Gabriel yang sudah pulang sekolah tidak di jemput Naya dan Mala di jemput pak Dono mala menjadi kecewa dan ingin menangis tapi karena dia laki-laki Gabriel masih menahannya.
Pak Dono yang melihat Gabriel sedih melihat dari kaca dan menatap Gabriel yang melihat keluar.
"Pak, mama kapan pulang kerjanya?" Tanya Gabriel lesu.
"Habis bapak antar Aden, bapak akan jemput nyonya." Jawab pak Dono.
"Iyel gak suka kalau mama kerja." Ujar Gabriel merasa tidak senang.
"Nyonya kerja kan juga buat aden untuk mencari uang." Ujar pak Dono memberikan pengertian.
"Iyel banyak kok tabungannya kalau mama mencari kerja untuk Iyel uang Iyel juga ada bisa buat mama beli apa aja." Ujar Gabriel menjelaskan.
Tabungan Gabriel memang cukup untuk menghidupi Naya seumur hidup walaupun tidak sebanyak uang Gentara karena dalam tabungan Gabriel ada kartu papa kandungnya di tambah lagi uang yang di kasih orang tua Gentara dan juga Gentara.
"Den kita udah sampai." Ucap pak Dono saat sudah sampai di depan rumah.
Masuk dalam rumah Gabriel yang memang tidak melihat Naya di dalam rumahnya langsung lari ke kamarnya membuat para pelayan yang ada di rumah cemas.
"Den." Panggil mereka sama-sama mengetuk pintu Gabriel yang di kunci.
Sedangkan Gabriel sudah menangis di dalam kamar yang menghiraukan panggilan dari para pelayan.
"Den, makan dulu den." Ucap salah satu pelayan.
Pak Harto yang melihat Gabriel mengunci diri dalam kamarnya dan belum makan pergi menelpon Naya yang tidak di angkat Naya dan pak Harto juga menelpon Gentara yang langsung di angkat oleh Gentara.
"Hmm" degusan Gentara.
"Tuan, tuan kecil mengurung dirinya di dalam kamar sehabis pulang sekolah dan tuan kecil belum makan." Jelas pak Harto merasa cemas.
"Nyonya sudah pulang?" Tanya Gentara.
"Belum tuan saya sudah hubungi nyonya tapi gak di angkat." Balas pak Harto.
"Bentar lagi saya sampai di rumah." Ucap Gentara dan mematikan telponnya.
****
Sampainya di rumah Gentara sudah di tunggu oleh pak Harto di depan pintu. "Tuan kecil ada di dalam kamarnya tuan." Kasih tahu pak Harto sambil membantu membawa tas Gentara untuk mengikuti ke kamar Gabriel.
Sesampainya kamar Gabriel Gentara melihat banyak pelayanan yang sudah berdiri di depan kamar Gabriel.
"Kunci cadangan." Ucap Gentara yang langsung di serahkan pak Harto.
Mereka tidak berani membuka kamar Gabriel karena Gabriel belum terbiasa dengan mereka.
Setelah pintunya terbuka Gentara langsung masuk dan melihat Gabriel yang membenamkan wajahnya di bantal sambil nangis terisak tanpa menukar bajunya.
"Gabriel." Panggil Gentara.
Mendengar suara papanya Gabriel yang sedikit takut melihat ke arah Gentara.
"Tukar baju kamu." Perintah Gentara yang tidak niat menghibur Gabriel.
Gabriel yang mendengar perintah Gentara cuma bisa patuh dan para pelayan yang melihat perlakuan Gentara ke Gabriel cuma bisa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)
FantasyBagaimana jadinya seorang Naya yang baru lulus wisuda tiba-tiba bangun menjadi istri dari seorang duda yang mempunyai anak dan anaknya itu udah berumur empat tahun. Dan lebih sial lagi selesai pernikahan Naya juga di tinggal kan oleh suami dudanya d...