Bab 24

86.5K 3.8K 31
                                    

Jangan lupa follow akun author sebelum lanjut membaca.
*****

Masuk ke kamar Gentara dan Naya langsung rebahan di kasur.
"Kamu gak kangen sama aku Nay?" Tanya Gentara ke Naya.

"Gak." Ucap Naya malu mengakui Kalau dia juga kangen sama Gentara.

Mereka tidak sadar kalau mereka berdua itu sudah saling ketergantungan.

"Aku kangen kamu Nay." Kasih tahu Gentara memeluk Naya dan menghirup bau tubuh Naya membuat Gentara rileks.

"Gentara." Teriak Naya saat Gentara yang terlalu erat memeluk Naya.

"Kok panggil suami dengan sebutan nama." Ujar Gentara yang tidak terima.

"Dari kemaren-kemaren aku manggil kamu dengan nama." Jelas Naya.

"Sekarang kamu gak boleh manggil aku dengan nama lagi." Beritahu Gentara.

"Terus aku panggil kamu dengan sebutan apa?" Tanya Gentara balik. "Mas gitu." Lanjut Naya memanggil Gentara dengan lembut.

"panggil lagi." Perintah Gentara.

"Mas." Ulang Naya.

Mendengar panggilan Naya ke Gentara membuat Gentara tersenyum sendiri.

"Kamu kalau senyum ganteng." Ucap Naya kagum saat melihat senyuman Gentara. "Coba sekali lagi." Lanjut Naya.

Gentara yang mendengarkan itu tambah melebarkan senyumnya.

Naya yang teringat mau bekerja langsung memberitahukan Gentara niatnya itu karena melihat Gentara dalam suasana hati yang baik.

"Owh iya mas." Ucap Naya yang merasa geli sendiri. "Aku mau cari pekerjaan." Lanjut Naya memberitahu Gentara.

"Kok kamu kerja, uang jajan kamu gak cukup?" Tanya Gentara. "Kalau gak cukup bilang aja biar aku transfer ." Lanjut Gentara

"Bukan gak cukup." Belum sempat Naya menjelaskan Gentara sudah beranjak dari kasur untuk mengambil dompetnya yang berisi kartu hitam yang tidak ada batas kalau mau beli apapun.

"Ini buat kamu lagi." Ujar Gentara yang memberikan Naya kartunya.

Naya yang melihat kartu yang diberikan Gentara langsung kaget dan duduk di tempat tidur. "Ini buat aku, kamu yakin, kartu kamu udah tiga Lo sama aku?" Tanya Naya tidak percaya melihat kartu yang di berikan Gentara dia kira cuma di novel aja seperti ini tetapi dunia nyata ada dan dia langsung mengalami sendiri siapa sih yang tidak mau diperlakukan seperti ini rugi kalau tidak di terima pikir Naya yang sifat matre nya keluar.

"Buat kamu." Balas Gentara santai tanpa ada rasa enggan sedikit pun.

"Tapi aku tetap mau kerja mas, kalau kamu dan Gabriel pergi aku sendiri yang di rumah jadi aku bosan." Jelas Naya. "Lagian aku juga mau ilmu yang aku pelajari pas kuliah bisa aku terapkan di lapangan." Lanjut Naya menjelaskan.

"Kamu mau kerja apa?" Tanya Gentara.

"Aku mau jadi penerjemah soalnya aku kemaren aku kuliah ambil jurusan bahasa asing." Jelas Naya.

"Kenapa kamu gak bukak toko roti padahal kue buatan kamu enak dan nanti aku juga akan mencarikan chef yang terbaik buat bantu kamu." Saran Gentara yang merasa berat membiarkan Naya untuk keluar bekerja sebagai penerjemah.

Gentara lebih suka kalau Naya bekerja di tokonya sendiri supaya Naya tidak terlalu terikat dengan pekerjaan kalau memang bisnis Naya tidak baik buat Gentara itu tidak masalah.

"Buat kue hanya hobi bagi aku." Balas Naya. "Mas aku mau jadi penerjemah." Lanjut Naya dengan nada memohon

"Emang kamu udah tahu mau kerja dimana?" Tanya Gentara yang udah mulai luluh.

"Belum." Jawab Naya menggelengkan kepalanya. "Tapi kalau kamu udah izinin aku pasti akan dapat pekerjaan secepatnya." Lanjut Naya senang.

"Ya udah." Balas Gentara.

*****

Keesokan harinya Gentara yang sudah mulai sehat sudah kembali ke kantor walaupun sempat dilarang Naya.


Masuk ke kantor para karyawan yang ada di kantor langsung menunduk hormat ke Gentara mereka tidak ada yang berani melihat Gentara terang-terangan.

"Selamat pagi pak." Ucap mereka saat melihat Gentara yang melewati mereka dengan sedikit senyuman sehingga mereka berani untuk menyapa Gentara.

Walaupun tidak dibalas Gentara mereka yang dapat melihat Gentara senyum aja sudah senang.

"Lihat bos dalam suasana hati yang baik." Beritahu karyawan A yang memulai bergosip.

"Saya dengar-dengar saat perjalanan bisnis kemaren bos lebih cepat menyelesaikan masalah perusahaan dari pada biasanya." Ujar karyawan B. "Kemaren juga bos gak datang, pasti terjadi sesuatu dengan dia dan istrinya yang membuat bos yang gak pernah tersenyum mala tersenyum." Lanjutnya.

"Mempunyai istri membuat semua orang berubah gak terkecuali bos kita yang hanya ada pekerjaan di pikirannya." Jelas karyawan C.

Karyawan yang ada di perusahaan Gentara sudah kenal dengan sifat bos-nya gila kerja dan menuntut laporan mereka harus sempurna dalam menyelesaikan laporan sehingga mereka sering kerja lembur di kantor.

"Udah selesai mengatai bos Gentara." Ucap Sean yang tiba-tiba sudah ada di samping mereka bertiga.

"Eh, ada pak Sean." Ucap mereka serempak.

"Kalian di gaji buat bekerja bukan untuk bergosip." Jelas Sean. "Silahkan kalian kembali keruangan masing-masing." Lanjut Sean memerintah.

Gentara yang sudah sampai di ruangannya di datangi sekretaris kecil yang berwajah cantik dengan gaya polosnya masuk kedalam ruangan Gentara membawa kopi dan juga roti yang biasa dimakan Gentara saat sarapan sebelum menikah dengan Naya.

"Siapa yang menyuruh kamu masuk." Ucap Gentara dingin yang membuat sekretaris kecil takut dengan Gentara.

"Maaf pak, saya cuma mau mengantarkan ini keruangan bapak." Jelas sekretaris tersebut sambil meletakkan roti dan juga kopi di atas meja kerja Gentara dengan hati-hati tidak lupa dengan gaya yang menggoda Gentara sayang sekali Gentara tidak melihat ke dia.

"Keluar." Teriak Gentara yang membuat sekretaris itu kaget dan menangis.

"Saya salah apa pak, sehingga bapak meneriaki saya?" Ucap sekretaris nya sedih berharap dapat perhatian dari Gentara tapi malah membuat Gentara jijik dan tidak mau repot-repot lagi bicara dengan dia.

Gentara memang melarang karyawan perempuan masuk kedalam ruangannya karena dia tidak suka bau parfum yang mereka pakai tapi entah kenapa kalau mencium bau Naya membuat Gentara yang tidak suka dekat-dekat dengan perempuan menjadi ingin menempel dengan Naya apalagi saat tidur.
Sekretaris ini memang sekretaris baru tetapi Sean sudah menjelaskan semua peraturan kalau menjadi sekretaris Gentara bagaimana tapi entah kenapa sekretaris yang satu ini tetap nekat untuk masuk keruangan Gentara.

Gentara yang tidak mau repot-repot apalagi melihat ada perempuan di ruangannya langsung menelpon Sean. "Keruangan saya sekarang." Perintah Gentara ke Sean menahan amarahnya.

Melihat Sean yang sudah masuk Gentara langsung menyuruh Sean untuk mengusir sekretaris tersebut dari ruangannya. "Pecat dia." Perintah Gentara yang di setujui Sean. "Sekalian bawah ini keluar saya sudah di buatkan sarapan sama istri saya." Lanjut Gentara tidak lupa pamer.

"Pak jangan pecat saya." Ucap sekretaris tersebut memohon ke Gentara. "Saya bersedia melakukan apa saja buat bapak asalkan saya tetap bisa bekerja disini." Lanjut sekretaris tersebut dengan nada ambigu.

"Seret dia dan pastikan gak ada perubahan yang mau menerima dia." Perintah Gentara yang tidak merasa kasian melihat mantan sekretaris nya yang tidak sampai seminggu di perusahaan Gentara.

Sedangkan Sean yang mendengar ucapan sekretaris tersebut menetap nya dengan jijik.

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang