Bab 16

109K 4.9K 26
                                    

Informasi untuk kata "Tidak" diganti "gak"
***

Malam hari nya Naya yang akan pergi menyusul Gentara ke kamar setelah bermain dengan Gabriel yang di hentikan Gabriel.

"Mama." Panggil Gabriel.

"Kenapa sayang?" Tanya Naya dan berjongkok di depan Gabriel untuk menyamakan tinggi nya dengan Gabriel.

"Besok Iyel gak ke sekolah ma" beritahu Gabriel. "Mama kan janji ajak Iyel pergi bermain ke kebun binatang." Lanjut Gabriel senang.

"Wah hebat anak mama masih ingat." Puji Naya dan mengusap kepala Gabriel.

Gentara yang sudah terbiasa untuk tidur dengan Naya  pergi keluar kamar mencari Naya yang sudah lama tidak masuk ke kamar.
"Kenapa belum ke kamar?" Tanya Gentara melihat Naya yang berjongkok di depan Gabriel.

Mendengar suara Gentara, Gabriel dan Naya sama melihat ke Gentara.

"Papa, mama besok janji untuk ajak Iyel pergi bermain ke kebun binatang." Beritahu Gabriel ke Gentara yang masih ingat janji Naya.

"Iya mama udah janji sama Iyel." Balas Naya. "Besok, mama akan ajak Iyel ke kebun binatang sesuai janji mama." Lanjut Naya.

"Papa besok juga ikut." Ujar Gentara yang dari tadi memperhatikan interaksi Naya dan Gabriel.

"Tumben gak kerja?" Tanya Naya heran. "Biasakan gak ada libur bagi bos besar Gentara." Lanjut Naya menyindir Gentara.

"Besok juga libur dan semua masalah pekerjaan di perusahaan sudah beres." Balas Gentara. "Lagian saya mau ikut dengan kalian." Lanjut Gentara.

"Yey, besok Iyel pergi main dengan mama dan papa." Teriak Gabriel senang bisa pergi main sama orang tuanya.

Melihat Gabriel senang, Gentara juga ikut senang mereka berdua gak pernah ada waktu untuk pergi bermain, jangankan untuk bermain berinteraksi aja Gentara dengan Gabriel sebelum ada Naya bisa di hitung dengan jari semangkin gak ada waktunya Gentara untuk Gabriel.

"Oke besok kita pergi bermain seharian." Ucap Gentara. "Sekarang kamu pergi tidur ke kamar." Lanjut Gentara memerintah Gabriel.

Mendengar perintah Gentara Gabriel melihat ke Naya yang sudah berdiri di depannya "Mama Iyel tidur sama mama ya." Ujar Gabriel memohon. "Boleh ya ma." Lanjut Gabriel dengan tatapan memohon.

Mendengar ucapan Gabriel Naya langsung melihat kearah Gentara.

"Gak boleh, kamu sudah besar harus tidur sendiri." Balas Gentara ke Gabriel yang udah menatap Gentara dengan marah.

"Papa juga udah dewasa kenapa masih tidur dengan mama?" Tanya Gabriel balik.

"Istri Papa." Balas Gentara ke Gabriel yang membuat Naya tersipu mendengar ucapan Gentara.

"Mama Iyel mau tidur dengan mama, biarkan aja papa tidur sendiri." Ujar Gabriel menghiraukan ucapan Gentara.

Terjadilah tarik menarik antara Gabriel dengan Gentara yang memperebutkan Naya.

Melihat Gabriel dan Gentara seperti ini membuat Naya gak tahan "Stop, kamu seperti anak kecil." Ucap Naya ke Gentara. "Kita tidur bertiga." Lanjut Naya memberikan solusi dan langsung berjalan ke kamar.

Gabriel yang di tinggalkan langsung mengikuti Naya di dari belakang dan gak lupa memelototi Gentara dengan marah. "Hmm".

"Ternyata saingan saya ada, seandainya ada anak saya cewek pasti lucu kayak mamanya." Pikir Gentara yang membuat dia tersenyum sendiri.

"Kamu masuk atau tidur di luar." Ucap Naya yang melihat Gentara yang masih berdiri di luar.

Masuk ke kamar Gentara hanya bisa pasrah melihat anaknya sudah tidur di posisi tengah yang jadi penghalang untuk dia memeluk Naya.

Gentara yang sudah rebahan gak bisa tertidur. "Nay, sudah tidur." Ucap Gentara pelan takut membangunkan Gabriel yang sudah tidur.

"Kenapa?" Tanya Naya yang juga belum bisa tidur.

Mendengar Naya yang juga belum tidur, Gentara langsung memindahkan Gabriel tidur di sebelahnya.

Gabriel yang tertidur gak sadar posisinya sudah di tukar papanya.

"Kamu.." belum sempat Naya melanjutkan ucapan nya Gentara sudah memeluk Naya.

"Saya gak bisa tidur kalau gak di dekat kamu." Beritahu Gentara yang tangannya sudah di pinggang Naya.

"Jadi selama ini kamu yang menjatuhkan bantal?" Naya yang sadar akan perbuatan Gentara.

"Ayok tidur, besok kita pergi bermain." Ucap Gentara yang takut Naya akan banyak tanya sama dia.

Naya yang juga gak mau munafik juga merasa nyaman tidur di pelukan Gentara sudah mulai menutup matanya untuk tidur.

Mendengar nafas teratur disampingnya Gentara melihat wajah Naya yang buat jantung nya berdetak dan diam-diam mencium kening Naya yang tertidur.

Gentara gak sadar kalau Gabriel sudah di samping nya dan memperhatikan kelakuan Gentara.

"Papa." Panggil Gabriel ke bangun karena ada gerakan disampingnya.

Mendengar suara Gabriel, Gentara buru-buru melihat ke Gabriel.

"Tidur." Perintah Gentara.

Gabriel yang mengira dia bermain mimpi tidur di kamar orang tuanya kembali tertidur dan membuat Gentara bernafas lega.

Bangun pagi hari nya seperti biasa Naya selalu bangun pagi hari dan melepaskan tangan Gentara di pinggangnya teringat Gabriel yang juga tidur dengan mereka, Naya melihat ke arah Gabriel yang masih tertidur pulas yang membuat Naya menjadi lega.

"Bangun bentar lagi." Ujar Gentara yang juga bangun.

"Lepas, nanti Gabriel bangun." Ucap Naya karena Gentara masih memeluknya.

"Ya udah, gimana kalau kita pergi lari lagi bertiga." Ajak Gentara yang biasanya lari pagi.

"Oke." Balas Naya. "Saya bangunin Gabriel." Lanjut Naya.

Mereka gak sadar ucapan antara Naya dan Gentara gak ada kecanggungan di antara mereka.

"Sayang bangun, kita pergi lari pagi." Ujar membangun kan Gabriel yang gak ada bantahan dari Gabriel.

Sesuai rencana mereka bertiga pergi lari pagi ketaman dekat rumah nya.

Setelah beberapa menit lari Naya dan Gabriel yang gak biasa lari sudah kelelahan dan duduk di bangku taman.

"Tunggu sini biar saya belikan minuman." Ujar Gentara yang pergi beli minuman.

Tak lama Gentara pergi Naya di datang seorang pemuda.

"Apa boleh saya duduk disini?" Tanya pemudanya tersebut.

"Gak boleh." Balas Gabriel melihat pemudanya tersebut.

"Adeknya lucu." Ucap pemuda tersebut melihat ke Gabriel. "Boleh mintak nomor wa nya nggak kalau username Ig juga boleh." Lanjut pemudanya tersebut yang mengira Gabriel adeknya Naya.

"Dia udah punya suami." Balas Gentara dingin yang udah sampai di depan Naya.

"Maaf bg, saya kira ini adeknya soalnya mbak nya cantik." Ucap pemudanya tersebut terbata-bata karena takut melihat ekspresi Gentara.

"Pergi." Usir Gentara dan juga memberikan minuman yang dia beli ke Naya dan Gabriel.

"Ayok pulang." Beritahu Naya yang gak ambil pusing tertantang pemuda tadi. "Kita siap-siap untuk pergi ke kebun binatang." Lanjut Naya.

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang