Bab 50

52.9K 2.2K 18
                                    

Keluar dari ruang pekerjaan Gentara terlebih dulu menghampiri Naya dan Gabriel yang sedang nonton di ruang tamu.

Naya yang melihat suasana Gentara dan Dava yang tidak tegang lagi Naya cukup lega.

Gentara langsung duduk di tepi Naya dan memeluk Naya dari samping, Dava yang melihat itu memutar matanya males.

"Hmm." Dehem Dava yang membuat Naya menjadi malu dilihat oleh Dava.

"Mas, awas ada bg Dava dan Gabriel." Ucap Naya dan melepaskan tangan Gentara.

"Biarin." Ucap Gentara menghirup bau Naya yang bisa membuat dia tenang dan mencium wajah Naya.

Dava yang kebetulan duduk disamping Gabriel langsung menutup matanya. "Ingat, masih ada anak dibawah umur disini." Ucap Dava sambil kembali melepaskan tangannya dari mata Gabriel.

Gentara selesai mencium Naya langsung melepaskan pelukannya dari Naya.

"Nay, Kamu mau kan tinggal disini?" Tanya Dava tiba-tiba yang mendapatkan tatapan dingin dari Gentara. "Santai bro, hanya untuk malam ini aja, gue udah lama gak ketemu sama sepupu gue." Lanjut Dava menjelaskan ke Gentara.

"Kalau gitu gue juga akan tidur disini." Ucap Gentara menatap Dava.

"Iyel juga." Ucap Gabriel yang ikutan dan tidak mau berpisah dari Naya.

"Gue gak izinkan kalau Lo tidur disini karena Lo pasti akan nempel terus sama Naya dan Lo gak akan biarkan gue dekat sama Naya." Ucap Dava yang menolak saran Gentara. "Kalau Iyel mau tetap dengan mama Iyel boleh kok tinggal disini dengan mama ." Lanjut Dava.

"Tapi gue mau tetap disini." Tegas Gentara lembut dan melihat ke Naya.

Dava melihat itu tidak membiarkan Naya untuk berbicara membela Gentara."Jangan pelit cuma satu malam dan mendingan Lo pergi dari rumah gue, Lo kan sibuk kerja urus tu perusahaan Lo." Ucap Dava kesal yang melihat kelakuan kekanakan Gentara seperti anak kecil yang tidak mau berpisah dengan orang tuanya.

"Gak apa-apa mas, aku sama bg Dava juga udah lama gak bertemu." Ucap Naya membujuk Gentara.

"Tenang, kalau Om Dava bawah mama dan adek kecil kabur lagi tenang ada Iyel disini." Ucap Gabriel dengan berani yang membuat orang dewasa mendengarnya merasa geli.

"Lucunya anak mama." Ucap Naya sambil mencubit pipi Gabriel.

Dava yang melihat interaksi Naya ke Gabriel cukup senang melihat Naya yang sudah dewasa.

Gentara merasa enggan meninggalkan istrinya yang sedang hamil dirumah Dava dan terus menatap Naya. "Aku gak apa-apa mas." Ucap Naya lagi yang melihat ekspresi.

"Kalau ada apa-apa kamu telpon mas dan kalau kamu ingin sesuatu kasih tahu Dava." Ucap Gentara. "Kalau gitu mas mau ke kantor dan Gabriel jaga mama sama adek bayinya ya." Lanjut Gentara dan mencium kening Naya dan mengusap perut Naya yang masih datar.

Setelah Gentara pergi Naya tiba-tiba menangis. "Kamu kenapa?" Tanya Dava cemas melihat Naya yang tiba-tiba menangis.

"Aku mau jajan di kaki lima." Ucap Naya sambil menangis yang ingin makan makanan di kaki lima.

"Gak boleh, Gentara pasti marah sama abg kalau kamu jajan disana." Ucap Dava yang tahu kalau Gentara tidak akan membiarkan Naya makan disana apalagi lagi Naya yang sedang hamil. "Mendingan kita cari makan di restoran atau mau abg belanjakan di mal terserah kamu yang penting gak di jajan makanan di kaki lima kurang higienis." Lanjut Dava.

"Tapi aku mau jajan disana." Ucap Naya kembali menangis.

"Om, turuti aja keinginan mama, papa pasti gak akan masalahin kok lagian waktu itu papa juga pernah ikut makan disana." Jelas Gabriel menatap Dava dengan memohon.

"Iya, lagian kan adek bayinya yang pengen." Ucap Naya sambil mengusap perutnya.

"Jangan bawa-bawa keponakan abg yang gak bersalah." Ucap Dava menatap Naya. "Kalau memang kamu mau makan di sana ayok abg temani." Lanjut Dava pasrah mengajak Naya dan Gabriel untuk mencari pedagang makanan kaki lima.

Sampai disana Dava mencari di google apa aja yang tidak boleh dimakan ibuk hamil takut akan terjadi sesuatu ke kandungan Naya.

Naya melihat itu dengan antusias menyeret Dava dan Gabriel disana mereka seperti keluarga bahagia kalau sampai Gentara melihat ini, pasti Gentara akan cemburu.

"Hati-hati kamu lagi hamil." Peringat Dava yang membuat Naya hanya tersenyum.

****

G

entara yang sampai di perusahaan membuat para karyawannya tidak berani mendekati Gentara, karena saat Gentara masuk kedalam Gentara tetap diam dan menatap dingin ke karyawan yang menyapanya.

"Kayaknya bos gak dalam suasana hati yang baik, pasti bos ada masalah dengan istrinya." Ucap salah satu karyawan yang disetujui karyawan yang lain.

"Padahal gue harus memberikan laporan sekarang ke sekretaris Sean." Ucap salah satu karyawan perempuan sedikit takut kalau laporan banyak perbaikan oleh Gentara.

Semua file yang perlu tanda tangan Gentara harus di serahkan ke Sean karena Gentara memang tidak sembarang orang bisa masuk kedalam ruangan nya.

"Mendingan Lo berdoa aja." Ucap temannya yang kembali bekerja dan begitupun karyawan yang lain.

Hal yang ditakutkan semua karyawan di perusahaan Gentara akhirnya terjadi mereka di ajak lembur oleh Gentara yang membuat karyawan yang lain menghela nafas walaupun gaji lembur yang lumayan besar di tawarkan.

Pulang malam harinya ke rumah orang tuanya semua lampu sudah dimatikan dan Gentara menyalakan lampu handphonenya dan menuju kamarnya.

Melihat kamarnya yang kosong Gentara langsung menuju kamar mandi, keluar dari kamar mandi dengan rambut yang belum kering, Gentara langsung rebahan di kasurnya melihat jam sudah jam 00:05 Gentara yang akan melakukan  video call dengan Naya dia urungkan dan memilih mengirim Naya pesan.

"Mas rindu sayang." Isi pesan Gentara.

Naya yang juga tidak bisa tidur mendengar bunyi handphonenya yang ternyata dari Gentara.

"Aku juga mas." Balas Naya

"Mas VC." Ucap Gentara yang langsung menekan tombol VC.

Saat VC tersambung Naya melihat rambut Gentara yang masih basah. "Mas baru pulang kerja?" Tanya Naya yang sudah tahu kebiasaan Gentara padahal sekarang udah jam 01:30.

"Hmm, kamu gak apa-apa?" Tanya Gentara melihat Naya.

"Gak apa-apa mas, bg Dava orangnya baik di mau ajak ikuti keinginan aku gak jauh beda sama bg Alvin." Jelas Naya senang memiliki abg baru.

"Kamu jangan terlalu dekat dengan Dava, mas cemburu." Ucap Gentara.

Naya yang mendengar itu tertawa. "Mas, semuanya tentang aku milik kamu dan sekarang aku hamil anak kamu, masih aja cemburu." Tawa Naya melihat Gentara yang begitu posesif.

"Biarin aja mas gak rela kamu dekat-dekat sama cowok lain selain mas." Balas Gentara.

"Iya." Ucap Naya. "Lagian bg Dava juga gak lama disini, seminggu lagi dia juga kembali ke luar negeri." Lanjut Naya.

"Baguslah." Balas Gentara senang. "Gabriel Uda tidur?" Lanjut Gentara bertanya.

"Udah, ini dia di samping aku." Ucap Naya mengarahkan kameranya ke Gabriel.

"Sampai jumpa besok." Ucap Gentara. "Mendingan kamu tidur, mas akan ceritakan sesuatu ke kamu supaya kamu tidur dan gak baik juga buat ibu hamil untuk tidur malam." Ucap Gentara yang teringat buku yang dia baca dan Gentara juga melihat wajah Naya yang ingin tidur.

"Mas juga cepat tidur, keringkan dulu rambutnya supaya gak masuk angin." Jelas Naya sebelum tidur di sebelah Gabriel.

Gentara melihat Naya yang sedang tidur mencium layar handphonenya dan menutup panggilan.

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang