ibuk panti melihat ke Gabriel yang dari tadi menyimak ucapan mereka.

"Makasih Nek." Ucap Gabriel mendengar pujian ibuk panti.

"Buk, ini ada kue dan juga ada ini sedikit buat ibuk sama anak-anak panti." Ujar Naya sambil memberikan kue dan juga menyerahkan upload ke ibuk panti yang berisi uang. "Mohon diterima ya buk." Lanjut Naya.

Buk panti juga menerima pemberian Naya mereka sekarang juga lagi kekurangan donatur untuk panti asuhan mereka.

"Kamu memiliki hobi yang sama dengan anak ibuk yang suka membuat kue." Jelas ibuk panti yang dijawab senyuman masa Naya.

Naya tidak berani memberi tahu ke siapapun masalah nya ini takut dia dijadikan bahan penelitian dan juga takut dikira orang gila.

"Nenek, kue buatan mama memang paling enak." Ujar Gabriel yang memuji kue buatan Naya.

"Kalau gitu ayok sama-sama kita coba kue buatan mama kamu." Ajak ibuk panti ke Gabriel yang langsung di tolak Naya karena tidak sanggup untuk lama-lama lagi di panti untuk saat ini.

"Gak usah di rumah juga masih banyak." Tolak Naya halus. "Ini buat ibuk makan sama anak panti aja." Lanjut Naya.

"Iya Nek gak usah ini buat nenek aja sama teman-teman yang lain." Ujar Gabriel.

Gabriel juga paham kalau anak-anak di panti merupakan anak-anak yang tidak memiliki orang tua.

"Terimakasih." Ucap ibuk panti.

"Buk kami pamit pulang dulu." Pamit Naya. "Kami juga akan sering datang ke sini." Lanjut Naya.

"Pintu panti asuhan kami akan selalu terbuka buat kamu dan Gabriel." Balas buk panti yang suka akan Naya dan Gabriel.

Naya dan Gabriel langsung pamit ke ibuk panti, sebelumnya Naya berencana mengajak Gabriel bermain dengan anak panti melihat Gabriel yang masih ragu-ragu Naya mengurungkan niatnya dan langsung mengajak Gabriel pulang.

*****

"Iyel kenapa gak mau main sama teman-teman panti?" Tanya Naya ke Gabriel yang mengigat tingkah Gabriel tadi.

"Iyel gak berani main sama mereka takut pas Iyel gabung mereka gak suka main sama Iyel." Jelas Gabriel.

"Kok gitu, Iyel kan belum coba main sama mereka, mereka teman yang baik Iyel pasti mereka akan suka bermain sama Iyel." Beritahu Naya. "Iyel kan anak yang baik pasti banyak yang suka main sama kamu." Lanjut Naya.

"Iya ma, Kalau kita kesana lagi Iyel juga ikut main sama mereka." Ujar Gabriel.

"Ya udah sekarang Iyel pergi ke kamar dan jangan lupa mandi." Suruh Naya.

"Oke mama." Balas Gabriel. "Nanti kita pakai baju samaan ya ma, papa kan gak ada." Lanjut Gabriel ke Naya.

"Oke sayang, nanti Gabriel tidur nya dengan mama aja." Ucap Naya.

****

Sedangkan di tempat lain Gentara masih sibuk mengurus masalah perusahaan nya sampai tidak sempat mengabari Naya dan Gabriel kalau dia sudah sampai di luar negeri.

"Bos bentar lagi kita akan mengadakan rapat." Beritahu Sean melihat bosnya sibuk.

"Kamu atur persiapan untuk rapat nanti." Perintah Gentara melihat ke Sean.

"Baik bos." Balas Sean.

"Dalam waktu tiga hari semua masalah di kantor cabang harus selesai." Beritahu Gentara.

"Kayaknya harus lebih dari tiga hari bos karena masalah nya lumayan susah ditangani, perusahaan yang mau berkerjasama sama kita menolak untuk bekerjasama." Bantah Sean.

"Bisa." Balas Gentara.

Kalau bosnya udah bilang bisa siap-siap aja para karyawan untuk bekerja lembur demi bos yang pengen cepat ketemu sama istrinya.

Malam harinya dikamar hotel Gentara mengirim pesan ke Naya.

"Kamu sudah tidur?"

Melihat gak ada balasan dari Naya Gentara mematikan lagi telpon nya dan kembali fokus untuk menyelesaikan masalah di perusahaan biar bisa cepat ketemu Naya.

Ternyata begini rasanya menyukai tidak bisa jauh-jauh pikir Gentara.

"Saya tidak akan pernah melepaskan kamu Naya, apapun yang terjadi." Tekat Gentara.

*****

"Ma, papa kapan pulang?" Tanya Gabriel sebelum tidur.

Walaupun Gabriel tidak dekat dengan Gentara tapi masih merindukan Gentara.

"Baru papa satu hari perginya dalam beberapa hari papa pasti pulang." Kasih tahu Naya. "Mendingan sekarang Iyel tidur biar mama bacain cerita." Lanjut Naya sambil mengambil buku cerita Gabriel.

Setelah Gabriel tertidur Naya mengecek handphonenya yang ada notifikasi dari Gentara.

"Belum." Balas Naya.

"Saya sudah sampai dan saya sudah di hotel dan saya akan pulang dalam waktu tiga hari." Balas Gentara cepat yang kebetulan melihat hpnya. "Lanjut tidur aja." Lanjut Gentara menyuruh Naya untuk tidur.

"Oke, selamat malam." Balas Naya dan kembali meletakkan handphone nya

Naya yang menerima pesan dari Gentara juga sedikit merindukan Naya dan kembali melihat Gabriel yang sudah tertidur lelap dan Naya ikut juga tidur di samping nya.

Naya bersyukur bisa di temukan dengan Gabriel dan Gentara.

Naya juga bertekad akan belajar untuk mulai menerima Gentara sebagai suaminya.

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang