Malam harinya sesuai janjinya dengan Gentara dan Gabriel Naya sudah memulai untuk membuat kue kering yang di bawah besok untuk ke kantor dan sekolah oleh Gentara dan Gabriel.
Gentara yang habis keluar dari ruang kerjanya melihat Naya yang sibuk di dapur.
"Butuh bantuan." Ucap Gentara yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Naya yang membuat Naya kaget.
"Kamu bantuin aku buat masukin telur ini kedalam mangkuk." Tunjuk Naya ke mangkuk yang berisi bahan-bahan lain di dalam mangkuk. "Terus langsung aja kamu hidupkan mixernya biar tercampur rata." Lanjut Naya tidak sungkan-sungkan memerintahkan Gentara.
Naya juga mempersiapkan peralatan lain untuk membuat kue kering.
Gentara yang baru pertama kali membuat kue jadi bingung untuk menghidupkan mixer.
Naya yang tidak mendengar ada gerakan di samping nya langsung melihat ke arah Gentara "Apakah bisa?" Tanya Naya melihat Gentara yang kebingungan.
"Saya tidak mengerti." Pasrah Gentara.
"Ya ampun." Kaget Naya melihat cangkang telur juga dimasukin Gentara kedalam adonan.
"Kenapa?" Tanya Gentara kebingungan.
"Mendingan kamu minggir, tidak usah ikut campur." Ucap Naya sambil mengeluarkan cangkang telur nya. "Perhatikan aja sama kamu." Lanjut Naya kesal.
"Kenapa kamu keluarkan, ini kan buat kue nya bisa kriuk." Ucap Gentara heran.
"Mana ada cangkang telur di makan." Kata Naya. "Kalau kamu mau makan ni coba." Lanjut Naya sambil memasukkan cangkang telur ke mulut Gentara.
"Ya udah tidak usah marah." Kata Gentara. "Saya kan tidak tahu." Lanjut nya.
"Makannya jadi orang jangan gila kerja." Balas Naya sinis.
"Kan saya kerja buat kamu sama Gabriel juga." Balas Gentara.
"Hmm, awas saya mau lanjut buat kue nya, ganggu aja." Ucap Naya.
Gentara yang di suruh minggir sama Naya cuma bisa memperhatikan Naya yang sibuk buat kue. Gentara melihat Naya buat kue tanpa sadar tersenyum.
Entah kenapa menjahili Naya dan membuat Naya marah membuat Gentara senang karena Gentara merasa hidupnya bewarna setelah ada Naya dan Gabriel.
"Oke kita tunggu beberapa menit lagi kue nya akan siap." Ucap Naya ke Gentara.
Naya yang merasa canggung dengan Gentara karena tidak tahu topik pembicaraan yang akan dia katakan ke Gentara cuma bisa memperhatikan kue yang dia Masak.
"Semenjak kapan kamu bisa buat kue?" Tanya Gentara ke Naya. "Sepupu kamu tidak mengatakan kamu bisa buat kue." Lanjut Gentara.
"Dari dulu aku bisa buat kue, karena sata aku kuliah aku hobi memasak makannya aku diam-diam belajar uat kue." Ucap Naya mencari alasan. "sepupuku aja yang tidak tahu kerena kalau aku di rumah aku malas buat kue, makannya sepupuku tidak tahu." Lanjut Naya.
"Owh, berarti saya duluan makan masakan kamu dari pada Dava sepupu kamu." Kata Gentara bangga.
"Betul sekali. Hahaha." Ucap Naya yang di akhiri tawa paksa oleh Naya karena takut ketahuan kalau dia bukan Naya yang asli. "Kuenya udah matang." Lanjut Naya takut Gentara banyak tanya lagi sama dia.
Melihat kuenya udah di angkat Naya Gentara mengambil satu dan memakannya. "Kuenya enak kamu memang koki yang luar biasa." Puji Gentara mengajukan jempol nya setelah memakan kue buatan Naya. Gentara yang dari dulu tidak pernah memuji orang lain tiba-tiba memuji Naya kalau sampai bawahan nya tahu di kantor mereka akan kaget melihat Gentara yang memuji orang lain apalagi yang dia puji perempuan makhluk yang paling dihindari Gentara.
"Iya dong chef Naya." Bangga Naya "Tunggu kuenya dingin dulu nanti bantu aku masukin ke dalam toples." Lanjut Naya.
Setelah Naya dan Gentara selesai mengemasi kuenya, Naya langsung pergi ke kamar Gabriel.
"Mau kemana kamu?" Tanya Gentara yang melihat Naya menuju kamar Gabriel. "Selama ada saya kamu tidak boleh tidur sama Gabriel." Lanjut Gentara sambil menarik Naya ke kamar nya.
"Aku belum terbiasa tidur sama kamu." Ucap Naya yang mau melepaskan tangan Gentara karena malu dengan Gentara .
"Biasakan, lagian kita sudah halal, mana ada suami istri tidur terpisah." Ucap Gentara. "Lagian kita juga pernah tidur, saya kan sudah janji sama kamu tidak akan menyentuh kamu kalau kamu belum siap." Lanjut Gentara.
Naya yang jaga-jaga membatasi tempat tidur nya dengan bantal guling dan melihat kearah Gentara yang melihat kelakuannya.
"Tidur, besok kamu harus antar Gabriel ke sekolah, masalah kemaren semuanya sudah saya bereskan." Beritahu Gentara.
"Apa tidak apa-apa kalau Gabriel tetap di sekolah disana?" Tanya Naya ragu melihat bagaimana sedih nya Gabriel kemaren. "Saya takutnya Gabriel trauma kalau masih sekolah disana." Lanjut Naya sedih.
"Tidak akan ada masalah, Gabriel itu laki-laki masih banyak masalah yang akan dihadapi oleh Gabriel kedepannya." Balas Gentara yang mau Gabriel hidup mandiri dari kecil.
"Tapi kan Gabriel masih kecil." Kata Naya yang tidak sanggup melihat cara didikannya Gentara.
"Tidak apa-apa sekarang kamu tidur." Suruh Gentara sambil menyelimuti Naya.
Naya yang sudah kelelahan memejamkan matanya karena dia tahu tidak akan pernah menang melawan Gentara dan percuma aja membantah lagi.
Gentara yang melihat Naya tertidur langsung menyingkirkan bantal guling nya dan langsung membawa Naya ke pelukannya.
Naya yang tidak sadar juga mencari kenyamanan di pelukan Gentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)
FantasyBagaimana jadinya seorang Naya yang baru lulus wisuda tiba-tiba bangun menjadi istri dari seorang duda yang mempunyai anak dan anaknya itu udah berumur empat tahun. Dan lebih sial lagi selesai pernikahan Naya juga di tinggal kan oleh suami dudanya d...