Bab 15

111K 5.3K 19
                                    

Setelah insiden story wa tadi, Gentara tidak lagi pergi ke kantor dan ikut duduk di samping Naya.

"Kamu tidak ke kantor?" Tanya Naya ke Gentara.

"Tidak." Balas Gentara yang duduk diam di samping Naya.

Naya yang melihat Gentara duduk diam di samping nya tanpa ekspresi jadi bosan dan menghidupkan televisi untuk menonton Drakor.

"Wahh, kenapa tidak cerai aja sih tu cewek, udah jelas suaminya ketahuan selingkuh. Masih aja bertahan." Omel Naya dan mengusap air matanya sedih melihat adegan Drakor yang dia tonton.

Melihat Naya yang menonton Drakor sampai menangis buat Gentara cuma bisa diam dan memberikan tisu ke Naya. "Cuma akting." Ucap Gentara yang bermaksud untuk menghibur Naya.

Bukan malah terhibur Naya malah mengomel Gentara. "Kalau kamu yang selingkuh akan pergi dari sini dan  aku akan..." Ucap Naya dan melihat tajam ke arah Gentara.

Gentara yang tahu maksud Naya jadi bergidik ngeri. "Tidak akan." Ucap Gentara tegas.

"Awas aja kamu." Ujar Naya sambil menunjuk ke arah Gentara.

"Nay, ayok jemput Gabriel ke sekolah." Ajak Gentara mengubah topik pembicaraan.

"Hmm." Balas Naya yang masih fokus untuk nonton.

"Nay." Panggil Gentara yang masih dihiraukan Naya dan tetap fokus nonton.

"Nay.." Panggil Gentara yang tetap di abaikan Naya.

Gentara yang memiliki kesabaran setipis tisu dan tidak ada yang berani mengabaikan nya langsung mematikan televisi.

"Gentara." Teriak Naya kesal padahal adegannya lagi menegangkan.

"Jemput Gabriel." Ucap Gentara yang menghiraukan kekesalan Naya ke Dia.

"Bentar.." Ucap Naya dan mengambil kembali remote televisi dari tangan Gentara untuk melanjutkan tontonan nya Gentara yang melihat hal tersebut langsung menjauh kan tangan nya dari Naya.

"Udah, ayok jemput Gabriel." Ajak Gentara langsung menarik tangan Naya untuk ikut dengannya.

Naya yang tidak siap di tarik Gentara yang mengakibatkan dahi Naya terbentur ke dada Gentara yang keras. "Aduhh." Ucap Naya mengusap dahinya yang sudah memerah.

Gentara melihat dahi Naya yang memerah dan di usap Naya langsung menjauhkan tangan Naya dari dahinya dan meniupnya dengan lembut.

Jarak antara Naya dan Gentara semangkin dekat, Naya yang merasakan sejuk di dahinya langsung melihat ke atas dan melihat Gentara yang serius meniup keningnya dan entah kenapa Naya merasa canggung dan mendorong Gentara untuk menjauh. "Berhenti." Suruh Naya.

"Masih sakit?" Tanya Gentara yang melihat bukan dahinya aja yang memerah tapi pipi Naya juga udah memerah. "Apa kamu demam?" Lanjut Gentara bertanya sambil meletakkan tangganya di dahi Naya yang langsung di tepis Naya.

"Udah kamu jemput Gabriel sendiri aja ke sekolah." Suruh Naya yang tiba-tiba merasa canggung dengan Gentara. "Saya mau masak." Lanjut Naya memberikan alasan.

Setelah di pikir-pikir Naya akibat Gentara cepat pulang dari kantor dan perhatian Gentara ke dia membuat Naya canggung dan tidak berani menatap Gentara.

"Ayok ikut." Tarik Gentara dengan lembut. "Abis jemput Gabriel nanti kita pergi makan kamu tidak usah masak." Lanjut Gentara yang tidak melihat ekspresi Naya.

Naya mendengar ajakan Gentara terpaksa harus ikut dengan Gentara.

*****

Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang